webnovel

2.

Seorang gadis tengah berjalan tergesa-gesa ke arah kamar mandi dari raut wajahnya terlihat dengan jelas jika ia tengah bersedih dan bahkan mungkin terluka. Karena berjalan tergesa-gesa dengan mata yang berkaca-kaca ia sampai tak sadar jika di depannya ada sebuah parit kecil, tanpa sengaja kakinya masuk ke dalam parit itu dan membuatnya jatuh tersungkur, dan kini ia menjadi pusat perhatian lagi.

" Hahahaha lihat ada gajah bengkak terjatuh " ucap seorang gadis

" Hahaha aku yakin dia pasti tak akan bisa bangun " ucap yang lainnya

" Hahaha ayo panggil pemadam kebakaran "

" Ooppss salah maksudnya pawang gajah, hahaha " Ucap mereka lagi dengan di sertai tawa yang memekakan telinga.

cemoohan demi cemoohan terus keluar dari mulut para gadis disana, entah kenapa rasanya mereka tak pernah merasa bosan, menghina dan mencemoohnya.

Sakit itulah yang kini dirasakan oleh joo hyun hatinya pedih mendengar cemoohan mereka, ia tak mengerti mengapa mereka memperolok-oloknya dan tidak membantunya sama sekali.

Dengan susah payah akhirnya ia berhasil berdiri. Tatapan cemoohan dari semua yang ada disana mengiringnya yang berjalan, dengan kaki yang sedikit pincang.

Tiba di depan kamar mandi ia bergegas masuk ke salah satu bilik yang ada disana, menguncinya dari dalam, ia mulai terisak dalam tangisnya, ia merutuki nasibnya hari ini yang begitu sial, bahkan mungkin setiap hari memang nasibnya seperti itu, tangisnya semakin menjadi saat ia teringat akan ucapan temannya beberapa saat tadi, ucapanya sungguh keterlaluan hatinya terasa sesak, seakan-akan ia susah untuk bernafas.

.

.

Aku duduk di atas closet, sudah hampir 15 menit aku diam disini menangis seorang diri.

" Oh Tuhan kenapa hikss ka ka..kau begitu tak adil padaku ? KE.. kenapa Kau memberiku otak yang begitu cerdas, tapi tuu...tubuhku sungguh membuat orang lain tak ingin melihatnya, yang membuatku selalu mendapatkan cacian hinaan dan cemoohan hikss " keluh ku di tengah tengah tangis ku

kini mata ku mulai sembab di karenakan aku terus menangis.

" Tapi aku harap kau tak seperti mereka " Harapku sembari menatap pada sapu tangan milik lelaki yang begitu aku sukai.

Tangisku kini sudah reda, aku menarik nafas dalam berusaha menenangkan hatiku. Tapi tiba-tiba saja telingaku samar-samar menangkap perbincangan beberapa orang di luar sana, jika aku tak salah dengar itu suara Joey dan juga Seulgi.

Setelah benar-benar yakin itu suara mereka, aku pun menajamkan pendengaranku

" Seharusnya kau tak membentak dan meneriaki si Joo Hyun seperti itu, apalagi di depan umum " Ucap seorang gadis yang ia yakini itu adalah joey

" Aku kesal joey, gara-gara si gajah bengkak itu bajuku yang selalu terlihat rapih dan bersih, menjadi kotor berantakan seperti ini, apa kau tahu hari in..." ucap gadis lainya penuh emosi ia yakin jika itu seulgi, namun ucapannya terpotong.

Itu membuat joo hyun penasaran dan menempelkan telinganya pada pintu sedikit perlahan, agar tidak di ketahui oleh mereka.

" Shuutt shuutt..., berhenti marah-marah "

" Yakk lepaskan jari kotormu itu dari bibirku ! "

"Baiklah, tapi dengarkan aku dulu, aku yakin kau akan menyesal, karena sudah membentak dan meneriaki si gajah bengkak itu " Ucap Joey.

