"Jadi, begitu ya. Sayang sekali kamu menolak tawaranku." Elena berjalan menjauh dari mereka semua dan melanjutkan, "Begini-begini aku bukan orang yang akan melakukan cara-cara buruk untuk memenuhinya tujuanku. Jika itu gagal, aku tidak akan memaksakannya untuk bisa berhasil."
Ucapan dari Elena ini kasih belum membuat Naruto merasa puas. Dia masih bergidik, memperkirakan sesuatu yang berbahaya akan dilakukan oleh Elena, namun dia hanya bisa diam saja dan tidak berani melawan.
Elena kemudian berhenti dan dengan pelan berkata, "By the way, pangeran August, aku ini memiliki kemampuan untuk membaca pikiran, lho. Jadi ketika kamu memikirkan tentang kekaisaran Bluesphere, aku sudah mendapatkan informasi tentangnya. Anda telah masuk ke dalam perangkapku sejak awal kita memulai percakapan ini."
Ucapan pelan Elena itu terdengar sangat tajam bagi mereka semua yang mendengarkan. Tidak ada satupun dari mereka kecuali Naruto yang mengetahui bila Elena memiliki kemampuan untuk membaca pikiran. Membaca pikiran atau Telepati memang bukan sihir ofensif dan tidak menimbulkan kerusakan, tapi tergantung pada cara penggunaannya, Telepati akan menjadi sangat mengerikan, terutama untuk mendapatkan informasi dari lawan bicara. Ini tentunya tidak bisa diremehkan ketika dalam negosiasi seperti tadi.
"Fumu, fumu, jadi seperti itu kondisi kekaisaran saat ini, ya." Elena mengangguk-anggukkan kepalanya terhadap informasi yang baru saja didapatkannya. "Dia sedang dipenuhi oleh iblis manusia dan sudah hancur saat ini. Informasi ini hanya menunjukkan tentang kota terluar Kekaisaran, tapi dapat diperkirakan jika seluruh Kekaisaran telah jatuh di tangan iblis saat ini. Tidak ada kehidupan manusia biasa di sana dan seluruh sudah dikuasai oleh iblis."
Mereka terdiam dan memikirkan kembali informasi yang baru saja dibocorkan Elena. Masing-masing telah mendengar rumor tentang kekuatan iblis manusia atau bahkan melihatnya sendiri secara langsung. Mereka tentunya merasa tertegun ketika mengetahui terdapat sebuah negara yang telah jatuh di tangan iblis.
Saat ini, orang yang bisa mengalahkan iblis manusia jumlahnya masih bisa dihitung pakai satu jari. Mengabaikan rombong Elena, hanya Shin, Merlin, dan Melinda yang memiliki potensi besar untuk bisa mengalahkan iblis. Mungkin Christina dan Siegfried bisa mengalahkan mereka, tapi kemungkinan menang mereka sangat kecil menilik kekuatan sihir iblis yang terlampau besar.
"Kau! Apa yang ingin kau lakukan dengan informasi itu! Aku beritahu, jangan menyebarkannya kare—," ucap marah August ketika dia tahu semua informasi penting ini telah bocor pada satu orang.
"Karena akan menyebabkan keributan di antara warga sipil, terutama yang dekat dengan kekaisaran Bluesphere, 'kan? Tenang saja, aku tidak akan membocorkan informasi ini kepadamu publik." Elena secara spontan membalik tubuhnya pada August sembari memotong kata-katanya.
"Baguslah kalau kamu mengerti. Jadi, apa yang akan kamu lakukan dengan informasi ini? Aku kurang yakin jika ada kerajaan lain yang ingin membeli informasi kabur seperti ini," tanya August.
Informasi yang didapatkan Elena masih belum terlalu jelas. Itu hanya mengatakan tentang kekaisaran Bluesphere yang jatuh di tangan iblis, itu tidak memberitakan berapa banyak jumlah iblis dan seberapa besar kekuatan mereka. Bahkan jika "ya", hanya ada sedikit orang yang dapat mempercayai informasi ini. Bagaimanapun di masa lalu, satu iblis manusia saja hampir menghapus satu kota seorang diri. Jumlah iblis manusia yang memenuhinya satu negara tidak akan dapat dipercayai begitu saja.
"Tidak perlu khawatir, aku akan menggunakan informasi ini untuk kepentingan pribadiku, aku tidak akan melibatkan negara manapun mengenai masalah ini." Elena kemudian memandang Naruto dan memanggilnya. "Naruto!"
"Ada apa, Nee-san?" responnya dengan gelisah tak dapat dilihat pada alisnya yang turun.
