webnovel

Membuat Kesepakatan

"Ada apa?" Tanya Bian saat mereka sudah berada di luar gedung.

"Ini salah Bi," ucap Kayra yang masih saja tidak terima dengan semuanya ini.

"Apanya yang salah? jika kamu mengatakan ini salah, Mengapa kamu malah menerima pertunangan ini?" Tanya Bian yang berhasil membuat Kayra diam di tempatnya.

"Sebenarnya, aku tidak ingin menerima pertunangan ini, hanya saja kedua orang tuaku mengancam ku untuk membawaku pergi dari sini, Jika aku tidak menerima pertunangan ini. Jujur, aku tidak ingin terus terusan pindah sekolah, rasanya sudah sangat lelah menjadi anak baru, bersosialisasi kembali dengan lingkungan terus pindah lagi. itu sudah sering sekali aku lakukan sejak aku sekolah dasar hingga sampai saat ini." Jelas Kayra panjang lebar, mengeluarkan semua uneg-uneg nya itu.

Mendengar itu Bian menaikkan alisnya ke atas, "pindah? Pindah ke mana maksud kamu? Dan kenapa harus pindah?" tanya Bian yang belum mengerti ke mana arah tujuan dari pembicaraan mereka saat ini.

"Iya, besok kedua orang tuaku akan pindah tugas ke Amerika dan mereka mengajakku untuk ikut bersama. Itulah kenapa aku menerima pertunangan bodoh ini." ucap Kayra.

Mendengar itu, Bian terdiam di tempatnya.

"Apakah Itu tandanya kalau pertunangan ini adalah satu-satunya cara Agar kamu tetap bertahan di sini?" tanya Bian setelah beberapa saat terdiam.

Kayra menganggukkan kepalanya membenarkan apa yang dikatakan oleh Bian tadi.

"Aku juga tahu, kalau kamu menerima perjodohan ini karena terpaksa bukan? Mari kita buat kesepakatan untuk semuanya ini. Aku benar-benar ingin kita tetap melakukan pertunangan seperti apa yang diinginkan kedua orang tua kita, dan kemudian di pertengahan jalan nanti kita harus membuat masalah agar pertunangan ini bisa diputuskan. Aku dan juga mama sudah sepakat akan hal ini. Jika saja nanti di pertengahan hubungan kita tidak lagi merasa cocok, aku sudah mengatakan untuk kita berpisah saja, dan orang tuaku setuju. Bagaimana menurutmu? "Tanya Kayra.

"Kalau aku–"

"Apakah di sini aku bisa mempercayaimu sebagai partner? Bukankah kamu juga tidak menyukaiku? jadi mari kita buat hubungan ini menjadi sedikit sulit dan rumit agar kita bisa saling melepaskan diri satu sama lainnya. Lagian, jujur saja aku masih menunggu seseorang yang aku cintai." Lanjut Kayra lagi yang sontak membuat Bian terdiam di tempatnya.

"Apakah kamu sudah memiliki pacar? "Tanya Bian, Entah kenapa ada rasa sedikit berbeda di hatinya ketika mengetahui fakta ini.

Kayra menganggukkan kepalanya namun detik kemudian ia menggelengkan kepalanya hingga membuat Bian sedikit pusing untuk mengetahui jawaban yang sebenarnya itu.

"Jadi yang benarnya apa ini? "Tanya Bian

"Ah boleh deh, kalau dikatakan pacar. soalnya aku dan dia, kami berdua saling mencintai dia hanya saja Saat ini ada sedikit kendala yang membuat kami harus berpisah. Wajah Kayra bersemu merah ketika membahas perihal itu. dan hal itu membuat Bian sama sekali tidak menyukainya.

Ada laki-laki lain yang membuat Kayra bisa mengembang kan senyumnya seperti ini.

"Baiklah jika seperti itu, mari kita sepakati saja hubungan ini tidak akan lama." putus Bian akhirnya, Yang sebenarnya tidak rela namun ia harus mengikuti cara main Kayra agar bisa menguasai permainan ini nantinya.

Mendengar itu, sebuah senyum dikembangkan oleh kayra hingga membuat Bian sedikit terpana akan kecantikan dari sosok wanita itu. Tak pernah ia sadari bahwa wanita di hadapannya ini ternyata cantik sekali.