Kini senyum manis terukir di bibir Joo Hyun ia merasa bersyukur sepertinya temannya itu membelanya.

" Maksudmu ? "

" Dasar Bodoh, aku kira gadis secantik dirimu mempunyai otak cerdas tapi.... Ah sudahlah, begini apa kau tahu si gadis gajah bengkak itu ia memiliki otak yang luar biasa cerdas, dan itu berarti dia bisa membantu kita untuk mengerjakan tugas-tugas kita, karena dia begitu baik hati selalu membantu teman-teman tanpa mengeluh, dengan kata lain, kita bisa 'Memanfaatkanny' " Tuturnya

Bagai di sambar petir di siang bolong Aku sungguh tak percaya dengan apa yang baru saja aku dengar, " Memanfaatkan" kata-kata itu sukses meluluh lantahkan hatiku, aku tak mengerti apa salahku sehingga mereka bisa setega itu, atau mungkin semua teman-temaku yang ada di sekolah ini juga sama.

Mataku memanas, tapi kini bukan lagi air mata yang keluar dari sana, melainkan pancaran sinar kebencian. rahangku yang bulat mengeras, aku meremas saput tangan yang ada di genggamanku.

" Baiklah jika itu mau kalian " Ucapku sembari tersenyum sinis.

.

.

Sore hari yang cerah menemani langkah kaki Joo Hyun menuju rumahnya, Earphone dengan setia menempel di telinganya.

Tanpa ia sadari ada seorang lelaki yang mengikutinya dari tadi, berjalan mengendap-endap tepat di belakangnya.

Lelaki itu tersenyum jahil. ' Akan ku kejutkan kau ! ' Batinnya

Tap

tap

tap

" Du..... " Ucapnya terpotong dengan mulut yang masih mengaga lebar.

" Apa ? " Tanya Joo Hyun datar

" Mau mengejutkanku ? " Lanjutnya

Lelaki itu merasa kikuk, dan menggaruk kepalanya yang tak gatal.

" Kenapa bisa ? " Tanyanya

" Dasar pria bodoh lihatlah itu " ucap Joo Hyun sembari menunjuk ke arah kaca spion mobil yang terparkir di depan mereka

" Jika ingin bercanda gunakan sedikit otakmu itu ! "

Pltakkk....

Dengan manisnya Joo Hyun memukul kepala Chanyeol menggunakan buku yang ada di genggamannya.

" Yakk ini sakit gendut ! ! " Umpatnya.

" Dasar Telinga lebar, kau berlebihan ! sudahlah katakan ada apa , aku sedang sibuk " Ucap Joo Hyun ia sudah mengira jika rivalnya itu pasti ingin bertanya. Karena tak biasanya dia mendekati Joo Hyun jika bukan untuk bertanya.

" Itu, apa kau menyukai si sehun ? " Tanya Chanyeol yang kini berjalan beriringan dengan Joo Hyun

" Itu Bukan urusanmu ! "

" Hei aku serius "

" Aku Juga! "

" Heii.. Kau harus tahu si se..."

" Sudahlah jangan merecokiku ! Pergi sana huss huss " ucapnya lalu beranjak pergi meninggalkan chanyeol.

" Dengarkan aku dulu " Ucap Chanyeol Lalu berlari menyusul Joo Hyun

" Apalagi Tuan Park ! Dan Berhenti mengikuti'ku ! "

" ya Sudahlah, kau kan memang keras kepala ! Hahaha Dasar Geer siapa yang mengikutimu, apa kau lupa rumah kita berhadapan ?! " Tuturnya lalu berbelok ke arah kiri menuju rumahnya

" Dasar Telinga Lebar ! " Umpatnya kesal. Lalu berbelok ke arah kanan menuju rumahnya, dan membuka gerbang rumah yang ada di hadapannya, rumah yang begitu besar dan luas, mungkin lebih tepat dikatakan sebuah istana.

