webnovel

Sepertinya Iya

Aileen menuruni tangga rumahnya, seperti apa yang disetujuinya ditelepon tadi, Aileen akan menemui Arsenio kali ini.

Aileen tidak bisa menutupi kekesalannya saat ini, jadi lebih baik Aileen jalan saja untuk beberapa waktu sekedar menghilangkan atau paling tidak mengurangi kekesalannya itu.

Aileen melihat sekitar mencari keberadaan Karin, tapi sepertinya Karin sudah tidak ada di rumah atau mungkin sedang di luar.

"Non mau kemana ?"

Aileen menoleh dan mengangguk, baguslah karena masih ada yang bisa dilihatnya sebelum pergi.

"Aku mau keluar dulu sebentar, mamah gak ada ya ?"

"Iya, tadi katanya ada yang harus dibeli"

"Oh, ya udah nanti kalau mamah pulang tolong bilang kalau aku pergi, aku mau ketemu sama Indri"

"Baik non"

"Makasih ya bi"

"Iya"

Aileen tersenyum dan berlalu meninggalkannya, biarkan saja Aileen mengatakan seperti itu karena kalau Aileen bilang akan menemui Arsenio, mungkin saja akhirnya akan jadi masalah sehingga lebih baik Aileen tidak perlu jujur tentang itu.

Aileen memasuki mobilnya dan melajukannya, meski sebenarnya Aileen malas menyetir, tapi lebih malas lagi kalau Aileen tetap di rumah.

Rasya mungkin akan kembali kapan saja sesuai dengan keinginannya, dan Aileen tidak inginkan itu untuk saat ini atau mungkin untuk selamanya juga.

Aileen merasa jika lebih baik tidak perlu berurusan lagi dengan mereka dari pada harus terus menerus mendapat masalah, Aileen ingin hidup bebas seperti sebelum mengenal Rasya dulu, hidup yang tanpa beban dan tekanan seperti saat ini.

Persahabatannya pun aman-aman saja, tidak ada gangguan apa pun juga, sepertinya Aileen menyesali pertemuan dan perkenalannya dengan Rasya, jika boleh memilih Aileen ingin kembali ke malam pesta ulang tahunnya dan akan menolak panggilan orang tuanya itu.

Aileen akan tetap tinggal dengan sahabatnya tanpa haus berkenalan dengan Rasya, mungkin dengan begitu Aileen tidak akan mendapatkan masalah seperti sekarang.

Aileen akan tetap baik-baik saja bersama Marsya dan juga yang lainnya, tapi nasi sudah menjadi bubur karena Aileen telah menerima perkenalan itu, dan sekarang Aileen harus terima semua yang terjadi dari hasil perkenalannya itu.

Aileen membuka ponselnya dan melihat notif dari Arsenio, rupanya lelaki itu telah sampai di tempat mereka akan bertemu, cepat sekali padahal belum terlalu lama.

Aileen menyimpan ponselnya tanpa membalas pesannya, biarkan saja yang penting Aileen sudah membacanya lagi pula Aileen sudah mengaku setuju untuk pertemuan itu, jadi Arsenio pasti akan menunggunya juga disana sampai nanti Aileen datang.

Aileen sadar jika apa yang menjadi keputusannya saat ini adalah salah, karena tak seharusnya Aileen pergi bersama Arsenio sekarang.

Aileen yakin jika Arsenio tidak bilang apa-apa pada Afra disana, bukankah itu yang dilakukan Arsenio dipertemuan sebelumnya.

Tapi Aileen tidak ingin memikirkan itu, lagi pula bukan Aileen yang meminta untuk bertemu, jadi Afra tidak perlu merasa marah atau menyalahka Aileen nantinya.

----

Sesuai dengan isi pesan yang dibaca Aileen tadi, Arsenio memang telah sampai di tempat saat ini dan sudah memesan satu gelas minunan.

Mereka bertemu di tempat pertemuan sebelumnya, sehingga tidak sulit untuk memutuskannya, sekarang Arsenio sedang duduk santai menunggu kedatangan Aileen.

Arsenio akan berusaha untuk mendapatkan maaf Aileen kali ini, mereka tidak boleh berpisah sebelum Aileen mau memaafkan dirinya dan bisa kembali baik seperti itu.

