webnovel

Bab 5

BIDAN DESA.

Fitri adalah seorang gadis dengan usia 23 tahun, sebenarnya dia asli

bandung, namun kedua orang tuanya di tugaskan bekerja di Malang sebagai pegawai negeri. Fitri memiliki perawakan yang cukup sempurna bagi seorang laki-laki, dengan tinggi 164cm, kulitnya putih, mulus, ramping, rambutnya hitam panjang dan lurus, wajahnya sedikit mirip dengan Syahrini seorang penyanyi. Dia sangat menjaga kecantikan dan kesehatan kulitnya, mungkin karena dia seorang bidan. Saat masih kufitrih, banyak teman-temannya yang iri dengannya,karena kalau jalan-jalan dengannya, setiap laki-laki yang berpapasan dengannya selalu tak berkedip melihat kecantikannya.

Namun hanya Jonny yang dapat menaklukkan hatinya. Jonny adalah pacarnya, bekerja di salah satu perusahaan yang ada di kota Malang. Mereka merencanakan untuk menikah setelah Fitri memberikan keperawanannya kepada jonny, tapi mereka hanya 1 kali melakukannya.

Mereka berjanji tidak akan melakukannya lagi sampai mereka menikah 1 tahun lagi. Hari pertama Fitri di desa itu, cukup jauh perjalanan yang dia tempuh dari kota Malang, angkutan umum pun jarang sekali ada d desa ini, Fitri diantar oleh jonny menuju puskesmas untuk berkenalan dengan pegawai yang lain dan kemudian menuju ke rumah dinasnya yang berada cukup jauh dari

puskesmas. Fitri di temani oleh Yuni dan Desy yang juga seorang bidan PTT. Fitri juga dikenalkan dengan tetangganya Pak Marwan ketua RT di desa itu. Pak Marwan sangat di segani oleh warganya, sebenarnya dia mau di calonkan sebagai kepela desa, tapi dia menolaknya, dengan alasan sudah banyak memiliki urusan, Pak Marwan berusia 54 tahun.

Dia mempunyai 2 orang istri yang keduanya lebih muda kira-kira 10 tahun darinya, maklum Pak Marwan mempunyai banyak lahan perkebunan dan pertanian. Pak Marwan di tugaskan oleh kepala desa untuk membantu Fitri dan temannya yang lain apabila memerlukan bantuan, dengan alasan rumah Pak Marwan lebih dekat dengan rumah dinas mereka. Bersama Yuni dan Desy, Fitri sering bergantian ke rumah-rumah warga untuk membantu ibu-ibu yang mau partus normal ataupun mengobati bayi yang sakit. Untuk bertugas ke desa yang jauh, Pak Marwan lah yg sering mengantarkan Fitri atau temannya yg lain, karena mereka tidak mempunyai motor, tapi dengan senang hatinya pak marwan selalu siap sedia mengantarkan bidan-bidan tersebut. Suatu ketika Fitri bertugas mau ke rumah warga yang hendak partus,karena larut malam, Fitri takut sendirian berangkat.

Teman-temannya pun sudah tidur, beruntung saat Fitri keluar rumah, dia melihat Pak Marwan duduk di teras sambil merokok dan minum kopi, Fitri pun meminta bantuan kepada pak Marwan. Sejak saat itu Fitri dan Pak marwan lebih akrab, Fitri selalu mengandalkan pak marwan untuk menemaninya bertugas, mungkin karena pak marwan memiliki kewibaan dan badan yg kekar sehingga Fitri merasa lebih terlindungi.

Karena seringnya Fitri berboncengan dengan pak marwan dan jalanan yg rusak, Fitri sering berpegangan ke pinggang pak marwan, dan dada Fitri terus menerus bergeskan dengan punggung pak marwan, walaupun Fitri tidak menyadarinya, sebenarnya pak marwan mulai menyukai fitri dan nafsunya semakin menggebu-gebu setiap kali membonceng fitri, selain fitri cantik, pak marwan pun selalu merasakan kekenyalan dada fitri. Namun Fitri mempunyai perasaan yang berbeda,dia hanya menganggap pak marwan adalah sosok yg diseganinya dan selalu di hormatinya.

Saat malam minggu, Fitri baru saja pulang dari tugasnya, setelah selesai mandi dengan handuk putih yang melilit tubuhnya, Fitri mendengar ketukan dari pintu,dengan santai Fitri membuka pintu,ternyata adalah pak marwan.

