webnovel

Blade ArchMage(Bahasa Indonesia)

Ibu dari Bangsawan terkenal dan Ayah adalah Penyihir terhebat dan terkenal karena penyerangnya dulu melawan Ras Iblis. Harry anak yang selalu bekerja keras untuk mendapatkan hasil yang terbaik untuk keluarganya namun keluarga tidak peduli dengan hasilnya karena Harry hanya bisa menguasai sihir Angin sekeras apapun dia belajar sihir cuman sihir Angin yang dia bisa. Muak dengan perlakuan Ayahnya kepadanya hingga sampai dipermalukan oleh Ayahnya di depan ramai. Cacian, makian, hinaan dari orang-orang di tambah hal yang Ayahnya lakukan kepadanya. Harry kabur dari rumah dan mulai berpetualang dan menempuh hidup baru. Kisah Penyihir Angin pengguna Dagger dan Pedang.

Riz_Official · Fantasi
Peringkat tidak cukup
5 Chs

PERTANDINGAN

Hari Kompetisi Akademi semua murid berkumpul di lapangan murid-murid di berikan nomer urutan untuk bertanding. Harry

mengambil urutan untuk kompetisi pedang dan langsung mengambil urutannya tanpa ada gangguan.

Harry datang lagi mengambil urutannya dalam Kompetisi duel Sihir. Harry maju mengambil urutannya, saat dia mengambil kertas urutannya itu dia di hentikan oleh seorang Guru Sihir.

"Ini nomer mu!"

"Tapi bukankah.....?"

"Sudah, ambil ini kalau kamu tidak ingin ikut Kompetisi jangan ambil." Memotong pembicaraan Harry.

"Ya baiklah Sensei." Harry merasakan sesuatu yang aneh.

Murid-murid yang mengikuti Kompetisi duel langsung menuju tempat Arena.

Arena yang sangat besar dan penonton yang sangat banyak, bahkan Raja pun hadir untuk menonton dan banyak orang-orang penting dan juga para bangsawan.

Pertandingan pertama Harry adalah duel Pedang dan sesuai dengan urutannya dia mengahadapi "Arthur" dia adalah anak dari "Raja" sedangkan Harry adalah anak dari Bangsawan dan juga anak dari penyihir terhebat di kerajaan.

Herry dan Arthur naik ke arena, mereka di perbolehkan memilih jenis pedang yang di gunakan untuk duel.

Harry memilih untuk menggunakan pedang Katana sedangkan Arthur menggunakan pedang seperti pedang kesatrian dengan ukuran yang sedikit besar.

Setelah memilih Pedang masing-masing mereka maju dan menunduk memberikan Hormat kepada penonton.

Aturan duel Pedangnya adalah mereka yang mengatakan menyerah, dikalahkan, dan keluar dari garis arena duel.

Mereka mengangkat pedang dan memulai duelnya di atas Arena Duel.

"Senang bisa bertanding dengan mu Pangeran!" Harry sambil memegang pedang.

"Senang juga bisa bertanding dengan Anak sang Pahlawan." Jawab Arthur.

Arthur pun maju menyerang Harry dari depan, dia mengayunkan pedangnya ke arah samping Harry namun Harry dengan mudahnya menangkis pedangnya, Harry berdiri tanpa bergerak dan hanya menangkis pedang Arthur.

Para penonton pun mulai bersorak melihat pertarungan mereka, dan Raja tertarik terhadap Harry karena bisa menangkis pedang lawannya dengan dengan santai dan tidak bergerak sedikit pun hanya menangkis pedang lawannya.

==========

Raja yang duduk bersebelahan dengan ayahnya Harry dan bertanya kepada ayahnya Harry.

"Bagaimana anakmu bisa menggunakan menggunakan pedang dan itu sangat bagus bagaimana kalau anakmu berlatih dengan para Kesatria Kerajaan dia pasti menjadi seorang Kesatria hebat." Bilang Raja.

"Dengan senang hati akan menerima tawaran anda." Ayah Harry menjawabnya walaupun dia tidak tau bahwa anaknya bisa menggunakan pedang.

==========

Harry masih berdiri tanpa bergerak hanya menangkisnya dan Harry pun mulai menyerang Arthur.

"Sekarang giliran ku Pangeran!" Bilang Harry sambil menangkis pedang Arthur.

Harry pun maju kedepan berjalan sambil menyerang Arthur, menyerang ke kanan, menyerang ke kiri, ke kepala, dan terus menerus membuat Arthur kewalahan menangkisnya dan membuat dia terpojok hingga ke ujung garis.

"Seperti yang di harapkan dari dari seorang anak Pahlawan kan memang hebat Harry." Bilang Arthur sambil menahan serangan Harry dengan kewalahan.

"Ya Pangeran, bersiap lah untuk serangan terakhir ku!" Bilang Harry.

Harry pun melompat kebelakang dan mengambil ancang-ancang untuk serangan terakhirnya.

