webnovel

MSS - 1. At School.

[Tiga hari sebelum bertahan hidup]

"Namaku Justin Xaviero."

"J." begitulah mereka biasa memanggilku.

Siswa kelas 11-Ips 2 dari SMA Rajawali kota Valhalla.

Aku tidak termasuk dalam kalangan siswa populer maupun pintar karena sifatku yang lebih tertutup, pendiam, dingin dan cuek menyebabkan banyak murid menghindariku.

Untuk penampilan sendiri, aku memiliki tinggi badan 165 cm dengan rambut berwarna platinum alami dan diikuti oleh warna mata yang sama.

Semenjak di sekolah tadi aku masih memikirkan tentang berita di Televisi yang sedang membahas virus baru yang telah ditemukan & pasien rumah sakit di kota Agartha yang mulai menggila.

Awalnya aku yakin bahwa itu cuman kebohongan belaka namun setelah aku melihat sendiri rekaman aslinya dari teman sekelasku yang memang ahli dibidang hack.. aku akhirnya mulai memikirkannya dan membuatku yakin bahwa dugaanku selama ini benar.

Besok merupakan hari terakhirku di sekolah karena adanya virus baru ini yang sudah menyebar keseluruh Dunia melalui udara.

Dan besok aku bertekad untuk memberitahu hal ini kepada sahabatku satu-satu nya.

[Dua hari sebelum bertahan hidup]

Pagi ini aku berangkat kesekolah seperti biasa dengan motor hitam kesayangan ku.

Ketika aku berhenti dilampu merah, pandanganku tertuju ke arah pasangan suami-istri yang sedang terburu-buru menyusun barang-barang mereka ke dalam mobil membuat pikiran ku kosong.

Sesampainya di parkiran sekolah, aku langsung berjalan menuju ke kelas.. alih-alih bisa bertemu dengan sahabat ku.

Aku melihat sahabatku baru saja menaiki tangga menuju kelas kami.

"Nic, ada yang harus kita bicarakan."

"Ngomong saja J."

"Tidak disini, ikuti aku dulu."

SMA ini lumayan besar dan luas, bahkan terdiri hingga lantai 5.

"J sebenarnya apa yang ingin kau bicarakan sampai kita harus kesini? bahkan sebentar lagi bel masuk akan berbunyi, lebih baik kau selesaikan dengan cepat."

"Oke, sebelum itu janji padaku terlebih dahulu, sebelum aku selesai bicara jangan pernah memotong kalimatku dan setelah itu terserah kau."

Nico Mengangguk setuju.

"Apa kau sudah melihat berita di Televisi yang sedang viral baru-baru ini? Bahkan banyak murid di sekolah kita yang tidak masuk karena virus itu.. jika dugaanku benar, aku cukup yakin bahwa virus itu pasti ada kaitannya dengan virus zombie yang kita tonton di rumahku beberapa hari yang lalu.."

"Aku juga semakin yakin dengan video yang kami lihat dari Yoga kemarin, namun aku membutuhkan pendapatmu Nic, bagaimana menurutmu?"

Aku memasang wajah serius penasaran akan jawabannya namun Nico malah menertawakanku.

"Konyol kau J, sepertinya kau terlalu banyak menonton film zombie kali ini."

Nico menepuk pundakku sebelum Ia turun ke lantai 2 karena bel masuk sudah berbunyi beberapa menit yang lalu.

'Sialan.'

Meskipun aku sudah yakin dengan responnya karena memang menurutku sendiri, aku juga terlalu berlebihan tapi aku tidak mau sampai salah perhitungan soal itu.

*****

Jam istirahat sudah berbunyi beberapa menit yang lalu dan aku melihat Nico sudah tidak ada ditempat duduk nya, wajar karena dia menjabat sebagai Ketua Osis.

Aku beranjak dari kursiku menuju toilet namun aku malah bertemu Nico di depan ruang BP.

Dengan cepat aku langsung menarik Nico untuk ikut masuk kedalam toilet.

"Woii J, kau mau bawa aku kemana."

Aku memasang wajah datar "Aku masih belum selesai ngomong."

Nico menganggapku dengan wajah serius kali ini.

"Tentang zombie tadi? Oke, kali ini akan aku dengarkan sampai kau selesai."

"Nic beberapa hari ini aku sudah membeli senjata dan pakaian untuk antisipasi karena aku cukup yakin dengan dugaanku, dan.."

Nico menaikkan sebelah alisnya.

"Aku berencana untuk berlindung di rumah selama seminggu penuh, setelah itu aku akan pergi keluar dan menuju kantor polisi terdekat dari rumahku.."

"Kau juga harus bisa bertahan hidup karena aku butuh kau untuk jadi satu-satu nya manusia yang masih bisa aku percaya di dunia kejam itu nanti nya Nic."

"Karena itu, aku minta kau untuk berdiam di rumah selama seminggu juga dan kita akan bertemu di toko seberang kantor polisi pukul 05.00 pagi.."

"Hanya kita berdua, tanpa adikku atau keluargamu.. setelah kita berhasil mengamankan kantor polisi itu baru kita akan menjemput keluarga kita masing-masing."

"Tapi, jika salah satu diantara kita telat meskipun itu cuman 5 menit.. Misi batal."

"Misi batal?"

"Iya seperti yang aku katakan karena aku tidak akan sanggup merebut kantor polisi itu sendirian begitu juga denganmu.. jadi kita harus tetap bertahan hidup dengan cara kita masing-masing."

"Kenapa kau tidak menunggu untuk beberapa menit?"

"Simpel, karena aku sangat yakin bahwa salah satu diantara kita tidak mungkin telat dalam situasi berbahaya seperti itu."

Nico menghela nafas kasar membuatku menatapnya sinis.

"Oke-oke, tidak perlu menatapku seperti itu.. aku akan mengikuti perkataanmu jika hal itu memang benar-benar terjadi, tapi jika ternyata dugaan tidak masuk akalmu itu salah.. kau harus mentraktirku sepuasnya selama sebulan, deal?"

"Deal, kita lihat nanti."

"Terakhir Nic, kemungkinan besar wabah ini benar-benar sama dengan film yang kita tonton di rumahku jadi kau harus gunakan cara yang sama dan kau masih ingat kan?"

"Aman."

Setelah itu Nico beranjak pergi dari toilet dan aku kembali melakukan rutinitasku yang sebelumnya tertunda.

'Semoga dugaanku salah.'

Tapi ternyata dugaanku selama ini benar adanya dan semua itu terjadi begitu cepat, tepat nya pukul 02.00 dini hari.

Sesuatu yang menjungkir-balikkan duniaku, bahkan melebihi imajinasiku sebelumnya dimana mereka menghancurkan semua yang ada disekitarnya hanya dalam hitungan jam.

Aku bahkan menjadi bimbang dengan semua antisipasi dan rencanaku sebelumnya hanya karena melihat bagaimana mereka merobek-robek daging di tubuh manusia lainnya seperti sebuah kertas.

'Tidak peduli bagaimanapun caranya aku akan tetap selamat dari kekacauan ini dan bertahan hidup dengan melindungi semua orang yang aku sayang, akan aku pastikan itu.'

'Kalian bahkan tidak lebih dari sekumpulan ternak di papan catur yang sedang kami mainkan Bocah.'

Inilah awal tragedi tentang bagaimana aku dan sahabat-sahabatku bisa bertahan hidup di dalam dunia kiamat ini.

Menguak semua misteri dunia dan penyebab kejadian semua ini.