"Oo..pak Marwan,,silahkan masuk pak..". Setelah masuk pak marwan duduk di kursi.

"Ada apa ya pak?,,"Fitri bertanya sambil menutupi belahan dadanya yg sedikit terbuka.

"Nda' apa-apa,,cuma mau mampir saja,sambil bawakan nasi goreng ini,,kok kelihatn sepi,,?mba dewi sama mba erna kemana,,?". Pak marwan bertanya sambil matanya jelalatan seperti mencari sesuatu.

"Wah bapak kok repot2 begini,makasih ya pak.. mmm,, dewi sama erna pulang ke kota,katanya kangen sama orangtua,,kalau begitu,saya mau ganti baju dulu,bapak mau minum apa?"..kata Fitri sambil berjalan menuju kamarnya yang dekat dengan ruang tamu.

"Begitu ya,tidak usah repot-repot mba,cukup air putih saja,,apa mba Fitri nda' kangen juga sama ibunya,,?" pak marwan berkata sambil menyalakan sebatang rokok sampoerna.

"Sebenarnya kangen sii,,tapi ortu saya lagi ada di Bandung, terpaksa deh saya tinggal sendirian disini,,"

Fitri pun keluar dari kamarnya dengan membawa air aqua gelas dan makanan kecil. Mata pak marwan tercengang saat melihat fitri keluar dengan pakaian serba minimnya,fitri memakai gaun tidur warna putih tanpa lengan dan celana yang pendek sepaha.

Lalu fitri berbincang-bincang dengan pak marwan sambil makan nasi goreng yang di beli pak marwan, tiba-tiba saja hujan dengan lebatnya,fitri pun menutup pintu karena takut dengan kilat-kilat yang menyambar. Karena sudah akrab,mereka berbincang-bincang kesana kemari dari masalah pekerjaan sampai masalah penggenjrotan, bagi Fitri, genjrot adalah hal yang biasa dan pak marwan bukan orang lain baginya. Lalu perlahan-lahan pak marwan pun menggeser duduknya mendekati Fitri, fitri pun membiarkannya,karena dia tidak curiga sama sekali.

"Mba fitri,saya rasa mba sudah cukup umur untuk menikah, apa pacar mba belum merencakannya..?".

"Iya pak,sebenarnya saya sudah kepingin menikah,tapi mas jonny masih terlalu sibuk sama pekerjaannya, mungkin karena dia baru beberapa bulan di terima bekerja di perusahaan..yaa,,saya tunggu saja..".

"Wah,kalau begitu mba sabar saja dulu,,ngomong-ngomong baju tidur mba bagus sekali,boleh saya pegang kainnya,,?barang kali nanti mau belikan istri-istri saya yang kaya gini..".

"Boleh,ini,,"kata fitri sambil memajukan badannya ke hadapan pak marwan. Tapi,bukannya memegang kain baju fitri, pak marwan malah mengelus-mengelus perut fitri dari luar. Sontak Fitri pun terkejut dan sedikit menjauh.

"Yee,,bapak kok elus-elus perut saya,,? Saya kan tidak hamil pak"..

Kemudian pak marwan kembali mendekati fitri,,

"Bapak minta maaf, bapak kira fitri sudah hamil,,hehe" pak marwan tersenyum bercanda sambil memegang tangan fitri.

"Enak aja bapak bilang gitu, saya kan belum menikah,,"

Fitri berkata sambil melepas genggaman tangan pak marwan secara perlahan.

"Jangan begitu,malu saya pak,,masa bapak begitu..?" fitri menambahkan.

"Mba sih terlalu cantik, badan mba membuat saya nafsu, bapak kan jadi gemes sama mba,,mba fitri mirip sama Syahrini,yg d tv-tv itu lo,,". Pak marwan

mulai mengeluarkan rayuan-rayuannya.

"Masa sih pak? Saya rasa, bapak berlebihan deh,,". fitri pun merasa tersanjung karena di puji-puji oleh seseorang yg di hormatinya.

Pak marwan semakin mendekati dan melingkarkan tangannya ke bahu fitri.

"Jangan begini pak, nanti ketahuan istri-istri bapak, lagian saya mengannggap bapak sudah seperti bapak saya sendiri.,,".

"Mba tenang saja,istri saya kalaupun tahu nda' akan berani marah,,bapak sangat menyukai mba fitri lebih dari apapun,,".

