webnovel

Cinta Anak Basket

Ida_vernanda_ · Fantasi
Peringkat tidak cukup
16 Chs

Marahan

"Entah sejak kapan rasa ini hadir, tapi yang pasti, rasa itu mengalir dengan deras, sampai aku merasakan, kalau itu adalah sebuah takdir"

"Leo, Ish! kamu masih marah sama aku?" Kata Safira yang baru saja duduk dibangku restoran, tepatnya disamping leo.

"Hmm"Jawab leo, seadanya. mode ngambeknya mulai on.

"Yaampun kamu tuh kek bocah tau gak, gitu doang ngambek" ketus Safira sambil menatap leo dengan malas.

"Berisik kamu" Balas leo tak kalah ketus, bahkan mukanya kini menjadi datar.

"Oh oky! Kita marahan?" Ujar Safira, ia hendak meninggalkan leo tapi dengan cepat leo menarik tangan Safira. membuat safira tetap diam ditempatnya.

"Kamu mau kemana?" Tanya leo yang tersirat kekhawatiran.

Safira melepaskan cekalan tangan leo dengan kasar, apa-apaan sih leo ini? katanya marah, tapi sekarang masih perduli? maunya apa sih keripik?!.

"Gak usah sok perduli, tadi aja marah marah sama aku, aku mau pergi!" balas Safira dengan nyalang.

Leo pun akhirnya membiarkan saja Safira pergi bergitu saja Safira dengan tidak sengaja, menabrak punggung seseorng.

"Astaga! punggung siapa ini kayak beton!"

BRUK!

"Eh kamu gak punya mata ya?!" Kata seseorng tersebut dengan garang, udah kayak orang pms aja.

Safira mengetahui bahwa orang yang ia tabrak adalah laki laki, terbukti dari suaranya yang rada berat.

"Maaf" Safira masih terduduk lesu di lantai, kakinya sakit, Sepertinya kakinya terkilir.

"Apa?! Maaf?! Enak aja kamu ngomong maaf doang!" Kata laki laki tersebut sambil menunjuk nunjuk Safira.

Safira akhirnya berdiri dengan susah payah, ia bukan wanita lemah. orang ini pengen dicincang hidup hidup atau dipanggang hidup hidup sih?!.

"Heh! Kamu yang nabrak! kamu yang marah samm aku! Gak punya mata kamu! Buta?!" Kata Safira ngegas, kali ini jiwa bar barnya menronta untuk keluar, cih! Enak saja Safira dibentak bentak , memang dia siapa?

Safira sekarng sudah tak memperdulikan beberapa orang yang berlalu lalang di mall melihat ia dengan bisik bisik, toh ini memang bukan sepenuhnya salah dirinya.

"BODO! Aku gak mau minta maaf sama orang lebay kayak kamu!" balas Safira dengan nyalang, habis sudah riwayat lelaki ini kalau tau Safira mulutnya kayak percon.

"Kamu tuh ya!" Geram laki laki tersebut, sudah mengambil ancang ancang menampar safira tapi dengan cepat ada tangan yang memberhentikannya.

"Kamu nampar dia, Sama aja kamu kayak laki laki. diluar sana Banci!"

"Kamu siapa? Hah? Pahlawan kesiangan perempuan ini?" Kata laki laki itu melihat laki yang membela Safira dengan tatapan remeh.

"Mending kamu pergi dari sini, sebelum aku panggil security " Kata Laki laki yang membela Safira kini Safira hanya diam mematung.

"Mending kamu pergi, aku lagi gak mau berantem" kata laki yang menolong Safira

"Bacot! Mending kamu lawan aku anjing" Kata laki laki itu dengan ngegas.

BUGH!

Belum sempat laki laki bingal itu menonjok laki laki yang membela Safira, Ia sudah di tonjok duluan sama laki laki yang membela Safira.

laki laki yang membela Safira berjalan ke arah laki laki bingal itu dan menarik kasar kerah bajunya.

"BERANI KAMU NYAKITIN SAFIRA,SAMA AJA KAMU BERANI HADAPAN AKU. LEO ADI PUTRA"

Ya, yang menolong Safira adalah leo, leo mana mungkin membiarkan perempuan seperti safira pergi sendirian di mall tanpa dirinya, ia takut Safira diapa apain sama orang. dan tepatnya berengsek.

"Kamu ------------ Leo adi putra?" kata laki laki bingal tersebut dengan nada ketakutan.

"Masih berani kamu nunjukin batang hidung kamu, aku jamin kamu mati saat itu juga dan bisnis antara bokap kamu dan bokap aku, aku cabut semuanya!" Ujar Leo, bernapasnya kian memburu.

"Maafin aku leo, maafin aku, aku gak akan deketin Safira lagi, tapi pliss jangan cabut bisnis itu, bagi keluarga aku itu yang sangat penting" Kata lelaki bingal itu memohon kepada leo

"I don't care!" Balas leo, ia melepaskan kerah baju lelaki bingal itu dengan kasar. cih tangan suci tidak boleh kotor karna suatu hal sepele.

***----***

Leo menarik Safira kedalam mobilnya. Safira hanya mengikuti saja kemauan leo, leo kalau udah marah menakutkan, jiwa keberanian Safira meredup seketika.

"Kamu gak apa apa?" Kata Safira dengan nada hati hati, ia sudah duduk dibangku mobil sebelah leo.

"Gak" Kata leo dengan dingin.

"Tap------"

Belum sempat Safira melanjutkan kata katwnya, leo sudah mengelus rambut halus Safira.

"Jangan buat aku khawatir Safira" Ujar leo dengan nada selembut mungkin, itu sukses membuat Safira melting.

"Iya, maaf" Safira menundukkan kepalanya.

"Aku sayang sama kamu Safira, jadi jangan pernah jauh jauh dari aku sayang"

-------++++++±---------++++++-----

So bagaimana kelanjutannya jangan lupa Vote dan comen ya jangan lupa memberi batu terima kasih dan shere kan buku ini biar teman teman kamu bisa membaca. See you good bye 😘😘😘😘