" Dasar pria aneh kurang kerjaan selalu merecoki urusanku " umpatnya kesal setelah masuk ke dalam rumah. membuat sang kakak dan ibunya yang tengah duduk santai di depan tv melongo tak mengerti melihat tingkah Joo Hyun yang marah-marah .

" Ada apa sayang kenapa kau marah-marah ? " Tanya sang ibu

" Bukan apa-apa eomma "

" Biar ku tebak Kau bertengkar lagi dengan si park chanyeol itu kan ? " Ucap kakaknya

" Jangan so tahu kau Tuan Byun " ucapnya kesal

" Aku Bukan so tahu tapi itu memang benarkan ? "

" Kau menyebalkan, dasar Mr. Byun Byuntae "

" sayang kenapa kau memanggil Oppamu seperti itu ? "

" Aku sedang kesal eomma, dan si pria pendek ini malah menyebut-nyebut nama si tiang listrik itu " Ucapnya sembari berlalu meninggalkan mereka

" Sayang duduklah kau harus makan dulu, eomma sudah memasak makanan kesukaanmu "

" Shireo eomma, aku tak ingin makan " Ucapnya lalu melangkahkan kakinya menaikai anak tangga.

" Tapi.. "

" Sudah Eomma, mungkin dia ingin istirahat dulu. Biar nanti aku saja yang membujuknya, " ucapnya lalu beranjak menuju kamarnya.

" Gomaweoyeo, Baeki "

" Tak apa Eomma jangan berterimakasih, aku masih Oppanya, meski hanya darah eomma yang menyambungkan kami " Tuturnya.

.

.

.

Malam tiba, Joo Hyun begitu sibuk mengerjakan tugas-tugasnya. Bukan hanya tugasnya memang, ia juga mengerjakan tugas orang lain, mengerjakan tugas milik sehun dan juga yang lainnya, entah kenapa dia begitu lemah saat teman-temannya meminta bantuan padanya tetap saja ia menerimanya.

Tokk.. Tokk.. Tok... Suara ketukan pintu terdengar dari sana, membuyarkan konsentrasi Joo Hyun.

Ia Kesal, siapa sekarang yang berani-berani mengganggunya di saat ia tengah belajar.

" Masuk ! "

tampak seorang lelaki berparas tampan, masuk ke dalam kamar dengan membawa nampan berisi camilan dan juga susu.

" Oh Kau, ada apa ? " tanyanya datar lalu kembali fokus pada mejanya

" Kau kenapa tidak turun untuk makan malam ? " Tanyanya sembari meletakan nampan itu di atas meja lainnya. Dan duduk di samping adiknya.

" Aku sibuk, apa kau tak membaca tulisan di depan pintu ?! " Ketusnya.

" Kau ini masih kecil so si.. " ucapannya terpotong saat melihat setumpukan buku di atas meja belajar adiknya.

" Apa-apaan ini ? Kau mengerjakan tugas orang lain lagi ? " ucapnya dengan nada cukup tinggi.

" hmmhh " jawabnya.

" Hentikan ! Kau ini bukan pesuruh ! " ucapnya sembari merebut bolpoint dari tangan Joo Hyun.

" Kembalikan Oppa "

" No. Tidak akan ! "

" Oppa Jebal, tugas ini harus selesai besok "

" Itu bukan urusanku, Lagi pula tugasmu sudah selesai, untuk apa kau mengerjakan tugas orang lain ? " ucapnya cukup kesal

" Tapi Oppa .. "

" Apa perlu aku datang ke sekolahmu ? Dan membentak mereka satu persatu ?! "

" Andwae ! Aku tidak mau orang-orang tahu kau itu kakakku, ini belum saatnya "

" Aku ini Oppamu, kenapa kau ingin menyembunyikan fakta, apa karena kita berbeda ayah ? "

" Aniyeo, Oppa asal kau tahu, kau itu satu-satunya pewaris sah keluarga Byun yang akan meneruskan perusahaan appamu yang begitu terkenal , dan kau sendiri begitu terkenal dikalangan gadis remaja, apa kau mau semua temanku mengetahui hal itu, yang ada nanti mereka akan mendekatiku dan memanfaatkanku ? Dan kau pasti akan malu karena memiliki adik yang gendut dan jelek sepertiku " tuturnya panjang lebar.

