webnovel

Cachtice Castle : Blood Countess de Ecsed

Sinopsis Sebagai pria bangsawan dengan gelar ksatria pedang agung yang cukup disegani pada banyak medan pertempuran, Lorant sering menjadi bahan pembicaraan gadis-gadis bangsawan. Wajahnya yang memiliki tulang rahang tegas, dengan hidung bagaikan terpahat sempurna yang memisahkan kedua mata coklat setajam elang berbingkai alis berbentuk golok tebal, membuatnya sangat berkharisma. Tubuh atletisnya yang dipenuhi guratan luka akibat perang, justru semakin membuatnya terlihat gagah. Bahkan para gadis sering membual bahwa dia tahu berapa jumlah bekas luka yang ada di tubuh Lorant, untuk menimbulkan asumsi bahwa dirinya cukup intim dengan Lorant. Tetapi Lorant justru mencintai Benca, gadis biasa yang tinggal terisolir di tepi hutan selama delapanbelas tahun. Hubungan cinta mereka menghasilkan dua orang anak kembar, Lovisa dan Edvin. Lorant tidak menyangka kisah cintanya bersama Benca merupakan awal perjuangan panjang dan pertarungan mental yang kerap membuatnya frustasi. Selain harus menghadapi kecemburuan Ivett, wanita bangsawan yang telah dijodohkan dengannya dan berusaha mati-matian untuk melenyapkan Benca dengan cara apapun, Lorant juga harus menerima kenyataan, bahwa Benca adalah putri kandung dari bibinya sendiri, seorang wanita bangsawan kelas atas penganut satanisme yang sering melakukan ritual berupa mandi darah perawan, dan telah menculik Lovisa, untuk dijadikan korban ritual. Dengan segala kemampuannya, Lorant berusaha melindungi dua wanita yang paling dicintai dalam hidupnya dari cengkraman bibi sekaligus ibu mertuanya yang haus darah.

Risa Bluesaphier · Sejarah
Peringkat tidak cukup
119 Chs

91. Tiga Generasi Bertemu

Cachtice Catsle, 2 Maret 1610

Benca telah menyelesaikan banyak masakan, dan siap untuk disuguhkan. Hari masih siang, ada banyak waktu untuk membuat garnish atau hiasan yang bisa mempercantik tampilan hidangan. Maka dia bergegas untuk mencari beberapa bahan dan meminta Lovisa untuk mengumpulkannya.

"Lui, bisakah kamu minta tolong pelayan untuk mengumpulkan mentimun, tomat, wortel dan lobak, lalu mengupas dan mencucinya?"

"Baik Ibu. Berapa banyak yang Ibu butuhkan?"

"Ambilkan masih-masing satu keranjang."

"Baik Ibu." Lovisa mencari pelayan dan menyampaikan pesan ibunya. Sementara Lorant yang sedang mengaduk sup di dalam panci dekat suatu sudut dapur tidak pernah lepas memperhatikan ke mana pun Lovisa atau Benca melangkah. Dia dengan tegas melarang mereka bertiga terpisah ruangan satu sama lain apapun alasannya.

Seorang pelayan datang memberikan pesanan Benca, tanpa sengaja dia melihat jari pelayan yang tergores dan meninggalkan bekas. "Jarimu kenapa?"

Bab Terkunci

Dukung penulis dan penerjemah favorit Anda di webnovel.com