"Ah, terimakasih sekali. Baiklah kalau seperti itu, mulai sekarang kita berdua adalah partner. Jadi kita harus bekerja sama untuk membuat hubungan ini hancur." Ucap Kayra.

Mereka berdua berjabat tangan satu sama lainnya, Untuk menyetujui kesepakatan itu.

"Oh iya, satu lagi. Pertunangan ini sebaiknya Tidak di ketahui oleh siapapun. Hanya pihak keluarga saja." Ujar Kayra lagi.

"Terlalu banyak sekali peraturan yang kamu buat Kay, apakah kamu benar-benar ingin melanjutkan pertunangan ini atau Tidak? Jika Tidak, lebih baik sekarang ayo kita Katakan kepada kedua orang tua kita, bahwa kita sepakat untuk menjadi teman saja tanpa harus terikat dalam hubungan."

Mendengar itu, Kayra langsung menggeleng kan kepalanya. Tidak, ia Tidak akan mau melakukan hal itu. Dimana wajah kedua orang tuanya jika ia melakukan itu?

Ia sudah berjanji kepada mama dan papa nya bahwa malam ini mereka akan tetap melangsungkan pertunangan mereka ini.

"Tidak, aku mengatakan ini hanya untuk tetap menjaga diriku saja dari fans kamu itu, apalagi dengan Salsa yang begitu mencintaimu. Kamu tahu kan bagaimana mereka akan menjadi orang yang ditindas jika dikabarkan dekat dengan kamu? Apakah kamu ingin aku juga seperti itu?"

"CK! Sangat bodoh Sekali aku jika menginginkan hal itu Kay, lagian aku adalah tunangan kamu dan aku tentunya tak akan membiarkan hal itu terjadi. Aku akan menjaga kamu. Apalagi kita berdua berada di kelas yang sama, jadi apa yang akan kamu takutkan lagi huh?"

Ah, apakah kabar tentang dirinya yang di kunci di toilet sekolah sampai malam itu tidak didengar oleh Bian?

Ia masih teringat dengan jelas saat pertama kali masuk ke sekolah itu, dan langsung mendapatkan sambutan seperti itu karena katanya ia menyaingi kecantikan Salsa.

Tentunya hal itu bukanlah hal yang diinginkan olehnya, ini adalah pemberian Tuhan, jadi ia tidak bisa menolak nya bukan?

Tapi sudahlah, mungkin saja karena ia yang sering berdekatan dengan Bian hingga membuat kabar itu juga tak sampai ke telinga Bian.

"Pokoknya, kabar pertunangan ini hanya boleh Sampai di telinga Putra dan juga Angga. Dia adalah sahabat baik mu, kan? Jadi hanya mereka yang tau, selebihnya Tidak."

Bian menaikkan alisnya, "jika aku hanya boleh memberitahu perihal ini pada Angga dan Putra, lalu kamu sendiri siapa yang akan kami kasi tahu? Ranti?"

"Aku tidak akan mengatakan siapapun tentang hubungan kita ini."

"Kenapa? Bukankah saat ini dia adalah orang yang berteman dengan kamu?"

"Benar sekali, dia hanya temanku bukan sahabatku. Aku orang nya Tidak mudah percaya dengan orang. Bagiku semua orang adalah musuh yang bisa menyerang sewaktu-waktu." Jawab kayra yang langsung membuat Bian menemukan satu hal yang berbeda dari Kayra.

"Baiklah, kalau seperti itu aku setuju. Jadi hubungan ini hanya kita dan keluarga yang tahu, ditambah lagi dengan kedua sahabat ku." Jawab Bian.

"Iya, benar sekali. Jadi kita deal kan untuk semuanya ini?" Tanya kayra, ia mengulurkan tangannya untuk berjabat tangan dengan Bian.

Hal itu langsung membuat Bian langsung menerima uluran tangan nya itu.

"Deal." Ucap Bian dengan begitu datar sekali, tak ada ekspresi apapun yang diberikan oleh Bian.

"Baiklah kalau seperti itu. seperti nya sudah sampai lima belas menit, ayo kita kembali. Kedua orang tua kita pasti sudah menunggu kita." Ucap Kayra yang di anggukkan oleh Bian.

Mereka berdua berjalan beriringan untuk kembali ketempat mereka, dimana kedua orang tua mereka pasti sudah menunggu.