Kalimat yang baru saja meluncur bebas membuatnya disergap kekhawatiran berlebih. 'Jadi, benar bahwa yang ingin kau bahas ini mengenai, Liam.' Batinnya berselimut kesedihan mendalam.
--
Love masih saja disergap kekhawatiran berlebih mengenai hal penting apa yang akan Marcell sampaikan padanya. Disuguhi kekhawatiran menyelimuti wajah cantik, dia tersenyum geli. "Apa yang sedang mengganggu pikiranmu, huh?"
Love tersenyum meskipun senyuman itu terkesan dipaksakan. "Bukan apa-apa. Hal penting apa yang ingin kau bahas denganku?" Tanyanya sembari menelan kasar saliva.
Marcell langsung beranjak dari duduknya. Setelah beberapa saat dia kembali dengan map biru di tangan sebelah kanan. Sebelum mendudukkan kembali bokongnya disisi sang wanita, diusapnya puncak kepala dengan penuh kelembutan sesekali mengecupnya dengan penuh rasa sayang. Love mendongak berselimut tatapan penuh tanya. "Dokumen apakah itu?"
Dukung penulis dan penerjemah favorit Anda di webnovel.com