webnovel

Cincin ke - 2

Pernikahan adalah momen sakral dimana dua insan yang saling mencintai mengikrarkan janji untuk sehidup semati bersama. Sementara Cinta adalah anugerah yang bisa datang kapan saja dan kepada siapa saja. Termasuk Jiwo dan Risa. Namun bagaimana jika cinta itu datang setelah pernikahan???? Jiwo dengan segala pemikiranya yang merasa sedikit jenuh menghadapi keadaan rumah tangganya, masuk di kehidupan Risa yang juga merasakan kekosongan di dalam bahtera rumah tangganya. Perkenalan mereka yang semula hanya candaan kini berubah ke arah percintaan yang terlarang. Mereka berdua mampu saling melengkapi dengan apa yang tidak di dapat dari pasangan masing-masing. Hingga mereka sama-sama tak mampu untuk mengakhiri apa yang mereka mulai. Namun semua tidak semudah apa yang mereka pikirkan. Hubungan itu mulai renggang ketika istri Jiwo mulai mengetahui semuanya. Sementara Risa tidak ingin hubungannya berakhir. Akankah Jiwo melanjutkan hubungan terlarangnya dengan Risa perempuan yang dicintainya ?? ataukah ia akan mengakhiri apa yang sudah ia mulai ??

Dwi_Agustya_N · Masa Muda
Peringkat tidak cukup
1 Chs

Pertemuan

Temaram cahaya dilangit senja menampakkan keindahanya. Tak perduli seberapa bising suara kendaraan yang lalu lalang tak ada yang mampu mengganggu lamunanya. Dia adalah Soejiwo, seorang pria dengan tatapan matanya yang tajam, hidung runcing, bibir tipis dan perawakannya yang standar tetapi menarik, sedang menikmati segelas kopi hitam dengan rokok yang asapnya mengepul menemani lamunanya.

"huh, semua persyaratan untuk melamar pekerjaan sudah ada meski belum lengkap besok aku harus segera ke kantor itu, semoga saja diterima" gumamnya.

Sementara bibir tipis nya yang hitam terus menggeluti rokok yang masih tersisa, dia melanjutkan lamunanya. Sesuatu yang terus mengganggu pikirannya. Tentang istri dan anaknya juga tentang sikap mertuanya.

Sudah beberapa pekan ia memutuskan untuk pisah ranjang sementara dengan istrinya hanya karena dia belum bekerja dan belum memiliki penghasilan tetap. Dia terus mengingat bagaimana sikap mertuanya, dan apa saja perkataan mereka yang membuatnya tidak nyaman untuk tinggal satu atap dengan istrinya.

Pernikahanya barulah seumur jagung akan tetapi dia harus sudah merasakan getir pahitnya berumah tangga. Dulu sebelum menikah dia memiliki segalanya apa yang diinginkan orang sebayanya. Dan demi mengejar gadis yang dicintainya ia rela mengorbankan apa yang ia miliki.

***

Kicauan burung membangunkan Risa dari tidur lelapnya, perlahan ia pandangi jam dinding dengan mata sedikit terbuka.

"aduh kesiangan lagi, bakalan telat ngantor nih". Gerutunya sambil terburu-buru bangun dan merapikan tempat tidurnya. Itulah rutinitas Risa, selalu kelelahan dan bangun kesiangan. Ia adalah seorang ibu muda dengan 1 anak yang masih berusia 18 bulan. Sementara suaminya harus bekerja keluar kota. Namun ia adalah perempuan yang selalu bersemangat dalam melakukan pekerjaan nya. Dimana pun ia bekerja selalu mendapatkan kepercayaan penuh dari atansannya. Termasuk di perusahaan A ini.

Empat tahun lamanya ia menjadi staff. Tidak pernah sekalipun ia mengecewakan. Sikapnya yang supel dan juga periang membuatnya memiliki banyak teman. Namun hal tersebut juga menjadi alasan beberapa orang membencinya. Karena kepercayaan yang ia dapatkan dari atasan, dan juga sikapnya yang begitu dekat dengan beberapa karyawan laki laki-laki membuat setiap orang akan salah paham ketika melihatnya.

***

Pagi itu pukul 09.00 Jiwo sudah sampai di depan sebuah perusahaan yang berada di kota T dengan membawa map cokelat yang sudah ia siapkan sehari sebelumnya. Itu adalah perusahaan A tempat Risa bekerja. Sejenak di pandanginya gerbang itu lalu iya masuk ke bagian office.

"maaf mas mau melamar pekerjaan, apakah masih ada lowongan?" tanya Jiwo.

"lya mas langsung masuk saja ke ruang HR ketemu sama adm nya ya" jawab seorang karyawan yang sedang melangsungkan pekerjaannya.

Perlahan Jiwo masuk ke ruangan yang di maksud oleh karyawan tersebut. Ruangannya tidak begitu luas dengan satu sisi nya berupa kaca. Nampak beberapa staff perempuan yang sedang sibuk dengan pekerjaan masing-masing.

"Permisi mbak selamat pagi, saya mau melamar pekerjaan" Ucap Jiwo dengan sedikit gugup sembari menyerahkan map coklat yang ada ditangannya.

" Oh iya mas silahkan, dengan mas siapa ya ?" jawab Risa sambil tersenyum dan menerima map coklat tersebut.

"Saya Jiwo mba"

"Ini map nya saya terima dulu ya mas, ada nomor hp nya kan? nanti kamu dikabarin kalau misal diminta kehadirannya untuk interview" jawab Risa masih dengan senyuman.

"Iya mbak, terimakasih. Kalau begitu saya permisi dulu mbak" jawab Jiwo dengan membalas senyum Risa.

Entah apa yang ada didalam pikiran Jiwo saat itu. Ia terus memikirkan senyuman Risa hingga di perjalanan pulang. Risa, perempuan dengan perawakan semampai, kulit putih, mata sipit, hidung kecil dan senyumnya yang begitu natural.