webnovel

Blade ArchMage(Bahasa Indonesia)

Ibu dari Bangsawan terkenal dan Ayah adalah Penyihir terhebat dan terkenal karena penyerangnya dulu melawan Ras Iblis. Harry anak yang selalu bekerja keras untuk mendapatkan hasil yang terbaik untuk keluarganya namun keluarga tidak peduli dengan hasilnya karena Harry hanya bisa menguasai sihir Angin sekeras apapun dia belajar sihir cuman sihir Angin yang dia bisa. Muak dengan perlakuan Ayahnya kepadanya hingga sampai dipermalukan oleh Ayahnya di depan ramai. Cacian, makian, hinaan dari orang-orang di tambah hal yang Ayahnya lakukan kepadanya. Harry kabur dari rumah dan mulai berpetualang dan menempuh hidup baru. Kisah Penyihir Angin pengguna Dagger dan Pedang.

Riz_Official · Fantasi
Peringkat tidak cukup
5 Chs

PROLOG

"Aduh!"

"Ayo bangun."

Anak laki-laki yang terjatuh berlari di bantu oleh teman perempuannya.

"Pegang tanganku."

Setelah bangun teman perempuannya itu berlari ke depan dan melihat kebelakang ke anak laki-laki itu.

"Hey Harry aku bercita-cita menjadi seorang 'Penyihir' hebat!"

"Iya, aku juga ingin menjadi seorang 'Penyihir' aku ingin melampaui Ayah."

Anak perempuan itu berbalik menuju ke anak laki-laki dan menggenggam tangannya dan mendekatkan wajah kepadanya.

"Berjanjilah kepadaku untuk menjadi Penyihir terhebat bersama-sama."

"Hmmmh, Iya aku janji!"

Kedua anak tersebut adalah teman dekat dari kecil, umur mereka sama-sama Enam tahun namun lebih tua anak lelaki itu perbedaan mereka cuman berbeda Tiga Bulan.

Nama anak perempuan tersebut adalah Kyra dia juga seorang anak bangsawan sama seperti Harry.

Setelah mengatakannya wajah mereka memerah, dan sang anak perempuan langsung melepaskan tangannya. Mereka langsung memalingkan

"Maaf, aku terlalu bersemangat Harry!"

"Tidak, tidak apa-apa."

Setelah itu sang anak perempuan pun berjalan ke depan dan melihat kebelakang sambil tersenyum manis kepada Harry.

"Harry ingat jangan mengingkari janji kita, ini adalah janji kita berdua untuk menjadi Penyihir terhebat.!

"Yah aku Janji, Kyra ini adalah janji kita berdua."

"Hey, Harry aku pulang dulu hari sudah mulai Gelap."

"Iya, sebaiknya kita bergegas pulang sebelum malam!"

Mereka pun pulang ke rumahnya masing-masing. Rumah Harry adalah rumah yang tergolong besar karena dia adalah anak seorang bangsawan dan penyihir terkenal.

Tiba di rumah, Harry menuju ke ruang makan untuk makan malam bersama. Saat makan Herry cuman bisa melihat Keluarganya yang cuman memperdulikan dirinya masing-masing, makan malam yang terasa Hening.

Setelah makan, Harry berdiri dan mau menuju ke arah kamarnya, saat Harry mau menuju ke kamarnya, Ayah Harry pun berdiri dan mengatakan kepadanya.

"Apakah kamu sudah berlatih hari ini!"

"Tidak Ayah aku sudah lama tidak main dengan temanku."

"Kalau kamu tidak berlatih, kamu tidak akan bisa bertemu dengan temanmu lagi, Ayah tidak mau seorang anak yang tidak becus.

Istrinya yang berada di sampingnya pun menyuruh Harry langsung menuju ke kamarnya.

"Kamu selalu menyuruhnya berlatih tapi kamu tidak pernah sekalipun berada di sampingnya."

Harry yang sudah masuk ke kamarnya, dia sangat sedih dengan perkataan Ayah, Harry sudah berusaha keras untuk Ayahnya.

...

Harry memiliki seorang pelayan yang sangat akrab dengannya melebihi Ayahnya dan Ibunya, namanya adalah 'Lina' dia yang sudah merawat Harry dari kecil.

Lina dia adalah seorang 'Assassin' Lina sudah mengabdi kepada keluarga bangsawan mereka untuk menjadi pelayan dan sekaligus penjaga di keluarga Bangsawan tersebut.

...

Harry yang sudah di kamar dengan wajah yang sangat murung, Harry memanggil Lina kedalam kamarnya.

Ketika Harry sedih dia selalu mengungkapkan pada pelayannya, Harry sangat menyayangi pelayannya dia sudah menganggap Lina seperti Ibunya karena Lina lah yang selalu menjaga dan merawatnya.

"Lina apa yang harus aku lakukan, Ayah tidak pernah peduli sekalipun."

Wajah Harry yang sedih yang mau meneteskan air mata namun seperti menahan air matanya untuk tidak keluar.

"Tidak tuan 'Muda' mungkin sang Penyihir terhebat hanya ingin anaknya juga menjadi seorang yang hebat seperti Ayahnya."

Lina pelayannya yang berusaha menenangkannya menjawab supaya tuan Muda tida bersedih lagi.

"Itu tidak benar, bahkan Ayah tidak pernah peduli dia hanya aku berlatih dan berlatih."

"Tidak tuan 'Muda' mana mungkin seorang Ayah tidak peduli dengan Anaknya, setiap orangtua pasti menginginkan yang terbaik untuk Anaknya. Sudah jangan 'sedih' lagi!"

Setelah itu Lina memeluknya dan mengusap kepalanya seperti seorang Anak dan Ibu.

Harry yang sudah tidak sedih lagi dan kembali ceria setelah di peluk oleh Lina. Harry pun melepas pelukan Lina, dengan wajah polosnya Harry meminta di ajarkan oleh Lina cara menggunakan Pedang dan Pisau yang dia lihat saat Lina berlatih.

"Lina maukah kamu mengajari gerakan yang seperti Lina lakukan saat di tempat latihan, aku ingin menjadi kuat agar Ayah mengakui ku?"

"Iya tuan 'Muda' dengan senang hati"

Lina menjawab dengan nada senang melihat tuan mudanya sudah kembali ceria.

Harry pun mulai berlatih dengan Lina teknik menggunakan Pisau dan Pedang.

________

Tujuh Tahun berlanjut, Harry sedang berlatih di pagi hari dengan Lina.

"Cukup hari ini tuan muda, nanti anda terlambat!"

"Hahhh, huhhhhh"

Harry yang sudah berkeringat dan kelelahan pun berhenti mengayunkan Dagger nya.

Mereka berhenti berlatih dan Harry bersiap untuk sarapan dan berangkat ke Akademi, Harry berangkat seperti biasa dan ini adalah tahun ke Dua dia belajar di Akademi.