webnovel

Rey panik mendengar kabar tentang Anna

Akhirnya Adit langsung dengan cepat mengangkat Anna balik ke tempat perkemahan. Di susul dengan Malik yang juga mengangkat Nisa. Namun, Nisa sudah agak siuman tetapi ia belum bisa berdiri karena kondisinya juga masih lemas.

"Anna alifah bangun alifah" sahut Adit selama perjalanan. Waktu terus berjalan dan perjalanan mereka telah sampai mendapati waktu malam. Hutan yang begitu mencekam dan suasana yang begitu menyeramkan tak membuat mereka takut. Apalagi Adit ia tak sama sekali menakuti suasana itu, namun yg ia takuti adalah jika sesuatu terjadi kepada Anna. Dia semakin berjalan dengan cepat dan karena kendalanya jalan yang bgitu gelap akhirnya mereka memutuskan untuk berhenti dulu sampai semua senter mereka nyalakan dan perjalanan di lanjutkan.

Sesampai di dekat tenda Adit dan Malik langsung membawa mereka ke tempat tenda yang khusus buat menangani jika para siswa dan siswi dalam keadaan kritis.

"Adit kamu tolong bawakan mereka selimut" ujar Bayu.

Sementara Bayu tengah sibuk menuruti semua perkataan Nisa. Yang memintanya untuk tak pergi jauh darinya.

"Nisa kamu kenapa ngk bilang-bilang jika mau ke kali kan nanti bisa aku dan kawan-kawan cowok yang lainya, dari pada kamu yg pergi sekarang jadi begini kan!" ujar Malik yang mencemaskan Nisa. sedangkan Nisa yg mendengar ucapan Bayu langsung menangis sembari memegang tangan Bayu.

"Aku tak ingin merepotkanmu makanya itu aku pergi sendiri bersama Anna" ujar Nisa.

Mendengar nama Anna, Bayu teringat akan pesan kedua orang tuanya yang memberikanya amanah untuk menjaga Anna jangan sampai ia kenapa-napa.

"Ohw ia Anna" ujar Malik yang langsung pergi meninggalkan Nisa dan langsung ke Anna.

Dengan cepat ia menghampiri tenda di sebalah.

"Anna, dek ... dek, kamu kok belum sadar juga?" ujar Bayu

Sementara Nisa berdiri menyusul Bayu, ia langsung menatap Malik dengan penuh kecemburuan yg sangat tinggi dan besar.

"Huff, putra apa-apaan sih, kok dia malah menghawatirkan Anna padahal kan aku yg sangat membutuhkan dia" gumam Nisa di dalam hatinya.

Tak beberpa lama Adit yg datang dengan membawa selimut langsung cepat menghampiri Anna.

"Ih tadi Bayu sekarang malah Adit juga yang perhatian sama dia" Nisa terus berbicara, rasanya ia tak sanggup jika berada di dalam tenda.

"Ini selimutnya" ujar Adit yang sembari mengasih selimut itu ke Bayu.

"Ohw iya makasih ya" sahut Malik.

"Uhuk ... Uhuk," suara batuk Nisa yang langsung membuat Bayu menengok ke arah belakang tepat di mana Nisa terduduk lemas.

Bayu pun langsung menghampiri Nisa dan Adit langsung mengurusi Anna.

"Nisa, ini pake selimutnya dulu" ujar Malik, ia menyuruh Nisa agar tetap berbaring di tepat itu.

"Bayu, aku mau makan. Kamu bisa kan antarin aku ke tenda aku. Aku hanya ingin istirahat di sana aja" ujar Nisa yang mengambil kesempatan untuk tetap menjauhkan Bayu dari Anna.

"Iya, iya sini aku antar" ujar Malik yg sekaligus yg di panggil Bayu itu. Nama Malik adalah nama yang di panggil kawan kawanya sewaktu Sd dan Smp. Namun, ketika ia di Sma semua siswa dan siswi memanggilnya Bayu, hanya Anna saja yang kadang masih memanggilnya Malik.

Akhirnya mereka berdua pun pergi dari tenda itu sementara Adit yang masih setia untuk menjaga Anna sampai ia tersadar.

"Anna. bangun donk jangan buat aku panik begini" ujar Adit.