Arsenio yakin jika Aileen memang merindukan masa kebersamaan mereka juga, jadi seiring dengan berjalannya waktu, Aileen pasti mau untuk memaafkan Arsenio dan juga Afra.

Tapi sekarang biarkan mereka bertemu berdua dulu, jika Aileen telah menerima maafnya maka pasti tidak akan sulit untuk memaafkan Afra.

Dan pada akhirnya mereka akan kembali bersama seperti dulu, saat dimana mereka bersahabat baik dan selalu menghabiskan waktu bersama.

Berkeluh kesah satu sama lain tanpa ragu, dan bertukar solusi untuk permasalahannya, meski terkadang solusi itu terasa konyol dan hanya omgong kosong semata.

Tapi itu dulu, pasti akan berbeda dengan sekarang, karena sekarang mereka telah lebih dewasa dan mampu untuk berfikir lebih baik lagi.

"Aileen tumben gampang banget diajak ketemu, ada apa kira-kira, mungkin saja Aileen sedang ada masalah saat ini sehingga dia juga butuh teman"

Arsenio mengangguk, mungkin saja apa yang ada dalam fikirannya itu benar dan Arsenio akan membantu Aileen untuk sedikit melupakan masalahnya.

Bukankah sejak dulu juga seperti itu, mereka selalu saling membantu satu sama lain, saling menghibur ketika ada masalah apa pun.

Arsenio merindukan masa itu, masa dimana mereka saling bergantung dan mengandalkan satu sama lain, bukan seperti sekarang dimana mereka seperti saling bermusuhan satu sama lain.

"Aileen masih dimana sekarang, kenapa lama sekali sampainya, pesan juga gak dibalas, apa mungkin Aileen hanya iseng saja dengan jawabannya tadi"

Arsenio mengernyit, bagaimana bisa seperti itu padahal Arsenio sudah merasa semangat dengan persetujuan Aileen untuk bertemu.

Arsenio langsung menelepon Aileen karena merasa khawatir dengan fikirannya sendiri, Aileen harus benar menemuinya sekarang karena itu akan sangat membahagiakan Arsenio.

"Aileen, kamu dimana ?"

"Aku ada disini, kenapa tidak sabar sekali kamu ini ?"

Arsenio menoleh dan langsung bangkit dari duduknya, sambungannya diputus, Arsenio tersenyum melihat Aileen yang berjalan kearahnya.

Wanita itu beanr-benar datang sekarang, sesuai dengan permintaan Arsenio dan itu berarti mereka akan bersama-sama hari ini.

"Kamu sendirian saja ?"

"Seperti yang kamu lihat"

Rsenio mengangguk dan mempersilahkan Aileen untuk duduk, Arsenio juga menawarkan untuk memesan apa ya g mungkin Aileen inginkan.

"Minuman yang sama saja, bukankah kita menyukai minuman yang sama ?"

Arsenio kembali mengangguk, itu memang benar dan lebih baik seperti itu untuk mereka bisa mengenang masa lalu mereka yang memang indah.

Arsenio memanggil pelayannya dan memesan minuman yang sama, sempat juga menawarkan makanan tapi Aileen menolak untuk saat ini.

Itu bukan masalah berarti mereka akan lama berada disana, sehingga bisa memesan makanannya nanti saja.

"Itu dulu saja"

"Baik, mohon menunggu"

"Iya, terimakasih"

Pelayan itu lantas pergi, Arsenio tersenyum dan bertanya tentang kabar Aileen, Arsenio melihat memang ada gurat kesedihan dan kekesalan di wajah Aileen.

Dan sepertinya memang benar kalau Aileen sedang ada masalah sekarang ini, Aileen melihat sekitar karena mungkin saja Arsenio mengajak Afra kesana.

"Kamu juga sendiri ?"

"Iya, Afra masih harus kerja sekarang jadi gak bisa ikut kesini"

"Tapi dia tahu kan kamu kesini ?"

"Enggak, aku juga dadakan saja, soalnya di rumah juga gak ada kegiatan makanya aku ajak kamu ketemu saja, dan bagusnya kamu mau"

Aileen mengangguk, dan mungkin itu akan jadi masalah baru untuknya, tapi biarlah untuk kali ini, Aileen akan fikirkan itu nanti setelah fikirannya tenang.