webnovel

Cachtice Castle : Blood Countess de Ecsed

Sinopsis Sebagai pria bangsawan dengan gelar ksatria pedang agung yang cukup disegani pada banyak medan pertempuran, Lorant sering menjadi bahan pembicaraan gadis-gadis bangsawan. Wajahnya yang memiliki tulang rahang tegas, dengan hidung bagaikan terpahat sempurna yang memisahkan kedua mata coklat setajam elang berbingkai alis berbentuk golok tebal, membuatnya sangat berkharisma. Tubuh atletisnya yang dipenuhi guratan luka akibat perang, justru semakin membuatnya terlihat gagah. Bahkan para gadis sering membual bahwa dia tahu berapa jumlah bekas luka yang ada di tubuh Lorant, untuk menimbulkan asumsi bahwa dirinya cukup intim dengan Lorant. Tetapi Lorant justru mencintai Benca, gadis biasa yang tinggal terisolir di tepi hutan selama delapanbelas tahun. Hubungan cinta mereka menghasilkan dua orang anak kembar, Lovisa dan Edvin. Lorant tidak menyangka kisah cintanya bersama Benca merupakan awal perjuangan panjang dan pertarungan mental yang kerap membuatnya frustasi. Selain harus menghadapi kecemburuan Ivett, wanita bangsawan yang telah dijodohkan dengannya dan berusaha mati-matian untuk melenyapkan Benca dengan cara apapun, Lorant juga harus menerima kenyataan, bahwa Benca adalah putri kandung dari bibinya sendiri, seorang wanita bangsawan kelas atas penganut satanisme yang sering melakukan ritual berupa mandi darah perawan, dan telah menculik Lovisa, untuk dijadikan korban ritual. Dengan segala kemampuannya, Lorant berusaha melindungi dua wanita yang paling dicintai dalam hidupnya dari cengkraman bibi sekaligus ibu mertuanya yang haus darah.

Risa Bluesaphier · Sejarah
Peringkat tidak cukup
119 Chs

51. Fakta Tentang Tignes Les Brevieres, 9 November 1591

Air jernih membasahi wajah Arpad yang lelah. Dia baru saja tiba di rumahnya, dan langsung masuk ke dalam kamar tanpa menemui siapapun. Dia hanya ingin mengistirahatkan sejenak pikirannya yang penat. Terlalu banyak hal yang menjadi beban pikirannya saat ini.

"Aku harus membuat semacam pemetaan kasus, untuk membantuku bekerja secara efektif. Jika seperti ini, semuanya akan terasa rumit. Aku perlu mengurainya satu persatu dalam sebuah matriks." Kata-kata itu seperti berputar di dalam kepalanya, memberi semacam pencerahan. Arpad melupakan lelahnya, langsung duduk dan berdiri, melangkah ke meja kerja, mencari kertas dan pena. Kemudian mulai menulis.

Bab Terkunci

Dukung penulis dan penerjemah favorit Anda di webnovel.com