Bagi para manejer dan staf perusahaan memang tidak perlu penjelasan. Mereka bahkan tidak merasa perlu bertanya. Hanya saja Hanjo merasa terbebani dengan doktrinya sendiri yang selama ini ditekannya pada semua karyawan.
Bagi peserta meeting lainya juga tidak menjadi masalah. Terlambat atau molor adalah hal yang biasa. Mungkin sudah sampai kategori lazim di negeri ini.
Namun bagi Hanjo dua kejadian yang menyebabkan ia terlambat masuk ruang meeting adalah sesuatu yang tidak biasa. Dan itu tergambar terus dalam kepalanya. Kenapa ia jumpa lagi dengan wanita itu? Kenapa ia harus masuk kamar Pak De pula?
Ia bahkan sampai lupa apa yang mesti dibicarakan lagi. "Sampai di mana pembicaraan kita tadi?" tanyanya pada Marjo.
"Soal surat kuasa Pak Bos," jelas Marjo mengingatkan. "Ibu Lucya menilai surat kuasa itu tidak kuat. Tidak bisa dipakai dalam RUPS."
Dukung penulis dan penerjemah favorit Anda di webnovel.com