webnovel

Book 1 - Chapter 11: Aria Von Elvins

Namaku Aria, Aria Von Elvins. Aku adalah anak dari pemimpin para elf. Aku sangat cantik dan dicintai oleh semua orang, mau itu keluargaku, rakyat elf-ku, bahkan para roh juga mencintaiku. Tapi karena terlalu dicintai, mereka terlalu overprotektif padaku. Aku tidak pernah merasakan dunia luar, yang aku lihat hanyalah kemewahan dari istana yang glamor dan aku hanya bisa melihat masyarakat elf dari jendela istana.

Aku sudah berkali-kali mencoba bicara pada orang tuaku, aku ingin sekali diizinkan keluar dari sini. Namun mereka selalu menolak dan pada suatu hari aku sudah sangat muak dengan mereka.

Aku melarikan diri dari istana dengan bantuan para roh, dan akhirnya aku bisa berjalan-jalan diluar, walaupun aku tidak bisa bermain secara bebas dan tidak bisa membeli makanan dari para warga elf, aku tetap sangat bahagia karena aku bisa bebas.

Hingga pada saat beberapa jam setelahnya, orang tuaku mungkin telah sadar bahwa aku tidak ada didalam istana, sebab para prajurit mulai banyak berkeliaran. Sadar akan hal itu aku pergi lebih jauh dari istana, aku tidak peduli dengan mereka, biarkan saja mereka terus mencariku dan menyesal karena terus mengurungku diistana.

Karena tidak sadar, aku berlari sangat jauh sehingga keluar dari kerajaan melewati pintu masuk kerajaan elf. Aku sudah keluar dari kerajaan, dan aku sekarang hanya melihat banyak sekali rumput dan pepohonan. Tidak hanya itu, diluar sini juga banyak sekali para roh yang berterbangan.

Dan itu sangat membuatku penasaran, aku mengikuti para roh dan sampai disebuah tempat yang dimana ada satu bunga tumbuh dengan sangat indah, bunga itu berwarna ultramarine yang sangat berkilau, banyak para roh menari-nari didekatnya.

Aku mendekati bunga itu, namun tanpa aku sadari ada orang yang datang. "Oh apa ini? Elf?" "Hahaha bos, sepertinya kita benar-benar beruntung, tidak hanya menemukan bunga langka tapi juga elf. Kita bisa menjualnya dilelang nanti"

Ada lima manusia yang datang, mereka terlihat menakutkan. Aku pernah mendengarnya dari ayahku bahwa manusia adalah ras yang jahat. Aku langsung kabur dari mereka namun [Fire ball] menghantam punggungku.

"Wow, itu tadi lemparan yang bagus bos"

Sakit... Sakit sekali, aku mengerang kesakitan. Tapi mereka langsung menangkap tanganku dan menyeretku kedalam sebuah kurungan.

'Seseorang, kumohon tolong aku'

*****

Suatu ketika aku mendengar sebuah teriakan dari para manusia yang menculikku, mereka berteriak kesakitan 'Apa yang terjadi disana' aku tidak bisa melihat karena kandang ini ditutupi.

Namun tak lama kain yang menutupi dibuka oleh seseorang, 'Siapa itu? Apa itu prajurit kerajaan?' namun yang aku lihat adalah seorang anak manusia, dia terlihat seumuran denganku.

Dia sangat cantik, apa dia anak perempuan? Tapi dilihat dari gaya rambutnya, sepertinya dia laki-laki. Aku melihat banyak bola api disekitarnya, dia membuka pintu kurungan ini. Namun aku terlalu takut untuk berhadapan dengannya.

"Tidak apa-apa, aku tidak akan berbuat jahat" suaranya sangat lembut sekali, dia adalah anak laki-laki yang sangat cantik. Namun saat aku melihatnya lagi, dia menjadi terlihat sangat tampan seperti pangeran yang ada didalam cerita yang sering aku baca.

Dia mengulurkan tangannya padaku dan aku dengan malu-malu menerima tangannya, 'Lembut' tangannya sangat lembut sekali seolah-olah aku ingin terus menggenggamnya.

Dia juga dikelilingi banyak roh dan suka menempel padanya, namun sepertinya dia tidak sadar akan hal itu.

Dia menanyakan beberapa pertanyaan apakah aku baik-baik saja atau tidak, tapi mulutku tidak dapat menjawabnya. Dia mencelupkan tangannya pada sesuatu, aku cukup terkejut karena tangannya terlihat seperti terpotong namun tak lama tangannya kembali ia keluarkan sambil memegang sebuah roti, Dia bertanya padaku apakah aku lapar atau tidak, dan aku hanya bisa menjawab tidak dengan menggelengkan kepalaku. Tapi perut sialanku ini malah bersuara, 'sial itu memalukan sekali' dia memberiku rotinya dan aku melahap roti itu.

'sangat enak'

Dia mengelus kepalaku dengan lembut, biasanya saat ayahku melakukannya aku selalu menolak elusan dikepala. Tapi anehnya aku tidak masalah jika dia yang melakukannya.

Dia berjalan kesuatu tempat yang dimana saat aku melihat arah yang dia tuju, disana ada aura kegelapan yang menakutkan. Bahkan para roh disekitar tidak berani mendekat.

Aku mencoba menghentikan dia untuk tidak pergi mendekat kesana.

"Jangan"

Namun dia malah tersenyum dan meyakinkanku, dia terus berjalan kesana dan membuka kain yang menutupi kurungan yang sama denganku.

Karena aku tidak mau hanya diam dan melihat saja dari jauh, aku menghampirinya dan tepat berada dibelakangnya. Dia hanya terdiam dan saat aku melihat apa yang dia lihat, aku benar-benar ingin muntah, rasa takut menjalar diseluruh tubuhku, hal yang sangat mengerikan sekarang berada tepat didepanku.

"Apa itu?"