webnovel

Cachtice Castle : Blood Countess de Ecsed

Sinopsis Sebagai pria bangsawan dengan gelar ksatria pedang agung yang cukup disegani pada banyak medan pertempuran, Lorant sering menjadi bahan pembicaraan gadis-gadis bangsawan. Wajahnya yang memiliki tulang rahang tegas, dengan hidung bagaikan terpahat sempurna yang memisahkan kedua mata coklat setajam elang berbingkai alis berbentuk golok tebal, membuatnya sangat berkharisma. Tubuh atletisnya yang dipenuhi guratan luka akibat perang, justru semakin membuatnya terlihat gagah. Bahkan para gadis sering membual bahwa dia tahu berapa jumlah bekas luka yang ada di tubuh Lorant, untuk menimbulkan asumsi bahwa dirinya cukup intim dengan Lorant. Tetapi Lorant justru mencintai Benca, gadis biasa yang tinggal terisolir di tepi hutan selama delapanbelas tahun. Hubungan cinta mereka menghasilkan dua orang anak kembar, Lovisa dan Edvin. Lorant tidak menyangka kisah cintanya bersama Benca merupakan awal perjuangan panjang dan pertarungan mental yang kerap membuatnya frustasi. Selain harus menghadapi kecemburuan Ivett, wanita bangsawan yang telah dijodohkan dengannya dan berusaha mati-matian untuk melenyapkan Benca dengan cara apapun, Lorant juga harus menerima kenyataan, bahwa Benca adalah putri kandung dari bibinya sendiri, seorang wanita bangsawan kelas atas penganut satanisme yang sering melakukan ritual berupa mandi darah perawan, dan telah menculik Lovisa, untuk dijadikan korban ritual. Dengan segala kemampuannya, Lorant berusaha melindungi dua wanita yang paling dicintai dalam hidupnya dari cengkraman bibi sekaligus ibu mertuanya yang haus darah.

Risa Bluesaphier · Sejarah
Peringkat tidak cukup
119 Chs

14. Menyongsong Masa Depan, 11 Oktober 1591

Benca bangun pagi-pagi sekali saat hari masih gelap, lalu membereskan dapur serta menyiapkan kudapan untuk sarapan pagi hari. Ibunya telah lebih dulu membuat adonan roti gandum kesukaan Benca yang dipadukan dengan camembert. Benca suka dengan sensasi lelehan camembert di lidahnya.

Disudut, Benca melihat banyak kotak makanan tersusun rapih. Mendadak hatinya sedih, "inikah akhir hari bersama kedua orang tuanya setelah delapan belas tahun?" Batin Benca kelu.

"Hey, kamu saudah bangun, sayang?" Gerda yang baru saja menyadari kehadiran Benca di dapur, segera menghampiri putri kesayangannya. Hatinya juga sedih, namun dia berusaha untuk tegar. Bagaimanapun, kebahagiaan Benca adalah yang paling utama. Dengan lembut dia memeluk putri kesayangannya, lalu mencium kening Benca. Dia tidak mampu berkata-kata, takut suaranya akan bergetar, lalu mereka berdua tidak akan mampu membendung tangisan. Yang pada akhirnya, hanya akan menghambat keyakinan Benca untuk pergi bersama Lorant dan meraih kebahagiaan bagi masa depannya.

"Benca, jangan bersedih," Gerda meraih punggung Benca, lalu mengeratkan pelukannya, "Kita hanya berpisah sebentar, seperti pembicaraan kita semalam, kamu ikut Lorant ke Arva, untuk mengenal lebih dekat keluarga Lorant, sekaligus mempersiapkan pernikahanmu. Setelah itu, kami akan menyusulmu. Namun bila sesuatu terjadi padamu, kamu bisa mencoba untuk mendatangi Cachtice Castle, temui Countess Elizabeth Bathory de Ecsed, katakan padanya, bahwa kamu adalah putri dari petani Gergely dan Gerda. Ah sebentar, aku melupakan sesuatu…"

Gerda melepaskan pelukannya pada Benca, lalu mengambil sebuah kotak kecil seperti tempat cincin, namun lebih pipih berbahan beludru ungu yang lembut dari dalam lemari. Gerda membukanya di hadapan Benca, sebuah koin emas dengan ukiran de Ecsed berkilat di dalamnya, "Jagalah ini baik-baik, sayang. Tunjukan pada pengawal atau penjaga jika kamu kesulitan untuk memasuki Cachtice Castle. Namun jika dengan mudah kamu bisa memasuki castle, simpan saja ini. Tidak perlu katakan pada siapapun tentang keberadaan koin ini. Gunakan hanya pada saat penting, atau ketika kamu sedang membutuhkan pertolongan dari keluarga Ecsed."

Benca menatap ibunya dengan berjuta pertanyaan di kepalanya. Selama delapan belas tahun, dia tidak pernah tahu bahwa ibunya memiliki koin seperti ini. Benca bertanya-tanya, apa hubungan ibunya dengan keluarga Ecsed pemilik Cachtice Castle yang kaya raya tersebut?

"Ibu, apakah ayah tahu tentang koin ini?" Gerda mengangguk, "Bagaimana ibu bisa mendapatkan koin yang sangat berharga ini?" sekali lagi Benca bertanya untuk menuntaskan rasa penasaran dalam dirinya.

