webnovel

013. Ch 4. Kekuatan Dan Kegelisahan

Para Chronicles datang untuk melihat pertandingan yang sudah tertunda selama 1 bulan, tetapi aku menyadari sesuatu karena Leina ternyata tidak datang.

" Seperti nya Nona Leina memang butuh istirahat semenjak kejadian beberapa hari lalu yang menimpa nya itu "

Aku mengetahui kondisi suasana Chronicles saat ini, tentang Leina yang tidak bisa ikut serta menonton pertandingan.

Disamping itu diriku juga merasa heran, karena bagaimana bisa Weiz menciptakan gedung yang sangat besar di Replika Gurun Kalahari saat ini.

Diriku masih keheranan sebab aku tak tahu kenapa bentuk gedung ini sangat unik, karena struktur nya tidak seperti gedung pada biasa nya. Gedung ini berbentuk seperti lingkaran yang melingkar tetapi juga tidak seperti lingkaran, lalu ada padang rumput ditengah-tengah nya.

" Aku masih tidak tahu, sebenar nya seberapa kuat diri nya ( Weiz ) "

Ucap ku di dalam hati.

" Hei bocah lewat sini " teriak Weiz dari kejauhan dan juga seperti nya dia sedang berdiri di sebuah pintu masuk?, aku masih bertanya-tanya soal itu. Karena terdapat lorong yang cukup besar masuk ke gedung unik tersebut di belakang nya.

Aku pun menghampiri nya dengan segera, lalu aku berniat bertanya kepada nya tentang gedung unik yang dia buat secara instan ini.

" Seperti nya kau masih belum tahu gedung yang seperti ini ya Akagi? "

Dia langsung menjelaskan hal yang ada di pikiranku sebelum aku bertanya kepada nya. " Iya, aku belum tahu soal itu " jawab ku.

" Gedung ini adalah gedung yang dinamai Stadion, biasa nya digunakan untuk olahraga yang bernama Sepak Bola. Tetapi untuk saat ini aku membuat nya untuk pertandingan dirimu dengan Jester, lalu aku juga sengaja meluaskan nya 5x lebih luas dan besar. ".

Aku sedikit kagum mendengar penjelasan nya tentang Stadion ini, karena ini menambah ilmu ku tentang dunia luar. Dan seperti nya aku juga tidak sabar dengan yang disebutkan Nona Leina, kalau tidak salah nama nya adalah " Hamburger ". Nona bilang kalau itu adalah makanan, aku tidak sabar dan juga seperti nya itu terdengar lezat.

" Apa markas asli Chronicles lebih besar dari ini? "

Aku lanjut bertanya.

" Ya, benar. Bahkan jauh lebih besar dari ini, apa kau ingin mengetahui nya Akagi? "

" Aku sangat ingin mengetahui nya "

Jawab ku dengan sedikit bersemangat akan rasa penasaran ku.

" Markas kami adalah Planet Bumi, kami ada dimana-mana meskipun hanya sedikit anggota. Akan tetapi jika kami ingin berkumpul, latihan dan berdikusi, kami para Chronicles akan berkumpul di Replika Gurun Kalahari ini. "

Aku yang tidak tahu harus mengekspresikan rasa kagum ku ini dan berkata tentang hal yang Weiz jelaskan barusan, lalu aku pun langsung pergi dari situ dan masuk ke dalam Stadion.

" Hei, kenapa kau pergi begitu saja?! " Aku menghiraukan teriakan dari Weiz itu dan lanjut berjalan memasuki Stadion yang besar ini.

Saat aku memasuki stadion, aku melihat 3 anggota Chronicles yang sedang berdiri tepat di tengah-tengah padang rumput didalam stadion itu. aku pun berhenti sejenak lalu diikuti dengan Weiz yang masuk setelah diriku beberapa saat lalu.

