webnovel

Cerita Tentang Kau Dan Aku -KSJ-

SYNOPSIS Aku pikir kebahagiaan kita akan bertahan selamanya sama seperti buku novel yang pernah aku baca, tapi kenyataannya begitu berbeda. Aku kehilanganmu untuk selamanya, menyisakan kenangan manis yang tertinggal disisiku seorang diri. Aku tidak pernah menyesal dengan semua keputusan tentangmu, jatuh cinta pada seorang idola bukan sebuah kesalahan. Aku tidak pernah menyesali apapun yang terjadi. "Percaya padaku semua baik-baik saja, secara aku world wide handsome. Aku akan membuat kita selalu bahagia, cerita tentang kau dan aku harus semulus langit yang ada di atas kita." -Kim Seokjin- "Jatuh cinta denganmu sama seperti jatuh cinta dengan ribuan kerjaan berat yang menimpaku, rasanya sangat melelahkan. Walaupun aku tahu resikonya menjalin hubungan denganmu yang di cintai oleh ratusan juta orang," -Raima-

Autumnsky01 · Masa Muda
Peringkat tidak cukup
21 Chs

Tetangga Baru

Happy Reading semuanya!

Suara ribut dari sebelahnya membuat Raima mengernyitkan alisnya, matanya yang tertutup perlahan terbuka. Raima menatap jam yang masih terpasang sempurna di tangannya, setelah berbincang dengan lelaki yang menjadi tetangga barunya itu dirinya belum ada keinginan untuk mengganti pakaian bahkan aksesoris masih menempel pada tubuhnya. Kalau ibunya tahu mungkin Raima akan kena omel karena kebiasaan buruknya.

Jam baru menunjukkan pukul 5 pagi dan tetangga sebelahnya sudah berisik, entah apa yang mereka lakukan sampai berisik seperti itu. dirinya kembali tidur setelah jam menunjukkan pukul dua malam setelah merasa keduanya berada diambang batas kata lelah. Leganya Raima mempunyai tetangga seperti Jin yang sangat ramah.

Raima membuka pintu kamarnya dan menuruni tangga agar segera sampai ke kursi dan meja yang sudah diatur oleh atasannya itu sembari menenteng buku bahasa Korea miliknya, langkahnya berjalan pelan menuju kursi dan menaruh asal bukunya.

Sepertinya ia akan jatuh tertidur lagi Raima masih benar-benar mengantuk dan tidak ada yang ingin ia lakukan hari ini.

"Kenapa pagi-pagi sudah ribut? Apakah ada yang seru? Mungkin kalau Zainun yang berisik akan aku lempar pakai boneka,"gumam Raima sembari menjatuhkan wajahnya tepat diatas buku bahasa Korea miliknya.

Mata bulat lelaki yang tengah berolahraga itu menangkap gadis dengan kain penutup di kepalanya yang bewarna merah muda, matanya tidak salah lihat dengan pemandangan yang ada di hadapannya itu kan.

Langkahnya menghampiri perempuan yang menarik perhatiannya itu, mulutnya terbuka memperhatikan perempuan yang tengah terlelap itu. Tangannya mengkode untuk memanggil kakak laki-lakinya dengan wajah tampan, idaman semua kaum hawa bernama Kim Taehyung yang sedang fokus memainkan ponselnya dikursi.

"Hyung! Kemarilah ... ada perempuan yang tinggal disamping kita,"Taehyung menaikkan sebelah alisnya bingung.

"Benarkah?" Kepala Jungkook mengangguk membenarkan ucapan lelaki yang kini berjalan menghampiri dirinya.

"Dia pakai kain di kepalanya saat cuaca sedang musim panas seperti ini? Apakah dia tidak merasa kepanasan?"Jungkook mengikuti langkah kaki Taehyung yang berjalan menghampiri gadis yang tengah terlelap itu.