Fitri hanya tersenyum sambil memandangi bandar pak marwan.

"Maafkan saya pak,,saya bukan istri bapak,dan saya tidak mau jadi istri bapak,,kan bapak sudah punya 2 istri".

Fitri berkata dengan sopan. Fitri melepaskan tangan marwan dari tubuhnya,Tapi marwan tidak menyerah,dia kemudian meniupkan nafasnya ke tengkuk fitri yg di tumbuhi rambut halus,dan telinga sampai dada fitri. Fitri bergidik merasa geli, lalu marwan membelai-belai rambut fitri yg panjang dengan lembut.

Karena suasana mendukung,hawa dingin karena hujan, dan bubuk perangsang yg di masukkan marwan ke dalam nasi goreng fitri, maka fitri pun terbawa hanyut dalam pelukan pria yg hampir seusia ayahnya itu. Fitri terbawa arus gairah laki-laki itu,badannya panas dingin karena sentuhan-sentuhan marwan.. Dengan fitrirnya tangan marwan, dia memasukkan jari-jarinya ke dalam baju fitri dan meremas-remas bongkahan dada yg tidak terlalu besar namun sangat menggairahkan, dan juga kenyal.

Sementara mulut marwan menempel di bibir fitri yg kemerah-merahan,lidahnya menyusup mencari-cari lidah fitri, cukup lama mereka berciuman dengan penuh nafsu, fitri pun hanya bisa mendesis,,

"Sssshh,,Paak,,". Walaupun hujan deras di luar sana, fitri mengeluarkan keringat, terlihat wajah Fitri memerah menahan nafsu. "Sssshh,,Apa yg mau bapak lakukan ke

saya,,,?

Kenapa badan saya begini pak,,?". Marwan pun tersenyum mendengar perkataan fitri,,menandakan bahwa fitri sudah pasti takluk di pelukannya.

Kemudian marwan menggendong fitri ke kamar, dan membaringkannya di ranjang.

"Apa mba fitri bersedia untuk saya cumbui malam ini,,?" marwan berkata sambil melepas kaosnya dan celana panjangnya.

"Jangan paak,,! saya masih perawan..". Fitri masih sempat berpikir dengan akal sehatnya, dia berbohong kepada marwan agar marwan merasa kasian dan menghentikan kelakuannya.

"Tenang sayang,,saya akan pelan-pelan..". Bukannya kasihan tapi marwan semakin antusias ingin cepat meniduri fitri. Dan fitri semakin tidak berdaya saat marwan mulai menindihnya.

Kembali marwan mengulum bibir fitri yg merekah pasrah. Marwan membuka baju fitri, terpampang lah tubuh bagian atas fitri yg indah. Fitri hanya mendesis dan memejamkan matanya saat celananya di tarik marwan. Fitri terlihat malu karena dia tinggal mengenakan bra dan CD berwarna putih saja. Marwan kemudian bergerak menciumi pipi, leher, telinga, dan dada fitri berulang ulang kali,,fitri tak kuasa di perlakukan seperti itu, kedua tangannya mulai memeluk tubuh marwan.

"Aaahh..Paak, Jangan begini,,Fitri geli.."

Marwan berhenti sebentar untuk melepas kaitan bra fitri,dan saat terlepas, marwan kagum melihat pentil dada fitri yang sudah membesar mencuat ke atas berwarna merah muda,, langsung di hisapnya pentil sebelah kanan, sedangkan pentil yg sebelah kiri di main-mainkan dengan jari marwan. Fitri mengeluh saat marwan menjilat-jilat pentilnya.

"Uuuuh.,,Mmm,,.. Sudah pak, fitri ngga' tahan, Ssshh,,".

Tangan marwan menarik keluar CD fitri yg sudah cukup basah, kembali marwan mengagumi kemolekan tubuh bidan ini, vagin*nya memerah merekah, mungkin karena kulitnya yang puting, di daerah sekitarnya tumbuh bulu-buku halus, tapi tidak lebat. Langsung saja mulutnya menciumi bibir vagin* dengan buasnya,, 'Ssllurp ssllurp,,' terdengar bunyi mulut marwan sedang beradu kenikmatan dengan vagin* fitri,,

"Aahhh,,aahh,, Ssshh,,". Fitri memegangi kepala marwan dengan erat,sedangkan kepalanya sendiri bergerak ke kiri dan ke kanan menahan nafsu.