Gerda tersenyum lembut, ditepuknya punggung Benca penuh cinta "suatu hari nanti, ibu dan ayah akan menceritakan sejarah koin ini kepadamu, sayang. Tapi bukan sekarang. Saat ini yang terpenting adalah, kamu harus mempersiapkan diri sebaik-baiknya untuk bertemu dengan keluarga Lorant. Mungkin akan ada sedikit kendala, karena keluarga Lorant adalah bangsawan, mereka masih memiliki ikatan dengan keluarga Ecsed. Sedangkan kamu hanyalah putri dari petani miskin di tepi hutan. Namun jangan khawatir, bersikaplah tenang serta percaya diri, tunjukan bahwa kamu bisa sejajar dengan para bangsawan tersebut. Ibu sudah membungkus baju-baju yang ibu jahit khusus untuk saat seperti ini. Sedangkan di dalam kotak kecil berukir berisi satu set perhiasan bermata kecubung, pakailah pada saat kamu menghadiri pesta yang dihadiri keluarga bangsawan. Sementara saat perjalanan, gunakan baju yang ibu gantung dekat lemari. Mulai sekarang, kamu hanya boleh memakai pakaian dan perhiasan yang indah, agar kecantikanmu semakin bersinar, dan Lorant semakin mencintaimu." Gerda menambahkan kalimatnya, namun hanya mampu diungkapkan di dalam hati, "dan agar semua orang tahu status keluargamu yang sebenarnya, berada di level yang tinggi, Benca sayang."

Pipi Benca bersemu merah saat mendengar nama Lorant disebut. Ada banyak pertanyaan tidak terjawab, tentang koin keluarga Ecsed. Tentang pakaian indah yang disebutkan ibunya barusan, sementara dia tidak pernah melihat ibunya menjahit pakaian tersebut. Juga tentang kekerabatan keluarga Lorant dengan keluarga Ecsed. Tetapi, Benca tidak ingin membahasnya. Mereka tidak memiliki cukup waktu untuk mendiskusikan topik yang akan membutuhkan waktu yang panjang, sementara setelah sarapan, Benca dan Lorant sudah harus pergi meninggalkan tepi hutan, menuju Arva. Semakin pagi semakin baik, karena Benca tidak ingin bermalam di hutan yang sangat berbahaya, meskipun ada Lorant yang akan melindunginya.

Bila semuanya lancar, dengan berkuda mereka akan tiba di Arva sore hari. Akan lebih aman saat melewati hutan disiang hari ketika matahari masih bersinar terang. Benca sedikit gugup dengan apa yang akan dilakukannya. Ini adalah kali pertama dirinya akan berpisah dengan kedua orang tuanya, menuju suatu tempat yang belum dikenalnya sama sekali, bersama seorang pria yang baru memasuki kehidupannya selama lima hari terakhir.

Sarapan kali ini terasa senyap. Masing-masing berkecamuk dengan fikirannya. Benca adalah orang yang paling gelisah diantara mereka. Karena hari ini, dia akan melangkah pada kehidupan baru yang entah seperti apa. Mimpinya adalah hidup bahagia bersama Lorant di dampingi ayah dan ibunya. Namun dia harus bersabar, karena ayah-ibunya perlu membereskan beberapa hal sebelum menyusul dirinya ke Arva. Selain itu jarak antara desa Csetje dan Arva tidak terlalu jauh, hanya sekitar 160 kilometer. Seharusnya, Benca memang tidak perlu terlalu khawatir, "Segalanya akan baik-baik saja." Benca mencoba untuk menenangkan dirinya sendiri.

Lorant sudah mengenakan pakaiannya kembali. Gerda telah membuat pakain Lorant yang sobek menjadi utuh dan layak pakai setelah dijahit sana-sini.

Lorant menolak untuk pulang dengan pakaian Gergely, bukan karena pakaian Gergely terlalu sederhana. Lorant hanya tidak mau mengambil lebih banyak lagi dari keluarga yang telah merebut hatinya tersebut. Bahkan Lorant berjanji dalam hati, akan menganggap Gergely dan Gerda sebagai orang tuanya sendiri setelah pernikahan mereka nanti.

Sekilas terbersit tentang perjodohannya dengan Baroness Ivett Henrietta de Czoborszentmihaly. Lorant perlu memastikan, bahwa perjodohan itu tidak perlu terjadi, dia belum menyetujuinya, dan dia berhak untuk menolak.

Lorant dan Benca menaiki kuda mereka masing-masing. Gergely memilih kuda terbaik sebagai kendaraan bagi mereka berdua. Sebab Gergely tidak ingin sesuatu terjadi pada anak kesayangan mereka, juga calon menantu yang sudah mereka anggap seperti anak sendiri. Gergely akan selalu mengusahakan yang terbaik bagi keduanya.

Beberapa bulan ke depan, Gergely dan Gerda berharap bisa menyusul Benca ke Arva sesuai dengan rencana mereka. Setelah itu, mereka akan tinggal di Arva sampai hari pernikahan Benca dan Lorant tiba. Semua rencana tampak sempurna. Dan harapan tentang masa depan indah bagi mereka semua terpampang nyata dalam angan.

"Ini perbekalan kalian, ibu sudah pastikan bahwa smazeny syr digoreng kering sesuai selera Benca, camembert cukup untuk persediaan satu minggu, palacinky dan selai blueberry ada pada kotak paling atas, sehingga memudahkan kalian untuk membukanya saat kelaparan di jalan."

Lorant yang sudah berada di punggung kudanya mendadak turun kembali dan sekali lagi memeluk Gerda. Apa yang Gerda lakukan untuk dirinya sangat menyentuh hati. Dia sungguh beruntung memiliki keluarga ini dan tidak ingin menukarnya dengan apapun.