webnovel

Blade ArchMage(Bahasa Indonesia)

Ibu dari Bangsawan terkenal dan Ayah adalah Penyihir terhebat dan terkenal karena penyerangnya dulu melawan Ras Iblis. Harry anak yang selalu bekerja keras untuk mendapatkan hasil yang terbaik untuk keluarganya namun keluarga tidak peduli dengan hasilnya karena Harry hanya bisa menguasai sihir Angin sekeras apapun dia belajar sihir cuman sihir Angin yang dia bisa. Muak dengan perlakuan Ayahnya kepadanya hingga sampai dipermalukan oleh Ayahnya di depan ramai. Cacian, makian, hinaan dari orang-orang di tambah hal yang Ayahnya lakukan kepadanya. Harry kabur dari rumah dan mulai berpetualang dan menempuh hidup baru. Kisah Penyihir Angin pengguna Dagger dan Pedang.

Riz_Official · Fantasi
Peringkat tidak cukup
5 Chs

AKADEMI SIHIR

Seorang perempuan berlari berlari menuju ruangannya kelasnya.

"Huhh hahhhh hhhh, aku pikir aku terlambat lagi!"

Dengan nafas yang berat dengan sedikit keringat di wajahnya langsung menuju tempat duduknya, di samping tempat duduknya adalah Harry teman masa kecilnya.

"Kyra kenapa lagi?"

"Tidak, aku cuman kelelahan. Aku kira terlambat lagi hari ini!"

"Ouhh ya aku lupa, kau tidak tinggal di asrama rumah mu jauh dari Akademi."

Kyra rumahnya jauh dari Akademi. Semenjak di pindah ke Mansion yang lebih besar itu membuat dia sedikit jauh dengan Akademi dan terlebih lagi Asrama di Akademi tidak ada yang kosong karena di terlambat meminta kamar. Berbeda dengan Harry dia mempunyai kamar namun lebih memilih tinggal di rumahnya supaya bisa berlatih Pedang dan Belati sedangkan kamar asramanya di gunakan untuk berlatih Sihir dan membuat eksperimen sihir anginnya.

==========

"Kalau kau mau kau boleh tinggal di kamarku, lagian aku lebih memilih tinggal di rumah."

"Benarkah Harry, aku sangat terbantu jika mengijinkan ku tinggal di kamarmu."

Namun Harry memberikan beberapa syarat kepada Kyra dan dia tidak boleh membawa orang lain masuk ke kamarnya.

"Iya kau boleh tinggal, nanti aku akan bicara dengan Sensei untuk memberikan izin supaya kau boleh tinggal di kamarku."

"Terimakasih kasih Harry, besok aku akan menemui mu lagi dan membawa barang-barangku!"

__________

Akhirnya pelatih sihir mereka masuk keruang kelas dan mereka berhenti berbicara dan melanjutkan pelajaran sihirnya. Dia membahas tingkatan sihir.

"Kali ini kita akan membahas tingkatan sihir, Harry kamu anak paling pintar di ruangan ini coba jelaskan kalau kamu mengetahuinya."

Harry menjelaskan semuanya dengan jelas tingkatan sihir. Sesudah menjelaskannya Pelatih mereka melanjutkan pelajaran sihirnya.

Kelas telah berakhir, Kyra mengajak Harry pergi makan siang, mereka duduk di taman berdua, dan menikmati makanannya. Lalu datang tiga laki-laki menghampiri mereka.

"Wah wah wahh, seorang sampah yang hanya bisa menggunakan sihir angin beraninya duduk dengan calon tunangan ku!"

Kyra yang marah langsung berdiri memegang tangannya Harry.

"Ayo kita pergi jangan dengarkan mereka, dan kau aku tidak pernah Sudi mencintaimu apalagi bertunangan dengan mu."

Laki-laki itu langsung memegang Kyra dengan keras.

"Apa kau lupa perjanjian keluarga kita, setelah pertandingan Akademi berakhir kita akan bertunangan."

Harry yang tidak tahan dengan sifat sombongnya memegang tangan lelaki itu.

"Lepaskan, mari kita lihat di pertandingan siapa yang menang dia yang akan mendapatkan Kyra."

Lelaki itu langsung melepaskan dan tertawa.

"Hah, hahahahahhah, kuterima tantangan mu lagipula apa yang bisa di harapkan dari sihir angin terlemah."

Dia tertawa tanpa henti dengan dua temannya itu.

Kyra langsung menarik Harry dan pergi pergi dari taman.