Elena membuat senyum kemudian, lalu berkata, "Tolong pelajarilah Sānnin mode dari apa yang telah aku ajarkan padamu sebelumnya. Nee-san-mu ini memiliki urusan di tempat lain, jadi tidak bisa membantumu dalam berlati."
Naruto telah memikirkan apa yang akan Elena lakukan setelah ini. Dengan ceria, dia mengatakan, "Tunggu, Nee-san! Bukankah ini terlalu beresiko untuk menyerang sendirian!" Sambil mengulurkan tangannya pada Elena untuk menghentikannya.
*Whirl!*
Elena membuka portal dan langsung masuk ke dalamnya bersamaan dengan mengucapkan, "Mari kita berjumpa lagi! Aku harap kamu sudah menguasai Sānnin mode saat itu tiba!"
*Slab!*
Portal tersebut kembali tertutup dengan Elena yang telah menghilang dari tempatnya berada.
Suasana menjadi sepi beberapa saat setelah itu. Mereka semua masih memikirkan kembali tentang Elena yang bisa mencuri informasi dengan mudah dan menebak jika Elena akan menyerang kekaisaran Bluesphere seorang diri. Baru kali ini mereka melihat seseorang yang berani menuju ke wilayah musuh seorang diri.
---
Kembali ke masa sekarang, saat ini Naruto dan … lainnya sedang berlatih di tempat latihan manor Claude (kalau disebutkan satu-satu, nanti malah akan membuat ini menjadi semakin lama). Naruto menjadi lebih tenang dengan kata-kata August dan dia juga percaya pada kekuatan Elena walau belum pernah melihat kekuatan penuhnya.
Dalam berlatih di tempat latihan ini, Shin banyak bicara dan berakhir dengan menceritakan bagaimana tentang Elena yang bisa mengalahkannya dalam sepersekian detik. Mendengar itu, mereka semua menjadi penasaran bagaimana adik dari seseorang yang bisa mengalahkan pahlawan yang digadang-gadang sebagai terkuat di kerajaan ini.
"Oh, aku jadi ingin mengetahui kekuatan dari orang yang disebut sebagai ninja ini." Maria tampaknya sedikit memberikan provokasi pada Naruto setelah dia mendengar cerita Shin.
"Tunggu! Maria, bukankah tidak sopan jika meminta sesuatu seperti itu?" Sicily yang merupakan teman dekatnya merasa kaget dengan sikap Maria yang blak-blakan itu.
Setidaknya, dia ingin temannya ini memiliki sikap yang lebih lembut pada orang yang baru saja ditemui. Bukan sesuatu yang bersikap provokatif seperti ini.
"Itu, benar! Jangan meminta secara blak-blakan seperti itu. Berikan dia sedikit waktu untuk melihat bagaimana kita berlatih." Melinda menunjukkan wajah cemberutnya sambil melipat tangannya pada Maria.
"Hehehe, maaf, maaf, aku menjadi penasaran." Maria tertawa dengan canggung. "Lagi pula, aku dengar dia bisa mengalahkan Kak Chris dan Kak Sieg secara bersamaan. Aku menjadi sangat penasaran dengan ini."
"Benar juga, aku juga menjadi penasaran dengan orang yang bisa melawan ksatria pengawal pribadi raja." Thor mengusap dagunya, mencoba membayangkan tentang kemampuan Naruto.
"Te-Teman-teman, mungkin kita sebaiknya tidak mengganggunya, deh. Aku rasa bukan ide yang bagus untuk memaksa seseorang menunjukkan kekuatannya." Shin berusaha menghentikan teman-temannya.
Dia merasa tidak baik mengusik seorang ninja dari pengalamannya bersama Elena. Shin sendiri tahu jika Naruto bukan orang jahat, akan tetapi dia tidak suka memaksa seseorang menunjukkan kekuatannya seenak sendiri, atau karena temannya.
"Tidak apa-apa, aku mau saja menunjukkan kekuatanku." Naruto tersenyum dan melanjutkan, "Tapi sebagai gantinya, bolehkah aku latihan bersama kalian? Aku dan temanku datang ke ibu kota ini rencana awalnya adalah untuk mempelajari sihir enchantment."
"Apakah kamu yakin bisa menunjukkan teknikmu semudah itu? Aku mau saja mengajarimu, tapi apa ini tidak masalah? Aku dengar dari cucu bodohku itu teknik ninja sangat rahasia." Melinda mempertanyakan kembali putusan Naruto.
"Selama bukan teknik rahasia seharusnya tidak masalahkan. Selain itu, …." Naruto tersenyum licik dan mengatakan, "Nee-san tidak ada di sini, dia tidak akan tahu tentang apa yang aku lakukan."