Adit langsung mengobati pergelangan kaki Anna ia pun membalutnya dengan sebuah perban yang sudah di taruhi betadine itu.

Cukup lama untuk Anna tersadar hal ini membuat ia sangat khawatir entah dia harus memberitaukan ke orang tua nya atau tidak namun pemikiranya terhenti setelah ia mempunyai ide untuk memberitahukan saja ke Rey adiknya Anna.

Lantaran sinyalnya kurang bagus lama kelamaan Rey dapat di hubungi.

"Bro" ujar Adit melalui tautan chat di Whatsap.

Namun wa Rey tak aktif ia pun mencoba untuk menelfon saja mungkin barangkali ada sinyal yg bisa di ajak kompromi.

"Teet ... Tett ..."

Suara handphone Adit yg sedang menelfon Rey.

Akhirnya sinyal pun jadi walaupun jaringanya putus-putus.

"Ya, kenapa Dit, tumben lo telfon gue! emang ada apa?" ujar Rey yang penasaran akan info yang akan di berikan oleh Adit ke dirinya.

"Jadi gini Rey, maafin aku ... aku memang benar-benar salah sudah tak memegang amanah yang kamu berikan dan orang tua kamu" ujar Adit yg terus terang ke faldi.

Sementara Rey langsung mempunyai firasat yang buruk terhadap info yg akan di beritahukan ke dirinya.

"Loh, kalau ngomong jangan tanggung-tanggung donk, buruan kasih tau!" ujar Rey yg nampaknya sudah cemas sendiri.

"Jadi gini"

Adit pun mengulangi kejadian yang di alami Nisa dan Anna.

Setelah usai menceritakan kejadinya Rey langsung benar- benar panik.

"trus kondisi kakak aku gimana?" ujar Rey.

"Anna, ia cedera di bagian kakinya namun, aku sudah mengobatinya dengan betadine. tapi sampai sekarang ia belum sadar juga" ujar Adit.

"lagian kok bisa sih, masa ia di tengah hutan kalian malah biarkan para cewek untuk mengangkat air apa itu wajar! kalian kan jumlahnya banyak masa di antara kalian ngk ada yang angkat air!" ujar Rey yg sangat marah dan di baluti rasa khawatir akan keadaan kakanya itu.

"Terus, apakah kamu kasih tau ke orang tua kamu biar kejadian ini mereka juga harus tau" ujar Adit.

"Apa! Kasih tau! ini kalau sampai kejadian ini terdengar sama papa dan mama tentang Anna, bisa-bisa papa aku langsung drop karena papa itu sangat tak ingin sesuatu terjadi padanya."

"Gini aja, aku mohon sama kamu untuk tetap jagaain kaka aku, aku percaya kok sama kamu untuk menjaga kaka ku itu" ujar Rey. Karena Rey tau bagaimana Adit yang sebenarnya. Ia sangat memegang omongan.

Akhirnya Adit masih di beri kesempatan untuk tetap memegang amanah yang di titipkan padanya.

Di tengah-tengah perbincangan mereka, tiba- tiba Anna sadarkan diri.

"Ehmm," dengan suara yang sangat pelan dan lemas membuat Adit langsung terkaget.

"Dek, kamu sudah sadar, allhamdulillah kalau begitu" ujar Adit.

"Rey, Anna sudah sadar" Adit segera memberitahukan Rey.

"Alhamdulillah, cepat berikan telfonya" sahut Rey.

Tak berpikir lama ia segera memberikan telfonya ke Anna.

"Hallo kak, kaka gimana? kok bisa sampai begini?" suara Rey yang langsung membuat Anna menangis.

"Kak udah jangan nangis donk udah jangan gitu nanti aku sedih juga kak"

"kaka takut" ujar Anna, sementara itu Adit mencoba untuk menenangkan dia.

"Kak, tenang aja udah ada kak Adit yang akan menjaga kaka, kak juga jangan lupa banyak-banyak istiraha ingat kakak itu badanya lemah jadi jangan banyak tingkah kak" Rey tak ingin hal ini terjadi kembali.

"Masalah ini aku akan memberi tahukannya ke papa dan mama ya!" ujar Rey

Sementara Anna langsung terdiam dan berkata. "Jangan kasih tau ke mama sama papa, kaka janji kaka ngk sedih lagi" sahut Anna.