webnovel

Cinta Arrogant Sang Editor

Menjadi editor terbaik di Indonesia ketika usianya dua puluh tahun, membuat Sander Brandt melejit. Muda, kaya dan berkuasa untuk sebuah perusahaan media yang besar. Namun ketika dia berhadapan dengan kenyataan bahwa dirinya ditinggalkan oleh Arinda, cinta yang dianggapnya sejati, hanya karena seorang yang tidak sebanding dengannya. Sander menjadi pribadi yang tidak percaya diri dan penuh luka. Semua itu dia tutupi dengan sikapnya yang arogan dan selalu keras saat berhadapan dengan wanita dan cinta. Sebuah proyek berita dengan nilai besar dan penuh rahasia memaksa Sander keluar dari meja kerjanya dan terjun langsung. Dia menuju ke sebuah desa terpencil untuk mendapatkan berita itu. Tempat itu mempertemukan Sander dengan Wuri. Seorang Bidan yang sedang mengabdikan diri di desa tersebut. Keberhasilan Sander membuat berita itu melejit, malah memberikan masalah pada Wuri dan seluruh penduduk desa. Membuat Wuri terseret ke dalam penjara. Usaha Sander untuk menyelamatkan Wuri justru membuat keduanya jatuh cinta dan mengetahui rahasia kelam masing-masing. Karakter insecure dibalut arogansi yang dipertemukan dengan karakter yang penuh rasa benci dan curiga. Dua orang dari dua profesi dan latar belakang kehidupan yang berbeda untuk jatuh cinta dan melupakan perbedaan. Bisakah dua hati dengan luka masa lalu bersatu dalam cinta? Cinta Arrogant Sang Editor! Silahkan terhubung dengan Author di: FB: Ans Afriana IG: Ans Afriana Tiktok: Ans_Afriana Linkedln: Afriana Setiawan

Ans_Afriana · Perkotaan
Peringkat tidak cukup
404 Chs

119. DAHLIA MENGHILANG

Wuri baru saja terbangun dan keluar kamar. Ketika dia melihat Mak Entin berjalan lalu lalang di sepanjang rumah dan tak tentu arah. Matanya memicing melihat tingkah pembantu itu.

"Mak! Kenapa mondar mandir begitu?" tanya Wuri.

Melihat Wuri, Mak Entin tergopoh mendekati gadis itu.

"Non, aduh! Celaka, saya nggak lihat Bu Dahlia di mana pun. Tadi kan saya datang sudah agak terlambat. Saya lupa nggak kunci pintunya. Ibu sedang duduk di ruang tengah sambil melihat keluar. Terus pas saya ingat, balik lagi mau kunci pintu, Ibu sadah tidak ada."

"Di kamarnya, nggak ada?"

"Tidak ada, Non."

Wuri bergegas menuju ke pintu. Mengambil sebuah payung dan membukanya.

"Saya cari Bu Dahlia dulu. Mak Entin, bilang sama security untuk membantu mencari."

"Tapi Non, hujan deras. Biar security sama Mang Ucup saja yang mencari."

"Semua harus mencari. Makin banyak orang yang mencari akan semakin baik."

Bab Terkunci

Dukung penulis dan penerjemah favorit Anda di webnovel.com