" Aku tidak peduli , dan sampai kapan kau akan menyembunyikan kenyataan ini ? kau tetap adikku Joo Hyun , kau juga sama, kau pewaris satu-satunya Bae Abeoji, siapa yang mengatakan kau jelek, kau adikku yang paling cantik, akan ku hajar orang yang menjelek-jelekanmu " ucapnya geram.

" Itu tak penting, sudahlah Oppa, kau keluar aku masih banyak tugas "

" Shireo, dan kau, kau harus makan ! Nanti kau sakit "

" Oppa, aku tak mau makan, aku takut semakin gemuk, keluar sekarang ku mohon " ucapnya sembari mendorong tubuh baekhyun keluar dari kamarnya.

" Tapi.. "

" Jebal "

akhirnya baekhyun mengalah, dan membiarkan Joo Hyun melakukan apa yang ia suka.

.

.

.

" Gomaweoyeo Joo Hyun-ah berkat kau aku mendapatkan nilai tinggi, " Ucap Sehun, sembari mengenggam tanganku dengan senyum semringah ,

" Ndee Cheonma Sehun " Ucapku pelan kini pipiku ini pasti sudah merona karena saking senangnya, wuah demi apa jantung rasanya seperti akan meledak

" Oh iyah kau mau apa ? Akan ku teraktir , Coklat ? Ice Cream ? Katakanlah "tuturnya dengan senyum yang tak pernah luntur

" Untuk apa mentraktir, jika itu bukan hasil dari kerja keras sendiri " Ucap Seorang pria yang berjalan di antara kami , dengan santai dan tersenyum sinis ke arah Sehun.

" Apa kau, kau iri karena Joo Hyun membantuku dan tidak membantumu ? " ucap sehun sengit.

" Hahaha, apa kau lupa albino, aku ini memiliki otak cerdas juga, untuk apa aku meminta bantuan Joo Hyun, oopss aku lupa pria tampan ini kan tidak pintar jadi pasti lupa " Ucapnya sembari menyentuhkan jari telunjuknya pada kepalanya.

" Kau... "Sepertinya sehun mulai kesal

Aku saja yang mendengarnya sudah di buat kesal.

" Yakk berhenti menganggu dasar tiang listrik " ucapku kesal, lalu menjewer Chanyeol dan membawanya keluar kelas.

" Sehun nanti kita lanjutkan " ucapku

Yang hanya mendapat anggukan kepala dari Sehun.

" Apa lagi sekarang ? " ucapku kesal, aku melipat tanganku di dada.

" Bukan apa-apa, kau hanya perlu tahu ji... "

" Joo Hyun-ah, " Ucap Seorang gadis memotong pembicaraan kami.

Terpaksa membuatku harus melirik ke arah sumber suara.

Raut wajahku menjadi dingin saat melihat siapa yang ada di hadapanku

Dua gadis munafik itu .

" Joo Hyun-ah Mianhae, kemarin ak..."

" Arraseo, Gwaenchana, aku sudah melupakannya " ucapku datar.

" Oh Jinjayeo, kau mau memaafkanku, oh iyah terima ini, Joey memberitahuku jika kau sangat suka coklat " tuturnya sembari meletakan coklat di tanganku.

" Joo Hyun maafkanlah seulgi, kemarin dia sedang PMS jadi emosinya labil, " Ucap Jeoy sembari tersenyum kearahku. Dan mencuri pandang pada chanyeol yang tengah berdiri begitu santai dengan sandaran dinding,

Rahangku mengeras aku mulai emosi mendengar ucapan mereka. Aku teringat kembali akan kata-kata mereka berdua di kamar mandi kemarin. Tapi untungnya aku masih dapat menahan emosiku, aku tersenyum pada mereka berdua,

" Tidak Apa, aku sudah memaafkannya, lagi pula, bu-kan-kah kita Ber-te-man " ucapku dengan nada penekanan di akhir kalimatku tadi.