"Harry apa yang kamu lakukan, dia bukanlah orang yang bisa kamu kalahkan, dia itu kejam!"

Harry memegang kepala Kyra dan tersenyum kepadanya.

"Percayalah padaku aku akan selalu bersamamu!"

Wajah Kyra langsung memerah dan tersipu malu dia langsung memalingkan wajahnya.

"Hmmm ya, aku percaya padamu Harry."

Kyra pulang dan Harry menuju ke tempat Sensei untuk memberi tau kalau Kyra akan tinggal di kamarnya, Awalnya Sensei menolak namun Harry meyakinkan tidak akan terjadi apa-apa dan Harry juga tidak tinggal di kamar asrama di lebih memilih tinggal di rumah.

"Baiklah tapi bila terjadi sesuatu kau yg bertanggung jawab, aku memberikan izin ini karena kau murid paling pintar di Akademi bukan paling hebat karena kamu cuman bisa sihir Angin."

"Iya Sensei percayakan padaku akan baik-baik saja."

Harry pergi dengan senyuman dan berterima kasih pada Sensei karena memberikan izin Kura tinggal di kamarnya.

==========

Keesokan harinya seperti biasa Harry yang selesai berlatih dan pergi ke Akademi.

Kyra langsung menemui Harry dengan perlengkapannya karena dia akan tinggal di kamarnya Harry. Harry memandu jalan ke kamarnya.

"Ikuti aku!"

Mereka menuju lantai dua, karena barang yang di bawa Kyra sedikit berat Harry membantu membawanya. Ketika sampai di depan kamar Harry mengeluarkan Kunci di sakunya dan membuka pintu.

"Silahkan masuk, sekarang anggaplah kamarmu sendiri!"

Harry memberikan kunci satunya lagi kepada Kyra dan satunya di pegang Harry.

Kyra memasuki kamar dan melihat isi kamar yang penuh dengan buku sihir dan buku pengetahuan lainnya yang tersusun sangat rapi. Beberapa kertas yang berceceran di meja baca.

"Wah banyak sekali buku, tidak heran kamu bisa menjadi murid paling pintar di sekolah!"

Kamarnya yang sangat bersih, bahkan sedikit debu pun tidak ada, hanya kertas yang tidak tersusun rapi di meja baca.

Kyra pun menyimpan barang-barang di lemari, dia menuju ke meja, kertas yang berserakan di rapikan oleh Kyra. Kertas yang berisi semuanya Sihir Angin dan jenis cara menggunakan Sihir Angin yang tidak pernah Kyra temukan dia melihatnya semua di kertas-kertas itu.

"Hey Harry apa ini."

Harry langsung mengambil kertas itu di tangannya.

"Tidak, itu bukan apa-apa!"

Kyra menuju ke arah Harry dan memeluknya dengan wajah sedihnya dan mengeluarkan sedikit air mata.

"Aku tau kau telah berjuang keras Harry, walaupun kau tidak bisa menguasai sihir lainnya, kau membuktikan kalau kau bisa!"

Harry tersenyum dan memeluk balik Kyra dan menggosok kepalanya.

"Sudah jangan menangis lagi, setelah Pertandingan Akademi berakhir aku berjanji akan mengajarimu sihir tanpa Mantra yang ku pelajari sendiri!"

"Apa?"

Kyra terkejut karena sihir bisa di gunakan tanpa Mantra.

"Iya aku mempejari nya sendiri, tidak ada yang mengetahuinya kecuali kamu sekarang, karena kita sudah berjanji menjadi Penyihir terhebat bersama-sama aku pasti mengajarimu. Jadi berhentilah menangis!'

"Bodoh, Harry bodoh, hanya karena ku menangis kau memberi tahukan rahasiamu!"

Kyra berhenti menangis dan akhirnya tersenyum kepadanya.

"Berjanjilah untuk tidak melupakan janji waktu kecil!"

"Hmmmm ya, sekarang kamu istirahatlah dulu kamu pasti lelah membawa banyak barang!"

mereka melepas pelukannya dan wajah mereka tersipu malu, mereka memalingkan wajahnya masing-masing setelah melepaskan pelukan.

Harry menuju ke meja dan menaruh kertas di dalamnya dan menguncinya.

"Sekarang aku keluar dulu kau istirahatlah, dan jangan mengatakan semua rahasia ini, dan jangan membuka apa yang aku simpan itu.

Harry keluar dari kamarnya supaya Kyra bisa istirahat dengan nyaman. Harry pulang untuk berlatih dan mempersiapkan diri untuk pertandingannya.