Taehyung tidak menjawab pertanyaan dari adiknya itu,"Hyung! Bagaimana kalau ternyata dia hantu hyung? Aku akan bersiap lari hyung," Taehyung yang mendengar itu menghentikan langkah kakinya dan menatap Jungkook yang hanya menampilkan mata bulatnya yang menggemaskan.

"Tidak ada hantu cantik seperti itu!" sanggah Taehyung

"Tentu saja ada hyung, sekarang hantu sudah mengerti make up dan penampilan menarik agar kita terkecoh. Euhm ... tapi bagaimana kalau ternyata dia adalah penggemar kita yang sedang memata-matai kita? Apakah kita harus pindah lagi?" tanya Jungkook lagi

"Tidak mungkin, kita sudah lama tinggal disini dan semuanya aman."

Lelaki berwajah tampan itu menatap intens gadis yang ada dihadapannya itu, "Dia bernapas," ucap Taehyung sembari menatap Jungkook yang hanya memasang wajah polosnya.

"Yak! Kenapa ekspresimu hanya seperti itu?" tanya Taehyung

"Lalu aku harus memasang wajah seperti apa?" tanya Jungkook

"Kalian sedang apa?" tanya Hoseok sembari menatap kedua adiknya yang tengah berada dipojokkan balkon.

"Hyung kemarilah! Kita mempunyai tetangga baru!" seru Taehyung

Hoseok menaikkan sebelah alisnya bingung, "Tetangga? Aku tidak melihat kalian sedang berbincang dengan tetangga baru, kalian sedang menipuku ya? Kalian kenapa senang sekali menipuku?" Keduanya kompak menggeleng kemudian menggeser tubuh besar mereka yang menampilkan seseorang yang tengah tertidur lelap disana.

"Eoh! Benar… kalian tidak berbohong, akan aku panggilkan yang lain biar mereka tahu dan tidak terjadi salah paham. Aish! aku senang mempunyai tetangga baru untuk berbagi," Taehyung dan Jungkook hanya mengangguk kemudian menatap gadis yang ada di hadapannya itu yang masih terlelap tanpa ada niatan sedikitpun untuk membuka matanya.

Keenam orang yang tengah berada di balkon tempat mereka tinggal tampak menatap gadis yang tengah terlelap tanpa ada niatan untuk berbalik menghadap mereka,"Taehyung-ah apakah kau yakin dia manusia?" tanya Hoseok

"Aku melihat bahunya terangkat tadi, bukankah sudah jelas kalau dia manusia?" Semua orang terdiam setelah mendengar penuturan dari Taehyung barusan.

Jin yang mendengar penuturan dari Taehyung hanya menaikkan sebelah alisnya aneh, haruskah ia mengatakan pada adiknya kalau ia menghabiskan waktu dengan gadis itu semalam.

"Bagaimana jika ternyata dia memang bukan manusia? Bisa saja pas wajahnya menghadap kearah kita, wajahnya langsung berubah jadi Zombie. Aku—"

"Hyung! Sepertinya dia akan membalikkan wajahnya," potong Jungkook heboh membuat keenam orang yang ada dihadapannya itu menatap was-was gadis yang masih memejamkan matanya itu, tampak nyaman sekali.

Iris mata cokelat milik Jin menatap wajah gadis yang tengah terlelap dengan wajah hampir tertutup oleh kain penutup kepalanya yang tertiup angin pagi. Lelaki dengan julukan World wide handsome itu tampak terpukau dengan kecantikan gadis yang ada dihadapannya itu, sepertinya perempuan itu tidak mengganti pakaiannya setelah semalam mereka bersama.

"Hyung kau terpukau ya? Dilihat dari samping saja gadis itu sudah terlihat sangat cantik benar kan?" Sebenarnya Jin ingin sekali mengatakan iya pada adiknya Kim Namjoon, tapi mulutnya terasa kaku untuk mengatakan hal yang seperti itu.

