webnovel

bab. 1. awal bertemu

Sebuah bunyi riuh suara manusia yang sangat berisik begitu juga yang di padukan dengan suara music yang sangat menarik membuat semua orang bergoyang. Begitu juga dengan seorang perempuan muda yang berumur 23 tahun. Yang kini sedang melayani pembeli yang makan ditempat.

Ya, perempuan itu adalah andita chilcylian eka putri . Atau bisa yang disebut dita.

Dan satu hal yang dita simpan selama bekerja adalah tidak memberi tahu bahwa ia adalah anak dari orang kaya.

Begitu juga dengan semua yang ia lakukan. Bahkan ia sangat pemilih dalam mempunyai teman/sahabat.

Ia sudah bekerja dalam 4 jam yang lalu. Dan bahkan ia masih bekerja sampai 2 jam kedepan. Membantu teman nya yang lain dan juga memberikan pesanan online kepada pembelinya.

Ketika jam pulang sudah tiba ia juga membantu yang lain untuk bersih-bersih tempat.

Dan sampai akhirnya semua nya sudah pulang begitu dengan nya yang berjalan menuju sebuah parkir hotel. Sebuah mobil merah yang di tumpangi andita keluar dari parkir mobil tersebut.

Mobil tersebut berjalan kearah rumah nya, rumah besar milik keluarga elqueensa.

Ketika ia masuk kedalam parkiran rumah milik orangtua nya. Banyak yang menyapa nya dengan hormat begitu juga dengan pelayan nya.

Ia berjalan langsung menaiki tangga. Belum ada 6 anak tangga. Suara besar milik Tuan rumah ini terdengar di telinganya. Lalu membuatnya berhenti dan berbalik.

"Berhenti dita." ucap suara berat papah.

"Ya, papah ada apa..?" ucap ku yang memandangi pria tua yang menjadi lawan bicara nya.

"Sekarang papa tanya sudah jam berapa sekarang.? Kenapa kamu harus selalu pulang jam semalam ini?"tanya papa yang sudah menanyakan perihal ini berulang kali ketika aku sudah pulang melewati jam 8 malam.

Papa hanya menanyakan ini kepadaku. Tapi tidak kepada ka Milano, Ka yemima dan juga rihana. 

Dan bahkan papah juga melarangku untuk selalu keluar malam.

"papa tahu kan aku bekerja..?"ucap ku kepada beliau.

Papa hanya diam saja. Dan kembali bersuara.

"papa sudah memberikan beberapa kamu kartu debit yang dimana setiap bulan nya selalu papa transfer.dan juga tidak meminta kamu untuk bekerja di luar. Jika ingin bekerja, gabung saja dengan perusahaan papah" ucap papah yang singkat dan padat.

Memang benar papah telah memberikan beberapa kartu dan juga memberikan kesempatan untuk bergabung pada perusahaan papah seperti saudara nya yang lainnya.

"tapi dita tidak ingin selalu menyusahkan papah. Apalagi papah juga terus dipantau oleh mama" ucap ku yang memang benar jika mamah selalu melihat bukti sms kartu jika dipakai yang dikirim melalui ponsel beliau sendiri.

Kemudian keheningan terjadi di dalam obrolan kami. 

"besok siang kamu ikut dengan papah.." ucap papah yang seperti nya mengajak dirinya ke suatu tempat.

"papah mengajakku.? Biasa nya papah akan mengajak rihana atau mama."ucap ku yang langsung dengan apa adanya.

"kali ini sangat penting. Dan papa ingin kamu ikut" ucap papa yang langsung meninggalkan ku begitu saja.

lalu begitu dengan ku yang juga kembali menaiki tangga dan menyelusuri lorong kamar ku, sampai akhirnya ia membuka pintu kamar nya.

Pertama yang di tampilkan di dalam kamar nya adalah sebuah foto keluarga yang dimana hanya dirinya yang memakai baju merah di saat yang lain memakai baju putih.

Dari hal itu ia mendapatkan sebuah tamparan keras dari mamah nya. Dan di saat itu juga penderitaan nya di mulai.

Kini ia meletakkan tas lusuh nya ke meja rias nya dan bersiap-siap untuk masuk kedalam kamar mandinya.

Setelah 15 menit ia membersihkan dirinya. Dirinya pun keluar dengan badan yang berbalutkan kimono handuk.

Ia pun keluar dalam kamar mandi. Ia melihat mamanya sudah menunggu nya di kursi rias yang menghadap kea rah pintu. Jadi ia juga melihatku ketika aku baru keluar.

"sepertinya, kamu sangat senang menjadi bagian keluarga ini tanpa tahu batasan. Sepertinya kamu sangat berbakat seperti ibumu. duhulu ibu mu membuat keluargaku harmonis ku berantakan karena hadirnya dirimu yang sangat tidak di terima olehku dan kini kamu ingin mengambil semua perhatian suamiku nya." Ucap mama yang dengan lancang mengungkit masa lalu dirinya. Yang bahkan ia sendiri tidak tahu bagaimana bentuk wajah ibu kandungnya.

Mendengar perkataan itu hanya membuatku mengepalkan telapak tangan ku.

"jangan berbicara yang tidak ada ujung nya..?"ucap ku yang mulai berani membuka mulut.

"ada ujung nya. kamu mau tahu, dita?" ucap mama yang menatap sinis kepada nya.