Dari ke 3 Anggota Chronicles itu salah satu nya ada Enmu, di ikuti dengan 1 wanita disamping kiri nya dan 1 pria di samping kanan ya

" Kau menunggu apalagi?, sudah sebaik nya kita harus segera menyelesaikan pertandingan ini "

Aku hanya merespon dengan sedikit anggukan, lalu Weiz berjalan menuju ke tengah lapangan. Aku pun mengikuti nya dari belakang.

" Kau seperti nya sudah mulai terlihat seperti lelaki setelah 1 bulan ini bocah "

Ucap seorang wanita yang berambut hitam keunguan dengan mata berwarna ungu juga. Sepertinya dia adalah Eyle Velvet.

Aku hanya tersenyum kecil, aku tidak tahu harus merespon apa. Ini terasa sedikit canggung.

" Seperti nya hari dimana kau akan memulai perjalanan mu sebagai Yang Terkuat akan benar-benar dimulai Akagi "

Ucap Enmu sambil menepuk pundak ku dari belakang.

" Ah itu tentu saja, kau juga jangan malas untuk latihan. Atau aku akan melampaui mu dalam sekejap "

Karena dia adalah Enmu jadi aku menjawab nya dengan tidak begitu canggung, sejujur nya aku masih belum benar-benar dekat dengan kelompok ini. Kecuali untuk Weiz mungkin?.

Enmu tertawa kecil mendengar jawaban ku itu, " Hahaha.. akan ku tunggu sampai kau melampaui ku ". Setelah mengucapkan itu dia langsung beranjak pergi ke bagian atas stadion.

Lalu ada 1 pria lagi yang menghampiri ku, dia menggunakan pakaian serba hitam dan juga sarung tangan yang cukup keren. Di ikuti dengan rambut nya yang berwarna putih kebiruan, serta mata nya yang bersinar berwarna biru muda.

" Genggaman mu itu, seperti nya sudah mulai terlihat layak nya genggaman seorang master "

Ucap pria itu sambil sedikit tersenyum, lalu dia juga pergi ke atas stadion. Di ikuti dengan wanita tadi di belakang nya.

Lalu dari pintu masuk stadion pun masuk lah seorang pria yang akan menjadi lawan ku, dia tidak lain lagi adalah Jester Wreifth.

Aku menghampiri Weiz yang beberapa meter yang berada di depan ku.

" Weiz orang yang berbaju serba hitam barusan itu, apakah dia Varon Elvile? "

Weiz yang mendengar panggilan ku langsung membalikan badan nya.

" Memang nya kenapa? apa kau sudah lupa dengan perkenalan nya disaat kau masih baru dulu? "

" Ya, aku memang tidak terlalu memerhatikan ucapan mu saat itu, lalu aku juga sedikit lupa "

" Haha, kau memang selalu mengabaikan apa yang ku ucapkan. Tapi kau benar dia adalah Varon Elvile "

" Kurasa aku harus bertanya tentang bela diri kepada nya, aku bisa merasakan nya kalau dia disini adalah orang yang paling ahli di bidang itu "

" Tepat sekali, kau bisa mempelajari teknik dari nya juga. Akan tetapi ingatlah 1 hal Akagi "

" 1 hal? apa itu? "

Weiz mendekati Akagi dan berbisik

" Dia hanya mendalami Kyoukushin Karate saja, tetapi bela diri yang lain juga dia 1 tingkat di atas kami semua. Jadi jangan sampai kau menjelekkan karate dihadapan nya, atau tubuh mu akan melayang sampai ke angkasa "

Dari ucapan Weiz saja aku sudah tahu kalau Varon seperti nya memang seorang pria yang mungkin mengikuti jalur guru nya, atau mungkin dia memang terobsesi dengan karate.

Lalu aku menoleh ke arah stadion atas bagian kanan, disana sudah berkumpul seluruh anggota Chronicles. Mereka memancarkan aura yang sangat kuat, aku jadi tidak heran lagi kenapa Komunitas Aliran Surga kesusahan melawan kelompok kecil ini.

" Ternyata kau lebih siap dari yang ku duga "

Suara seorang pria dari belakang ku, lalu aku menoleh kebelakang. Ternyata dia Jester, dia terlihat lebih sedikit bersemangat ketimbang saat ber pas-pas an di awal pertemuan tadi.