"Bersiaplah kalau tidak ini akan membuat mu terluka!" Harry sambil mengarahkan pedangnya ke Arthur.

Harry memegang erat pedangnya dengan kedua tangannya dan langsung maju dengan sangat cepat.

Arthur yang tidak tau haru berbuat apa karena gerakan Harry sangat cepat dia pun melepaskan pedangnya dan menjatuhkannya dan dia pun menunduk.

Harry yang menyerang sangat cepat membuat Harry keluar garis arena karena dia tidak tau kalau Arthur malah menunduk bukannya menahan serangannya itu membuat serangan Harry meleset.

"Aku menye..." Arthur sambil menunduk.

Tiba-tiba suara keras dari teriakan 'Wasit' membuat ucapan Arthur berhenti

"Pemenangnya adalah Arthur!" Suara keras yang terucap dari mulut wasit.

Arthur mengambil pedang dibawahnya dan berdiri dengan wajah yang penasaran kenapa dia bisa menjadi pemenang duel.

Arthur melihat Harry yang sudah berdiri di luar garis arena dan itulah yang menyebabkan Harry kalah, Arthur masih kebingungan apa yang terjadi, Harry pun datang menghampiri Arthur.

"Selamat atas kemenangannya!" Harry sambil mengangkat tangannya untuk bersalaman.

"Iya tapi, bagaimana aku bisa menang?" Sambil bersalaman dengan Harry.

"Yah, aku tidak tau kalau Pangeran menunduk bukannya menahan dan membuat serangan cepat ku meleset dan keluar Arena." Setelah melepaskan tangannya Arthur.

"Hahhhhh.....?" Arthur terkejut.

"Yah saya tau, anda tidak mau menahan serangannya lalu menunduk dan mau menyerah, tapi ingatlah satu hal 'Pangeran' kalau anda ingin menjadi Pendekar hebat saat berduel ataupun melawan seseorang anda harus siap untuk menebas atau anda yang titebas." Ucap Harry.

"Yah, akan ku ingat pesan kau." Arthur sambil tersenyum.

"Baik Pangeran aku permisi!" Harry keluar Arena.

"Tunggu kalau ada kesempatan maukah kau berduel denganku sekali lagi?" Ucap Arthur dengan keras.

"Ya aku sangat menantikan itu Pangeran." Harry sambil berjalan meninggalkan Arena.

==========

Pertandingan berakhir dengan kekalahan Harry yang tidak terduga dan Arthur maju ke babak berikutnya.

____________

Setelah keluar dari Arena Harry langsung menuju ketempat Kyra yang sedang bersiap-siap untuk dia bertanding. Harry langsung menghampirinya.

"Hay, Kyra!" Harry melambaikan tangannya.

"Hey Harry apakah kamu menang tadi?" Kyra yang penasaran dengan hasil duel Harry.

"Tidak, tapi aku masih mempunyai duel Sihir jadi aku tidak perlu khawatir." Harry berbicara sambil tersenyum.

"Kau ini, kau tidak tau siapa lawanmu nanti?" Kyra memarahi Harry.

"Iya-iya, sebaiknya kamu siap-siap sekarang giliran mu. Berjuanglah!" Memegang kepalanya Kyra sambil menggosok rambutnya.

"Iya." Kyra sambil tersenyum.

Kyra pergi menuju ke Arena untuk bertanding sihir, setelah menaiki Arena mereka mereka menundukkan kepalanya dan memberikan hormat kepada Raja dan Penonton.

Lawannya Kyra juga seorang perempuan seperti dirinya.

Lawannya Kyra langsung menyerang dengan sihir Api "Fire Ball" Kyra menahan sihirnya langsung dengan dinding air menggunakan mantranya.

Setelah menahan Kyra dengan cepat membaca mantra dan langsung menyerang balik dengan sihir Api "Fire Ball" dan membuat lawannya terkena Fire Ball yang Kyra gunakan. Lawannya terlambat membaca mantra yang membuat dia terkena Fire Ball Kyra dan membuatnya kalah.

Kyra lanjut ke babak berikutnya. Kyra memberikan hormat kepada Raja dan Penonton dan meninggalkan Arena.

Kyra langsung menuju ke arah Harry, Harry yang sudah menunggu untuk memberikan selamat kepadanya karena kemenangannya.

"Selama!" Ucap Harry.

"Ya, kau juga harus menang." Jawab Kyra

"Tenang aku pasti menang, aku hanya butuh dukungan dari mu untuk bisa menang." Jawab Harry dengan wajah sombongnya.

"Kau ini masih bisa bercanda, bersiaplah untuk giliran mu." Ucap Kyra

"Ya, tenang saja tidak ada yang bisa mengalahkan ku." Jawab Harry.

Harry menuju menuju ke Arena untuk duel sihirnya.

"Harry berjuanglah." Kyra sambil tersenyum.

"Iya!" Harry yang sedang berjalan ke arena melihat kebelakang ke arah Kyra dan tersenyum kepadanya.

Harry naik ke Arena dan lawannya adalah Lucas.