"tentu saja aku tahu. Dan ini bukan pertama kalinya mama mengancamku. Aku bukan seperti mama yang melakukan hal seperti ini. dan aku juga tahu bahwa hanya rihana yang paling panting bagimu bukan..?" ucap ku yang mulai menahan air mata.

Apakah kehadiran ku merupakan masalah baginya? Mengapa dendam nya membuatku tidak bisa merasakan sosok ibu di hidupku.

Setelah mengatakan ia mama hanya diam dan keluar dari kamar nya tanpa mengatakan sepatah kata pun.

Dengan lesu aku pun berjalan menuju pinggiran kasurku, terduduk disana. Dan menatap bekas kursi rias tersebut.

Untuk masuk kedalam keluarga ini juga bukan kemauan nya sama sekali. Mengapa ia harus tumbuh dengan lingkungan keluarga yang hanya membuat mentalnya hancur saja.

Ia pun menganti pakaian nya dan membuka tas nya yang hanya berisi sisir, earphone, ponsel, kaca dan juga dompet. Ia mengambil ponselnya dan membuka aplikasi sosial media nya.

Dimulai dari WA. Tidak ada sama sekali pesan atau apapun itu. Lalu ia masuk kembali ke aplikasi instagram.

Ia melihat postingan rihana yang sedang menunjukkan berapa banyak nya ia berbelanja dan juga menpostingkan gambar pakaian yang ia pakai dan tempat makan malam dengan mewah.

Tanpa disadar air mata sudah terjatuh. Bisa di bilang ia sangat iri dengan kehidupan bebas rihana. Bahkan di bandingkan dengan dirinya yang selalu dipaksa untuk sekolah dan berkegiatan yang menghasilkan uang.

Dan langsung saja ia mematikan ponselnya dan tidur di kasurnya dengan arah miring. Menangis dalam tidur itu adalah kebiasaan nya.

Kemudian ia kembali terbangun ketika perut nya meminta untuk diisi. Ia turun ke bawah, ke dapur.

Setelah di dapur hanya dirinya lah yang disana. Pasalnya waktu pun sudah menunjukkan jam 11 malam. Tidak mungkin ia membangunkan seseorang karena ia ingin makan.

Dengan cepat mengolah bahan pangan yang ada di dalam kulkas. Setelah 5 menit akhirya ia dapat mengganjal perut nya dengan roti panggang.

Tidak lagi menunggu lama ia langsung memakan roti tersebut dengan nikmat. Menikmati makanan sambil melihat-lihat suasana.

Ia yang sedang focus makan pun mendengar suara langkah kaki yang membuatnya langsung mengumpat di bawah meja dengan makanan nya.

Di bawah meja ia melihat sepasang kaki yang memakai sepatu hitam oxford yang mengkilap warna nya. Ia tahu papanya mungkin sudah tertidur sekarang. Begitu juga dengan kaka cowoknya yang juga masih dinas di luar kota. Lalu siapa yang telah masuk kedalam dapur saaat ini.

Dengan penasaran ia pun sedikit mengintip sampai akhirnya kaki kursi bergerak dan menimbulkan suara. Yang membuat pria itu mendekati kea rah dita.

Yang tadinya ia ingin melihat siapa pria itu. Kini malah dirinya lah yang akan terlihat.

Dita hanya bisa duduk jongkok di bawah meja sambil menutup matanya.

Begitu pula juga dengan pria itu yang sudah menundukkan wajahnya ke bawah meja dan melihat ku,

Aku yang merasa ketahuan membuka mata ku dan melihat pria itu masih melihat ku dengan cepat aku keluar dari bawah meja melalui arah lain.

"rupanya kau.."ucap pria itu.

Lalu juga begitu dengan pria itu yang mulai membenarkan tubuh nya.

"untuk apa kau malam-malam ada di rumah ku.?" ucap dita kepada pria itu.

"haruskah di jawab..?" ucap pria itu yang membuat dita membuang nafas nya dengan kasar. Ia sangat tahu dengan perilaku pria yang satu ini. walaupun akan menjadi kakak ipar nya namun saja perilaku nya sama seperti rihana. Sangat kasar dan sombong.

Aku yang sudah selesai makan pun kembali bergegas untuk ke kamar. Namun, ketika dita melangkah ke luar dapur. Suara pria itu membuat ku berhenti.

"kau, masih saja mengalah kepada keluarga ini.."ucap pria itu dengan masih menatap punggung ku.

Aku yang memiringkan kepalaku untuk melihatnya hanya tersenyum asimetris dan mengatakan sesuatu kepadanya sebelum aku kembali ke kamarku.

"jangan peduli kepada ku, sisco. Focus saja pada kakak ku." ucap ku langsung pergi meninggal kan dirinya sendiri.

Aku yang masuk kedalam kamar langsung menutup rapat pintu kamar ku. dan tubuhku tertahan di pintu.

Ya, tentu bukan hanya mengenal sebagai kakak iparku. Namun, aku juga mengenalnya sebagai masa lalu ku yang selalu ku sembunyikan dari keluarga ini.

Langsung membaringkan tubuhku dan mulai melupakan nya untuk dapat tidur dengan nyeyak.

Cukup dengan alasan yang konyol kami berpisah. Dan membuatku tidak ingin mengulang masa lalu itu kembali yang dapat membuat masalah ku terhadap keluarga ini bertambah.