Dengan jari telunjuknya, marwan mulai mengucek-ngucek fitring vagin* fitri,sontak fitri pun semakin meracau.

"Aaaghh,,apa itu paak yang ada di vagin* Fitria Uuuhh..".

Marwan malah menjawab pertanyaan fitri dengan cara memasukkan lidahnya ke lobang Fitri..

"Uuuu,,,Fitri pengin pipiiis,,Aaaghhh,,". Akhirnya fitri pun mengalami haiper yang cukup deras hanya karena cumbuan marwan di vagin*nya.. Marwan terus menerus mengisap-isap cairan fitri sambil melepas celananya, mencuatlah joni marwan yang sudah tegang.

"Sekarang,tolong isapin joni bapak ya sayang". Fitri terkejut melihat joni marwan yg terlalu besar baginya, karena joninya jonny pacarnya tidak sebesar dan sepanjang itu.

"Kenapa joni bapak besar banget pak?,,saya takut..". Fitri berkata sambil mengocok-ngocik joni marwan, sesekali memasukkannya ke dalam mulutnya dan di isap-isapnya.

"Mba tenang saja, bapak akan memberikan kenikmatan yg

besar juga". Marwan menenangkan Fitri dan merasakan nikmatnya hisapan fitri yang cantik ini.

Puas dengan mulut fitri, marwan pun merubah posisi kembali menindihnya sambil membuka kedua paha fitri.

"Pelan ya pak", fitri khawatir. Sedikit demi sedikit kepala joni marwan memasuki lobang fitri.

"Sshhh,,paak, Aduuh..", fitri merasakan vagin*nya mulai terisi oleh joni marwan.

"Aaaaaghh,,perih paak", Dengan sekali sentakan joni marwan masuk semuanya ke dalam vagin* fitri yang terus berjonnyut. Cukup lama marwan mendiamkan joninya d dalam vagin* fitri, setelah fitri mulai menggefitrit barulah marwan melakukan penetrasi, mengeluar masukkan dan memutar mencari titik kenikmatan fitri.

"Ouh,,Sssh,,Enak sekali joni bapak,, teruus, masukkan lebih dalam, Aahhhhh..". Fitri begitu menikmati genjrotan marwan yg mulanya dia tolak.

"Vagin* kamu juga enak, lebih enak daripada punya istri-istri saya, jarang ada vagin* seperti punya kamu yg bisa menyedot joni bapak terusan begini, Ouhh..".

Marwan kemudian membalik badan fitri agar posisi menungging, kembali di sodok marwan lobang kenikmatan itu dari belakang. Susu fitri menggantung dengan indahnya sambil diremas oleh marwan.

"Vagin* saya rasanya penuh paakk,,Aaaahh,,Aaaaah,,". Tak berapa lama kemudian fitri memuncratkan Cairan maninya saat haipernya yang kedua, menyusul marwan juga tidak dapat menahan kenikmatan karena pijatan vagin* fitri. Banyak sekali cairan kental yang di muntahkan marwan kedalam rahim fitri, rasa hangat yang fitri rasakan. Merekapun roboh, diam tanpa suara sambil berpelukan. Akhirnya marwan dapat menaklukkan dan memuaskan fitri gadis impiannya walaupun dia curiga bahwa fitri tidak perawan lagi. Fitri terus menerus disetubuhi oleh marwan sampai menjelang pagi, 4 ronde percintaan yang mereka lakukan.

Vagin* fitri dipenuhi dan diisi terus menerus oleh marwan. Fitri pun sadar dia akan segera hamil, karena waktu itu adalah masa suburnya. Besok paginya fitri terbangun tanpa sehelai benang pun menutupi tubuhnya, pak marwan sudah tidak ada lagi di sampingnya, mungkin sudah pulang pikirnya. Jam menunjukkan pukul 11 pagi, terdengar ada ketukan pintu, fitri mengira itu adalah pak marwan, ternyata saat dia bukakan pintu, betapa kagetnya fitri yang datang adalah Jonny, pacarnya. Jonny menjemput Fitri untuk pulang ke kota, dan melamar Fitri untuk menjadi istrinya, Fitri pun menerimanya. Akhirnya selang 3 minggu Fitri sudah menikah dengan Jonny tapi Fitri tidak akan bisa melupakan kenangan nikmat yang telah diberikan oleh Pak Marwan.