Max kembali ke tebing bunga-bunga sendirian. Meskipun angin berhembus sejuk, Max tidak merasakannya sebagai penghiburan hatinya. Belum ada yang bisa mengangkat deritanya sekarang. Max bergumam lirih dalam hatinya kepada semesta.
"Sebelumnya aku bertanya-tanya apakah yang kulakukan benar atau salah. Setelah peperangan besar banyak hal baik terjadi di dunia sana, tapi aku tak pernah merasa lega seratus persen. Belum pernah kurasakan hatiku plong. Aku tetap merasa ada suatu beban di punggungku yang tak bisa kulepaskan. Itu seperti peluru yang bersarang di punggung selamanya. Akibatnya ada rasa mengganjal dan perih. Bernafas pun jadi sulit untukku. Walaupun begitu, aku yang sudah terbiasa mengabaikannya jadi tak menyadari kalau peluru itu masih di sana."
Jantung Max berdetak lembut tapi karena perasaannya gelisah, dia hanya bisa menenangkan dirinya dengan menghela nafas.
Dukung penulis dan penerjemah favorit Anda di webnovel.com