Sejauh apa pun mata melihat, seindah apa pun pemandangan yang ditangkap, bayangan Mia terus menguasai pikiran Julian. Pria itu sama sekali tidak menikmati perjalanan. Selama ia belum menggenggam tangan sang kekasih, jantungnya akan terus berdegup tak karuan. Ketenangan tidak akan terbit dalam rongga dadanya yang sesak oleh keresahan.
Setibanya di hotel, Julian langsung menghampiri meja resepsionis dengan semangat membara. Namun, alih-alih mengajukan booking, ia malah mempersiapkan ponselnya.
“Selamat pagi,” sapa pria berwajah lusuh dengan kantong mata yang sangat tebal itu. “Maaf sebelumnya. Apakah seorang wanita dengan nama Mia Sanders memesan kamar di hotel ini?”
Dengan senyum ramah yang terancam lepas, gadis di balik meja resepsionis meringis. “Mohon maaf, Tuan. Kami tidak bisa menyerahkan data pengunjung hotel kepada sembarang orang,” tolaknya halus. Tampak jelas bahwa sang resepsionis mencurigai tampang pria yang semrawut itu.
Dukung penulis dan penerjemah favorit Anda di webnovel.com