Creshh.. Rambut Jeclyn di potong,Jeclyn membalikan badan untuk melihat berapa panjang rambut yang telah di pangkas. Cesh.. Cesh ssuashh.. Rambut yang tersisa di open tiba-tiba terbakar mengeluarkan api. Jecly dan Albert melihat rambut yang terbakar dengan terkejut dan terdiam. Sesaat kemudian saling melihat.
Aku memegang rambut ku,pendek..pendek sekali. Seberapa banyak yang dia potong? Bagaimana tampang ku sekarang? Kecemasan menyerang ku,aku berlari ke cermin untuk melihat tampang ku sekarang, aku terdiam cukup lama di depan cermin, mata ku kembali berkaca-kaca menatap wajah ku yang berantakan dan rambut yang telah aku rawat dengan sebaik-baik nya hancur di tangan seseorang yang tidak berperasaan.
"Huwaa.. Untung apa nya? Lihat ini!" Menghadap Albert sambil memegang rambut yang tidak berbentuk. Berjalan ke arah Albert dan mengambil gunting dari tangan Albert, sambil menahan air mata ku yang hampir tumpah
"Kau mau apa?"
"Mengunting rambut mu untuk balas dendam," Aku mencengkram erat gunting itu sambil menahan emosi yang bergejolak di dalam diri ku , siap-siap untuk meledak kan semua emosi ini. Tahan.., aku pasti bisa menahan nya, aku tidak boleh menangis , jangan menangis, namun air mata ini langsung terjun dengan bebas nya dari kelopak mataku, segera aku balikan badan untuk menghindari tatapan Albert, berharap ia tidak melihat sama sekali
Sebuah kilatan kecil mengkilat terpantulkan oleh cahaya membuat nya semakin mengkilat lanyak nya sebuah mutiara transparan itu jatuh tepat di antara jarak kami berdua dan jatuh tepat di lantai, Albert menangkap kilatan tersebut dan memperhatikan dari mana asal kilatan kecil itu, dan terus memperhatikan kilatan tersebut hingga benar-benar lenyap dari pandangan nya.
Rasa bersalah langsung menyelimuti diri Albert, rasa sakit tiba-tiba muncul di balik ulu hatinya, mata nya menatap kearah Jeclyn yang memungungi nya, sambil diam terpaku sambil menunduk, di tatap nya cermin yang berada di depan Jeclyn yang memantulkan wajah nya yang sedang tertunduk menahan amarah dan sedih. Albert berjalan mendekati nya dan memeluk nya dari belakang.
" Maafkan aku " Perlahan Albert membisikan perkataan itu di telinga Jeclyn
Jeclyn langsung tersentak dan langsung menaikan kepala nya yang sedari tadi menunduk menahan air mata yang hampir tidak terbendung lagi, ia baru menyadari nya jika tepat di depan nya adalah cermin besar, yang menampakan diri nya yang sedari tadi menahan air mata, dan kali ini ia menatap banyangan mereka berdua yang terlihat mesra, membuat nya menjadi kikuk , dan sangat malu. Mata mereka bertemu di balik cermin itu, saling menatap di cermin.
Tatapan mata Albert kali ini sangat lembut, menusuk kedalam diri nya, tepat di punggung nya , ia merasakan dentaman yang sangat keras dan cepat., Apa ini? Apa suara ini berasal dari diri ku? Apakah ini detak jantung ku yang terlalu cepat? Dia pasti bisa mendengarkan suara jantung ku, perlahan ia menahan nafas nya, berharap detak jantung nya dapat tenang dan bergerak lebih lembut, bahkan ia juga menekan kan telapak tangan nya di depan dada nya , berharap dapat meredam suara itu.
Apa ini? Suara ini dan getaran ini semakin terasa tepat di punggung ku, detak jantung ini milik Albert? Namun aku sama sekali tidak berani menanyakan hal ini. Dingin.. seperti biasa nya.. tubuh nya memancarkan aura dingin, namun kali ini dingin yang berbeda , aku benci mengatakan ini, aku.. memang membutuhkan pelukan nya saat ini, rasa nya sangat nyaman, menenangkan diri ku.
"Sebentar saja.. , seperti ini.. jangan bergerak" Lanjut Albert, ia memejamkan mata nya, merasakan rasa yang sama dengan apa yang di rasakan oleh Jeclyn " Aku akan meminta bantuan Maurer untuk merapikan rambut mu"
" Maurer ? Maksud mu? " Aku membalikan badan untuk menatap nya, sekaligus mencari jawaban dari pernyataan nya, yang membuat koneksi tubuh kami berdua terputus begitu saja.
" Maaf aku hanya sedikit lelah saja hari ini" Lanjut Jeclyn yang memang terlihat lelah
Jeclyn menangkap ada nya kejanggalan yang terjadi pada Albert, tubuh nya yang besar itu terlihat lemah, beberapa butir keringat mengalir di kening nya sementara angin di luar jendela masih berhembus kencang, warna bibir nya berubah menjadi lebih putih , mata nya tidak focus, kerutan di alis nya semakin dalam. Jeclyn mendekat pada diri nya dan memegang kening nya
"Kau tidak apa-apa Albert? "
"Aku tidak apa-apa"
"Aku bukan Aeychan yang bisa di bohongi! Aku sudah tau kau sakit dari tadi pagi.
Apa yang tidak enak? Tubuh mu juga panas" Jeclyn memopong Albert ke ranjang dan menyelimuti nya
"Perut ku"
"Kau seperti nya demam.. Aku ambil kan air.."
"Jangan di bawah.. Nanti Aeychan akan mengetahui nya ,di sana" Menunjukan kamar mandi yang ada di kamar nya
"Kau begitu takut kalau dia mengetahui nya?"