Jin menepuk pundak Namjoon yang ada disebelahnya itu,"Kau mau tahu satu rahasia? Akan aku beri tahu, sebenarnya aku pernah bertemu dengannya," ucap Jin membuat Namjoon menaikkan sebelah alisnya bingung.

"Hyung pernah bertemu dengannya? Dimana?"

"Akan aku ceritakan kalau waktunya sudah tepat," sahut Jin membuat Namjoon hanya menggeleng mendengar penuturan dari kakak tertuanya itu. Kakak tertuanya itu sudah membuatnya bingung.

Jari telunjuk milik Taehyung terulur untuk menyentuh pipi milik gadis yang ada dihadapannya itu, rasanya terasa lembut di jari milik sang empu.

"Hyung! Aku rasa dia benar-benar manusia, pipinya terasa lembut ditanganku." Semua menatap Taehyung yang hanya tersenyum memamerkan box smile miliknya.

Rasanya Jin ingin sekali berteriak kalau perempuan yang ada dihadapan mereka itu benar-benar manusia.

Jungkook tidak mau kalah, jari telunjuk lelaki itu menusuk pelan pipi gadis yang ada dihadapannya itu. Hampir saja mereka terkejut saat melihat gadis yang ada dihadapannya itu perlahan membuka matanya, sepertinya sentuhan jari telunjuk Jungkook tadi membangunkannya.

"Eoh! Hati-hati!" teriak mereka kompak saat melihat gadis yang ada dihadapannya itu jatuh dari kursi saat matanya baru saja menangkap mereka dihadapannya.

Raima terkejut bukan main melihat beberapa lelaki yang ada dihadapannya itu, jadi dirinya benar-benar tidur dan dihadiahi dengan kejutan keenam lelaki yang tinggal di seberang rumahnya yang hanya berbatasan dengan taman untuk barbekyu.

"Kau tidak apa-apa?" tanya Hoseok

Mata Raima hanya memperhatikan lelaki yang ada dihadapannya itu, "Are you okay?" tanya Namjoon akhirnya.

"Aaah ... I think no," ucap Raima pelan.

Dirinya jadi malu sendiri jatuh tepat dihadapan orang lain yang tidak ia kenal, haruskah ia mengganti wajahnya sekarang karena malu.

Namjoon tersenyum melihat gadis yang tengah menepuk pelan keningnya itu,"Maaf sudah membuatmu terkejut," Raima berdiri kemudian menggaruk pelan belakang kepalanya yang tertutup hijabnya.

"Tidak masalah, aku hanya sedikit malu dilihat seperti tadi. Apakah kalian sudah berdiri disana lama?" tanya Raima sembari menatap Namjoon yang hanya tersenyum.

"Sekitar dua puluh menit," sahut Namjoon membuat Raima terkejut.

Matanya menata jam tangan yang berada ditangannya, "Astagfirullah ketiduran lagi," gumam Raima sembari menepuk kepalanya pelan.

Keenam orang yang ada dihadapannya itu hanya saling tatap dengan wajah bingung, bertanya-tanya tentang kalimat yang diucapkan oleh tetangganya itu.

"Namjoon-ah dia bicara apa?" tanya Yoongi sembari menatap sang empu yang hanya menggeleng.

"Aaa … seharusnya aku tidak mengatakan itu, ah—iya perkenalkan aku Raima dan baru pindah ke tempat ini kemarin. Senang bertemu dengan kalian, maaf aku tidak menyambut kalian dengan baik. Kalian membuatku terkejut tadi," ucap Raima

"Tidak masalah, seharusnya kita yang meminta maaf karena sudah membuatmu terkejut Raima-ssi." Bibir Raima melengkung membentuk senyuman manis.

"Panggil saja Raim," ucap Raima

Kelima orang yang ada dihadapannya itu hanya saling pandang. Mereka tidak sepenuhnya mengerti dengan penuturan kedua orang yang tengah asyik berbincang itu.

"A-annyeonghaseyo nama saya Raima, panggil saja Raim. Senang bertemu dengan kalian," ucap Raima membuat kelima orang itu tersenyum lebar.