" Dan terimakasih coklatnya, tapi maaf aku tak bisa memakannya, di dalammnya ada kacang tanahnya itu sama saja aku bunuh diri,, jadi akan ku berikan ini pada orang lain " ucapkulalu melirik pada chanyeol

" Oh maaf aku tidak tahu, iyah tidak apa, Geomaweoyeo Joo Hyun ah, kami pamit " ucap Seulgilalu beranjak pergi

" Annyeong Chanyeol " ucap jeoy, yang mendapatkan senyum dari chanyeol.

" Cihhh.. Dasar wanita licik tak tahu malu" Ucapku setelah mereka benar benar sudah tak ada disana.

" Gadis berotak cerdas, dan gadis berparas cantik, sungguh terlihat perbedaan diantara kalian saat berakting, " Ucapnya

" Maksudmu ? "

" Aku tahu, mereka meminta maaf tak tulus, mereka melakukannya karena butuh, dan sepertinya dugaanku tepat, jika sebenarnya kau sudah tahu, jika gadis itu sedang berakting, "

" Lalu ? Kau penasaran ? "

" Tidak ! Sudahlah aku mau pergi, "

" Ihh dasar aneh " Aku juga beranjak pergi darisana

👀👀👀

Chanyeol beranjak pergi meninggalkan Joo Hyun, ia tersenyum mengingat akting Joo Hyun barusan, ia tak menyangka gadis polos dan lugu seperti dia, memiliki sisi kebencian yang mengerikan. Namun tak lama senyumnya pudar, saat telinganya mendengar pembicaraan beberapa lelaki di dekat lorong menuju atap,

" Wuah sepertinya si gajah bengkak itu menyukaimu hun, " Ucap salah seorang dari mereka memulai pembicaraan.

" Benar, apa kau lihat tadi pipi gadis itu memerah hanya karena sehun memegang tangannya " Timpal yang lainnya.

" Hahaha, Tentu saja dia menyukai, gadis mana yang tak menyukai pria sepertiku "

" tapi aku belum yakin " timpal yang lainnya

" Maksudmu apa ? "

" tentang dia menyukaimu atau tidak, Jika dia menyukaimu, kau harus mampu membuatnya menyatakan perasaan padamu " ucapnya

" Kau menantangku Mr. Lu ? "

" Iyah, Aku berani bertaruh, dia tak akan mampu melakukannya, " ucap lelaki yang di panggil mr. lu tadi

" Wuah sepertinya ini menarik Tao apa kau mau ikut bertaruh ? "

" tentu saja kai " jawabnya.

" Ku pertaruhkan motor terbaruku , akan ku berikan motorku jika dia menyatakan perasaan padamu, dan dia melakukannya di depan kami " ucap pria bernama luhan.

" Jadi taruhannya menggunakan barang ? Baiklah, akan ku berikan Mobil sportku padamu " ucap Tao tak mau kalah

" aku , akan kuberikan kau seorang gadis untuk kau 'kencani' " timpal kai, yang mendapatkan tatapan tajam dari mereka bertiga

" Apa kau gila aku bukan pria byuntae sepertimu, dan lagi pula aku sudah punya Seulgi"

" Hehe baiklah, akan ku berikan Ponselku saja, tapi jika kau kalah berikan aku gadis untuk ku 'kencani' "

" hei mau kau kemanakan krystal ? " ucap mereka bertiga kesal,

" oh yah Dan kau ? " tanya mereka pada sehun bersamaan

" Jika aku kalah, akan ku berikan kalian barang yang sama, padamu motor, dan pada kau mobil, dan khusus pria mesum ini seorang gadis " ucapnya dengan senyum seringai seperti setan,

" Ok Call " ucap mereka serempak.

