Tak ada yang berubah Jakarta tetaplah menjadi sarang untuk sebuah kemacetan, namun ada seseorang yang tak peduli, Dia hanya ingin menangis, namun tak ingin sendiri.
Saat ini mobil city car putih ini melaju pelan mengikuti mobil di depannya, entah apa yang menyebabkan jalanan sore ini sepadat ini, tapi Dia merutuki kesalahannya, yang mau saja menjemput Tasya di jam pulang kerja seperti saat ini.
"Minum Sya, itu nafas Lo udah sesek banget karena nangis"
"Diem, Gue mau nangis denger aja"
Senja menggeleng tidak percaya, tapi Dia harus bersabar untuk setiap sikap Tasya, Dia tau ini tak akan pernah mudah untuk wanita itu.
"Mau makan gak?"
"Makan mie ayam gerobakan, tapi di dalem mobil"
"Ya udah"
Akhir-akhir ini Senja menemukan mie ayam yang sesuai dengan selera Tasya, jadilah Dia harus mau repot-repot menjemput Tasya untuk berburu kuliner, ah tapi bukan itu yang sebenarnya lebih tepatnya membantu wanita itu untuk kabur dari semua masalahnya dengan Bumi.
Dukung penulis dan penerjemah favorit Anda di webnovel.com