"Perkenalkan aku Kim Taehyung," ucap Taehyung sembari mengulurkan tangannya ke arah Raima

Bibir Raima melengkung membentuk senyuman lebar, tangannya terulur untuk menjabat tangan sang empu. "Bahasa Koreamu cukup bagus, kau harus sering-sering berkomunikasi dengan kami agar bahasa Koreamu semakin bagus." Kepala Raima mengangguk.

"Kau ingat denganku kan?" tanya Jin sembari menarik lembut tangan Raima.

Mata Raima menatap lelaki yang ada dihadapannya itu,"Pertanyaan konyol, tentu saja aku mengingatmu. Kita kan semala—" Jin mengkode untuk perempuan yang ada dihadapannya untuk diam.

"Kau tahu? Dia yang paling tua," timpal Jungkook

"Yak! Apakah kau akan selamanya muda? Menyebalkan sekali anak satu ini!" Raima tersenyum lebar melihat keduanya yang tampak lucu, mereka berdua beradu argument saja terlihat menggemaskan bagi dirinya.

Manik matanya menatap rambut mereka yang terlihat aneh dan berbeda. Mereka kan laki-laki? Kenapa rambutnya bewarna seperti itu? Ada yang bewarna cokelat, hitam, biru, dan warna rambut lainnya bahkan Raima terkejut kalau rambut milik Jin bewarna cokelat terang. Raima benar-benar tidak mengerti dengan konsep mereka yang seperti apa? Raima kira hanya perempuan saja yang suka mewarnai rambut seperti itu ternyata laki-laki juga. Gadis cantik itu masih merasa tabu dengan hal yang seperti ini.

Mungkin kalau di Negaranya mereka akan diejek dengan menggunakan kata ah—entahlah ia tidak yakin mengatakannya. Kenapa dirinya jadi berfikiran jelek seperti ini pada tetangga barunya? Menyebalkan sekali.

"Eoh! Kalau dilihat pasti rambutmu sangat cantik makanya menggunakan itu," ujar lelaki yang terlihat lebih kecil dibandingkan yang lainnya, membuat Raima tersenyum tipis.

Raima lega setidaknya ada yang menghargainya menggunakan hijab seperti ini, ia lega setidaknya ada yang menghargainya dan kagum dengan dirinya yang menggunakan hijab. Tidak seperti bayangannya saat iseng menonton disalah aplikasi tentang sosial experiment tentang islam dan kejadian beberapa hari yang lalu.

"Kau sendirian tinggal disana?" tanya Hoseok

"Nee, aku sendirian. Temanku yang dekat denganku tidak tinggal disini,"

Ponsel milik Raima berdering menampilkan nama ibunya disana, membuat sang empu membungkuk sebentar kearah enam orang yang ada di hadapannya itu. Ibunya menghubunginya pagi-pagi buta seperti ini, ah—dirinya rindu pada ibunya.

Keenam orang yang ada dihadapannya itu hanya menaikkan sebelah alisnya bingung, mereka sama sekali tidak mengerti dengan pembicaraan yang dilakukan oleh gadis itu dengan panggilan telefon di ponselnya.

Mata Raima membulat kemudian membalikkan tubuhnya, dengan cepat gadis cantik itu mengambil bukunya yang berada di meja. Membuat keenam orang yang melihat gadis bernama Raima itu membalikkan badannya hanya menatap bingung sang empu.

"Hyung sedang apa?" tanya Jimin

"Astagfirullah, dosa! Jangan buka baju sembarangan atuh!" teriak Raima sembari berlari masuk kedalam tempat tinggalnya meninggalkan ketujuh orang yang sedang berdiri di balkon hanya menatap bingung tetangga barunya itu.

Mata Raima benar-benar ternodai.

To be continued

Terima kasih sudah membaca

Dilarang memplagiat karya ini.

Salam Leeaa_Kim