" dasar para pria bajingan, " umpat chanyeol kesal. Ia harus melaporkan hal ini pada Joo Hyun, agar Joo Hyun tahu siapa oh sehun sebenarnya, tapi ia yakin Joo Hyun tak akan percaya begitu saja dengan kata-katanya. astaga betapa bodohnya dia, seharusnya barusan ia merekam semuanya agar ada barang bukti untuk ia serahkan pada Joo Hyun. Ia mengacak rambutnya frustasi.

.

.

.

Matahari mulai bergeser ke arah barat saat Joo Hyun keluar dari kelasnya. Ia merasa lapar, benar benar lapar, karena dari sore kemarin dia tak makan apapun, perutnya perih, tapi ia sengaja tak mau makan, satu alasannya ia tak ingin berat badannya bertambah. Cukup sampai disini.

" Joo Hyun-ah, kenapa kau belum pulang ? " Tanya seorang gadis, yang tak lain dan tak bukan Seulgi,

dengan malas akhirnya ia menjawabnya

" Aku sedang menunggu jemputan, dan kau ? "

" Aku sedang menunggu kekasihku, oh iyah apa kau bisa membantuku ? "

" oh,"

" apa ? "

" Itu aku sedikit kesusahan mengerjakan Tugas kimia tentang kenaikan titik didih dan apa itu euhhh... "

" Penurunan titik beku , "

" Iyah itu, apa kau bisa." tanyanya dengan mata yang berbinar.

" mmhh... Baiklah " ucapnya datar,

" Gomaweoyeo joo hyun-ah, kau teman yang paling bisa ku andalkan, aku pulang duluan yah dahh "

" Teman yang bisa di andalkan, cihhhh "

" lihat saja lusa, kau akan dapat hukuman dari guru Yoon Haera, karena tak mengerjakan tugas itu " ucapnya dengan senyum seringai.

Drrttt.... Drrttt

sebuah panggilan masuk di ponselnya.

'Yeobseo wae Oppa ? '

' maafkan aku hyun, hari ini aku tak bisa menjemputmu lagi, Aku ada tugas kuliah, kau bisa pulang bersama chanyeol' ucap disebrang sana

'nde gwaenchana oppa, yakk shireoyeo, aku akan pulang, sendiri, bye oppa '

tuuttt tuuttt sambungan terputus,

dengan malas Joo Hyun memasukan ponselnya kedalam tas dan berjalan dengan lunglai.

" Darrr.. " ucap seseorang mengejutkan Joo Hyun,

" astaga, kau membuatku terkejut, bagaimana jika jantungku lepas dari tempatnya " Ucapnya sembari tersenyum pipinya kembali merona.

" Hehe Mianhae, oh iyah sedang apa kau disini ? Kenapa belum pulang ? ".

" Aku baru selesai mengerjakan tugasku, ini aku akan pulang, tapi... "

" Aku tahu pasti tak ada yang menjemputmu bukan ? Mau pulang bersama ? "

" mmmhhh ti.. Tidak usah Sehun, aku tak mau merepotkanmu "

" Tidak apa-apa, ayo, "

ucapnya lalu menarik tangan Joo Hyun, dan membawanya masuk kedalam mobilnya.

" Gomawoo sehun-ah, aku akan membalasmu nanti, apa ada yang bisa aku bantu ? "

" Sama-sama, mmhh sepertinya ada, dan kau ahlinya, tapi tidak usah aku tak mau merepotkanmu "

" apa itu, tak apa katakan saja "

drrtt... Drrttt

sebuah pesan masuk pada ponsel milik Sehun

" Sayang kau dimana, kenapa menginggalkanku " begitulah isi pesannya

"siapa ?"

" Temanku " bohongnya dan mulai mengetik pesan

" Mianhase changi, aku sedang menjalankan misi " ucapnya sembari tersenyum.

" Sehun apa yang akan kau katakan tadi ? "

" ah itu, Aku belum mengerjakan tugas Matematika, Kimia , fisika, dan juga biologi "

" Oh baiklah akan ku kerjakan semuanya berikan saja semuanya " ucap Joo Hyun dengan Senyuman manisnya