" Tentu saja, karena ini semua demi mengalahkan mu "

Kami berdua pun masing-masing menjauh hingga jarak sekitar 250 meter, aku tak tahu berapa ukuran pas panjang padang rumput ini. Tapi mungkin panjang nya mencapai 800 meter.

Aku masih saja memikirkan gedung ini yang begitu luas, meskipun Weiz bilang ini adalah tempat untuk sepak bola, akan tetapi aku masih tidak tahu apa itu sepak bola. Apakah itu sebuah pertandingan yang seperti akan kulakukan dengan Jester saat ini?.

Dari kejauhan Jester terlihat mengeluarkan wooden stick milik nya dari ruang dimensi, seperti nya dia tidak akan memandangku sebelah mata lagi seperti disaat awal bertemu. Dan juga aku sedikit melihat perubahan sikap Jester.

Tetapi dari sikap semangat yang dia tunjukkan itu, aku masih merasakan hal yang mengganjal di lubuk hati ku. Karena lubuk hati ku berkata bahwa saat ini Jester seperti memakai berlapis-lapis topeng, tapi bagiku itu percuma. Aku bisa melihat nya meskipun ada ratusan topeng yang melapisi wajah nya, bahwa dia saat ini sedang gelisah dan sedikit kosong.

" Alangkah baik nya untuk segera dimulai! "

Teriak Weiz dari tengah-tengah padang rumput, dia menoleh ke arah ku dan juga Jester.

Aku pun melihat Jester langsung memasuki mode kuda-kuda nya itu, lalu terlintas di benak ku bahwa mungkin dia akan langsung menerjang ku dengan cepat.

Dengan sigap aku pun melakukan kuda-kuda taekwondo, di pertandingan kali ini aku akan berusaha untuk tidak mengeluarkan Soul Blessing milik ku.

" Mulai! "

Weiz mengangkat tangan nya ke atas, lalu dia langsung pergi dari tempat itu dengan sangat cepat.

Aku masih tidak menyangka nya bahwa pertandingan ini memang akan benar-benar dimulai detik ini juga.

Sesuai dugaan ku di awal, Jester langsung menerjang dengan cepat ke arah ku dari depan. Dia berniat akan menusuk perut ku dengan wooden stick nya yang tumpul itu.

Dengan ketangkasan ku saat ini, aku langsung menepis bagian ujung wooden stick Jester dan mengubah arah serangan nya ke atas langit. Seketika angin yang sangat kencang layak nya angin topan terjadi, akan tetapi itu hanya sesaat.

Aku bisa melihat bahwa wajah Jester saat ini memang sangat kosong, ini sedikit aneh karena entah apa yang menganggu diri nya sampai seperti itu. Diri ku pun berpikir bahwa tidak peduli seberapa kuat Jester sekarang, karena jika dia bertarung dengan ku di kondisi nya saat ini, dia benar-benar akan kalah.

Beberapa mili detik sesaat terjangan Jester yang masif dan cepat itu, aku dengan gesit langsung melakukan pukulan satu inci ke ulu hati Jester. Hempasan kuat terjadi yang membuat pijakan kami berdua retak, lalu Jester terpental puluhan meter kebelakang dengan keras.

Dari dalam kepulan debu yang menjulang, Jester langsung menerjang lagi. Terjangan kali ini lebih cepat bahkan aku hampir tidak bisa bereaksi, aku hanya bisa menangkis nya dan tidak bisa menghindari nya. Aku gantian terpental dengan sangat keras, tusukan wooden stick itu bagaikan angin topan sesaat yang begitu dahsyat, dan juga aku terpental lebih jauh ketimbang Jester. Diriku sangat jauh dari titik awal terhantam, sekitar 150 meter.

" Akagi, apa hanya segini kemampuan mu setelah 1 bulan penuh berlatih?! "

Jester dengan raut muka yang kosong itu masih bisa berteriak dan berkata seperti itu, suara nya bergema di seluruh stadion. Setelah mendengar ocehan itu aku pun yakin, bahwa dia masih Jester yang ku kenal. Hanya saja dia sedang gelisah.

