webnovel

Cachtice Castle : Blood Countess de Ecsed

Sinopsis Sebagai pria bangsawan dengan gelar ksatria pedang agung yang cukup disegani pada banyak medan pertempuran, Lorant sering menjadi bahan pembicaraan gadis-gadis bangsawan. Wajahnya yang memiliki tulang rahang tegas, dengan hidung bagaikan terpahat sempurna yang memisahkan kedua mata coklat setajam elang berbingkai alis berbentuk golok tebal, membuatnya sangat berkharisma. Tubuh atletisnya yang dipenuhi guratan luka akibat perang, justru semakin membuatnya terlihat gagah. Bahkan para gadis sering membual bahwa dia tahu berapa jumlah bekas luka yang ada di tubuh Lorant, untuk menimbulkan asumsi bahwa dirinya cukup intim dengan Lorant. Tetapi Lorant justru mencintai Benca, gadis biasa yang tinggal terisolir di tepi hutan selama delapanbelas tahun. Hubungan cinta mereka menghasilkan dua orang anak kembar, Lovisa dan Edvin. Lorant tidak menyangka kisah cintanya bersama Benca merupakan awal perjuangan panjang dan pertarungan mental yang kerap membuatnya frustasi. Selain harus menghadapi kecemburuan Ivett, wanita bangsawan yang telah dijodohkan dengannya dan berusaha mati-matian untuk melenyapkan Benca dengan cara apapun, Lorant juga harus menerima kenyataan, bahwa Benca adalah putri kandung dari bibinya sendiri, seorang wanita bangsawan kelas atas penganut satanisme yang sering melakukan ritual berupa mandi darah perawan, dan telah menculik Lovisa, untuk dijadikan korban ritual. Dengan segala kemampuannya, Lorant berusaha melindungi dua wanita yang paling dicintai dalam hidupnya dari cengkraman bibi sekaligus ibu mertuanya yang haus darah.

Risa Bluesaphier · Sejarah
Peringkat tidak cukup
119 Chs

39. Lorant Hilang Lagi

Arpad terkesiap, sesaat tubuhnya menegang mendengar apa yang baru saja di ucapkan oleh Zulu, "Coba ulangi lagi! Aku tidak bisa mendengarkanmu dengan jelas!" Arpad mencoba meyakinkan dirinya bahwa dia salah mendengar.

"Tuan Muda Lorant tidak ada di kediaman Nona Benca, Tuan Muda Arpad. Tuan Muda Lorant hilang."

Arpad mendudukkan Erza di kursi, dia sendiri juga mengambil tempat duduk. Setelah menghela nafas sejenak, dia melanjutkan kata-katanya, "Duduklah Zulu. Lalu ceritakan bagaimana detil kejadiannya!"

Zulu menurut, dia duduk di hadapan Arpad dan Erza, kemudian memulai ceritanya, "Setelah menerima perintah untuk menjemput Tuan Muda Lorant, aku langsung berangkat. Sebisa mungkin aku memacu kudaku dengan batas kecepatan maksimal. Aku tiba di kediaman Nona Benca menjelang malam, namun tidak bisa menemukan Tuan Muda Lorant di sana. Aku sudah mencari-cari ke setiap sudut, namun aku hanya menemukan ini."

Bab Terkunci

Dukung penulis dan penerjemah favorit Anda di webnovel.com