webnovel

Cinta Permen Karet

"Aku ada pemotretan, Naya. Sekaligus promosi situs bersejarah. Bisa jadi agenda dadakan lain menyusul."

Delon menjelaskan tanpa aku minta, mungkin dikira aku marah.

Sebenarnya aku bisa saja memaksa ikut, ke situs bersejarah juga bagian dari traveling, kan? Apalagi, besok aku pulang. Waktu menikmati kota Yogyakarta adalah seharian ini.

Akan tetapi, berpikirnya harus lebih jauh. Kencan sesama artis tidak seperti orang biasa, satu celah kecil di mana kami lengah, sangat bermanfaat bagi pemburu berita. Trending topik, menguntungkan orang lain, lalu ketahuan sama yang di rumah. Bahaya untuk kesehatan hati dan jantung.

"Iya, nggak apa-apa. Kamu hati-hati ke sana sampai pulangnya. Terus jangan lupa nomor ini dibuang," pesanku panjang lebar. Mirip kasih nasehat anak sekolah mau semester.

"Oke, Naya. Sampai nanti!"

Bab Terkunci

Dukung penulis dan penerjemah favorit Anda di webnovel.com