Setelah mendengar teriakan itu, tanpa basa-basi aku langsung mengeluarkan kuda-kuda andalan ku. Kuda-kuda tenketsu, dan juga setelah berlatih dengan Weiz meskipun hanya 2 malam itu membuatku sedikit berkembang. Karena jangkauan Expansion milik ku bukan lagi 500 meter, melainkan 1500 meter.

[ Expansion! ]

" Apa ini? kenapa tiba-tiba suasana stadion ini menjadi berat, padahal tidak ada satu orang pun yang mengeluarkan aura nya disini "

Ucap Heian sembari menoleh ke seluruh penjuru arah, untuk mencari tahu dimana titik asal aura yang menyayat itu keluar.

Dia memiliki mata yang di anugerahi oleh Sang Niyama Dhamma, oleh sebab itu Heian mampu melihat hingga 10km jauh nya dengan sangat detail.

" Heian, kau tidak usah menoleh ke seluruh penjuru arah seperti itu. Cukup fokus kan dengan yang ada di bawah itu, anak itu memang benar-benar mengerikan "

Clara menyaut Heian dan memberi tahu nya darimana asal aura itu.

" Sebenar nya apa yang di lakukan oleh dirimu ke anak itu Weiz? "

Saut Eyle setelah beberapa saat Clara berbicara.

" Aku tidak melakukan apapun kepada nya, aku hanya melatih nya dan memberitahu hal-hal dasar kepada nya "

Jawab Weiz dengan menyilangkan kedua tangan nya sambil memejamkan mata nya.

" Mungkin kalian tidak percaya, bahwa salah satu korban dari kekuatan Akagi adalah diriku "

Ucap Enmu sambil bersandar di pilar-pilar stadion.

" Aku mempercayaimu Enmu "

Sambil sedikit mengeratkan gigi Varon menjawab itu dengan tangan nya yang tergenggam begitu erat, dan juga sorot mata yang sangat tajam. Seperti nya dia sangat serius menonton pertandingan ini.

" Itu dia, tunjukkan seluruh kekuatan penuh mu Akagi. Karena itu akan membuatku sangat bersemangat! "

Jester memutar-mutar wooden stick nya dan akan memilih untuk bertahan, karena dia pikir aku akan lengah seperti dulu. Dan di kesempatan itu lah dia akan melakukan serangan balik yang sangat fatal..

" Kau berbohong, karena kau sama sekali tidak akan bersemangat meskipun hanya sedikit. Oleh karena itu aku akan menghajarmu dengan kekuatan penuh ini, dan mencabut rasa gelisah itu dari dalam dirimu! ".

Dengan tatapan dan raut muka yang kosong, Jester mempertajam penglihatan mata nya. Di sisi lain aku juga melapisi 3x lipat Ki di ujung jari.

[ East Divinity : Supernov— ]

Sesaat sebelum Jester mengeluarkan teknik bertahan nya, dalam waktu sepertriliun detik aku langsung bergerak layak nya cahaya ke Jester, dan menggagalkan teknik bertahan nya itu.

[ OUGI!! ]

Aku bisa melihat raut muka Jester yang terkejut, bahkan dia sangat terkejut karena diri ku yang dengan sangat cepat layak nya cahaya langsung berada di hadapan nya. Aku pun menusuk Jester di bagian dada nya dengan Tenketsu Ougi yang kukerahkan dengan kekuatan penuh.

BOOMMMMM!!!!

Dentuman yang sangat keras terjadi, 5km ke arah barat semua nya lulu lantah termasuk bangunan yang bernama stadion ini. Bangunan itu menganga dengan lubang yang sangat besar, dan juga tanah yang rusak dengan dalam 10 meter dan sepanjang 5km.

Kepulan debu menutupi hampir seluruh stadion.

" Apakah dengan ini, rasa gelisah mu itu akan tercabut dari diri mu Jester? "

-Bersambung-