Alika menjadikan Evan sebagai alasannya untuk terhindar dari bayang-bayang Amel untuk sementara waktu. Setelah Evan pergi, barulah Alika merasa kesepian kembali. Nyatanya kehadiran Amel yang selalu mewarnai hari-harinya.
"Sebaiknya aku pergi membaca saja, Amel pasti tidak ada di sana," pikir Alika demikian. Dia sudah sangat yakin tidak akan bertemu Amel di perpustakaan. Namun, fakta berkata lain.
Nyatanya Amel sudah ada di sana, tengah membaca di deretan kursi-kursi yang tersedia di perpustakaan itu. Alika pun membalikkan badannya, dia mengumpat kesal karena harus dipertemukan kembali dengan Amel.
Dugaannya sungguh meleset dan salah besar. Alika mengira, Amel akan pergi ke kantin atau setidaknya ke tempat lain. Namun, kenapa harus perpustakaan yang dia pilih?
"Sebaiknya, aku pergi saja sebelum dia melihatku di sini," gumamnya, tanpa membalikkan badan. Dia tidak ingin Amel melihat dirinya di sana atau Amel akan mencecarnya dengan ribuan pertanyaan.
Dukung penulis dan penerjemah favorit Anda di webnovel.com