webnovel

Matanya berkaca-kaca Dia sangat kagum pada nya Hingga Mulut nya tidak mampu berkata -kata

Setelah Tiba di Gerbang Universitas Medistra, Cathlin langsung menarik Nafas nya dengan panjang, Dia sedikit keringat dingin melihat betama Megah nya Kampus Warren Tersebut, Dalam hati nya bergumam pasti Biaya Kuliah nya Mahal sekali, Melihat Interior bangunan nya yang permanen Memiliki 5 lantai semi Eropa, Warna Gedung yang terbuat dari Batu Marmer membuat nya kelihatan seperti Sebuah Istana.

"Selamat siang Ibu ada Yang bisa saya bantu?" seorang Lelaki berbadan tinggi besar menghampirinya dengan Sopan.

Sontak membuat Cathlin terbangun Dari Lamunananya.

"Uhmmmm Maaf Pak saya mau mengantar kan Undangan dari Kampus saya, Kira-kira saya bisa Bertemu dengan Siapa ya?" Cathlin sangat gerogi Sambil dengan hati- hati mengeluarkan Undangan Tersebut dari Dalam Tasnya.

"Ohh begitu... Mari ibu saya Antar Kan.."

Satpam tersebut langsung bergegas mengarahkan Cathlin ke Dalam sebuah Ruangan di atas Pintu tertulus Kantor SekJur sesampai di ruangan tersebut, terlihat Seorang Wanita berumur sekitar 35 tahun. Wanita tersebut langsung mempersilahkan nya duduk dengan sangat sopan.

"Maaf menggangu Waktu nya bu, Saya dari Kampus Politeknik Mau mengantar kan Undangan Dalam rangka Natal Jurusan Kami, yang akan diadakan tanggal hari sabtu minggu ini ibu." Cathlin memberikan Undangan tersebut kepada Wanita Itu.

Setelah selesai memberikan Undangan nya, Cathlin Langsung pamit Untuk Pulang.

Sementara Warren sedang berjalan kearah tempat parkir, kemudian Dia melihat Cathlin berjalan keluar dari Gerbang Kampusnya.

dengan cepat menghidup kan motor nya dan langsung menghampiri Cathlin.

"Cath, Kamu sedang apa Disini." Warren tiba -tiba berhenti di sebelah Kanan Cathlin yang sedang berdiri untuk menunggu anggkot.

Cathlin terkejut, seperti baru melihat Setan sampai -sampai kedua bola matanya membesar seperti hendak keluar.

"Ehhhh kamu Ren? bikin aku kaget aja." Sambil memegang Dada nya disebelah kiri dan langsung sedikit menunduk karena Wajah nya yang terlihat memerah.

" Aku kesini mau antar undangan, untuk acara Natal di kampus aku yang belum sempat kamu ambil." Cathlin dengan Gugup sedikit merapikan Rambutnya dengan Spontan."

"Kenapa kamu gak telpon aku saja, dari pada kamu Jauh-jauh datang kesini?" jawab Warren dengan tenang, Mata nya menunjuk Rasa Rindu yang sangat dalam.

"Aku gak Mau repotin kamu Ren, saya pikir Kamu sedang Sibuk belakangan Ini." Cathlin melihat sekilas Mata Warren Kemudian dia Kembali Mengalihkan Pandangan nya ke tempat Lain.

" Maaf Cath,, Memang Akhir-akhir ini aku sedikit sibuk jadi..."

"Tiiidak masalah Ren... Aku mengerti kok" Cathlin memotong pembicaraan Warren dengan Bermaksud Agar Warren Tidak mengungkit lagi masalah itu.

" Baiklah Kalau begitu aku antar kamu pulang ya,?" Warren langsung mengalihkan pembicaraan mereka dan tidak mengungkit lagi kejadian sebelumnya.

"Tapi Ren aku Masih Mau mengantar Beberapa undangan Lagi,," Cathlin menunjukkan sisa undangan yang hendak di antarkannya.

Warren Melihat-lihat undangan tersebut dan seketika mengerutkan Alisnya, Dalam hati nya bertanya Kenapa Cathlin malah mengantar kan ke Kampusnya duluan, sedangkan Undangan Lainnya Bahkan Lebih dekat Ke Kampus nya. Dia memperhatikan Wajah Cathlin yang sedang Melihat ke Arah Lain. Sambil tersenyum, Apa Mungkin Dia Berencana Untuk menemuiku Pagi ini ? sehingga dia bela-belain mengantar kannya sendiri Pikirnya dalam Hati.

"Baik Cath,, aku akan bantu kamu mengantar kan undangan ini, kebetulan aku sudah tidak ada kegiatan lagi sampai sore." Warren menghidupkan Motornya dan Menyuruh Cathlin Menaiki motornya dengan hati-hati.

Setelah 3 jam Berlalu, mereka telah mengantarkan semua undangan nya, Warren mengajak Cathlin ke Taman Buah dekat Kampusnya. Mereka memesan Beberapa Cemilan dan langasung berjalan menghampiri sebuah tempat duduk yang besar terbuat dari ukuran batu alam.

Suasana di tempat itu sangat sejuk banyak pepohonan yang sangat subur, Terlihat beberapa anak Sekolah yang sedang Asyik berpacaran.

" Ren terimakasih ya, akhirnya Semua undangan nya bisa diantar kan ini semua berkat bantuan mu," dengan suara Pelan namun tenang Cathlin berusaha untuk menghangatkan suasana.

"Ya Cath, Aku senang bisa bantu kamu...oia Cath aku hampir lupa, aku mau Tunjukin sesuatu untuk mu aku sudah persiapkan dari lama tetapi belum ada Waktu yang pas ,," sambil sedikit tersenyum, Warren Mengambil Phonsel dan Headset dari Dalam Tasnya. Setelah memutar sebuah Rekaman Video Dan memberikan nya kepada Cathlin sambil memangsangkan headset ketelinga nya dan satu lagi ke telinga Cathlin,

Sesaat Terdengar Sebuah Lagu dengan diiringi oleh Gitar Akustik.

" Gadis.... mata mu Indah bagai rembulan"

Sungguh cantik seperti bidadari, Aku tidak tau

Harus Bagaimana sekarang... saat pertama melihat mu Pikiran ku tak bisa Berpaling dari Wajah Cantik mu....

Gadis... Kau seperti Cahaya Terang Di malam hari, Menerangi Kegelapan didalam Hati ini, Sekarang aku tak mampu berpaling lagi, Bidadari Ku Hadirlah selalu dalam Mimpi Panjang ku...

Gadis....bagaimana kah kini ku hidup tanpa dirimu?, Aku sangat Lemah tanpa mu...

rasa ini tak mampu ku bendung lagi, Gadis ..gadis...dengarkan Isi hati ku...

AKU SAYANG PADAMU....AKU CINTA PADAMU...AKU SAYANG PADAMU.."

Cathlin benar -benar menghayati lirik lagu yang diciptakan Warren kepadanya. Wajah nya semakin memerah tak bisa di tutup olehnya.

Matanya berkaca-kaca Dia sangat kagum pada nya Hingga Mulut nya tidak mampu berkata -kata. Jantungnya berdegup kencang seperti Mau Pecah. disisi Lain Warren memegang Tangan nya menatap matanya dalam- dalam dia berharap Bisa mengungkapkan Isi hatinya Hari ini juga dia sudah tidak sabar untuk mengeluarkan perasaan nya selama ini.