webnovel

101. Perangkap untuk Sebastian

“Julian benar-benar bodoh,” gumam Sebastian sembari memutar kunci mobil dengan telunjuknya. “Untuk apa dia memikirkan adik haramnya? Seharusnya, dia memanfaatkan kesempatan emas yang sudah berada dalam genggaman. Kenapa malah membuangnya begitu saja?”

Sembari berdecak tak mengerti, pria itu menekan tombol pada kunci. Tanpa terduga, seorang wanita tiba-tiba menabrak bahunya. Kopi yang hendak diminum oleh wanita itu pun tumpah.

“Aduh!” pekik sang wanita karena cairan dingin terasa hingga ke dada.

Hanya dalam sekejap, mata Sebastian terbuka lebar. Tidak ada kain lain di bawah kemeja putih tipis yang sudah berubah transparan. Dua bulatan kecil kini menjadi titik fokusnya.

“Astaga! Saya benar-benar minta maaf, Nona. Saya kurang berhati-hati,” ucap pria itu sambil meraih sapu tangan lalu menyodorkannya kepada sang wanita.

Bab Terkunci

Dukung penulis dan penerjemah favorit Anda di webnovel.com