Jauh di barat, ada sebuah benua yang disebut Benua Pedang, benua di mana semua kultivator berjalan di jalan pedang.
Ras apapun dapat hidup di benua ini, semua mendapatkan hak yang setara selama mereka menggunakan pedang.
Mereka yang tidak menggunakan pedang, di sisi lain, akan diusir dari benua ini.
Aturan seperti ini memang berlebihan, tapi tidak ada yang berani protes karena ini dibuat oleh Kaisar Agung Berhati-Pedang, seorang Kaisar dengan sepuluh Keilahian.
Dia adalah ahli pedang tertinggi, tidak ada yang lebih baik dalam menggunakan pedang daripada dia. Dikatakan bahwa dia dapat menggunakan semua teknik pedang hanya dengan sekali lihat.
Di timur benua ini, tepat di samping sebuah pantai putih, ada pedang yang tak terhitung yang tertancap di tanah, beberapa kecil, dan beberapa besar hingga menembus awan.
Pada tubuh pedang-pedang besar itu, ada paviliun-paviliun dengan orang-orang yang sedang berlatih pedang.
Ini adalah Sekte Pedang Suci.
Di puncak salah satu pedang yang paling tinggi, duduk empat pria. Mereka minum anggur sambil mengobrol dengan gembira, membicarakan berbagai peristiwa yang terjadi di Dunia Ilahi.
"Pedang Suci, cucu perempuan mu benar-benar luar biasa, tidak hanya teknik pedangnya yang tak tertandingi diantara generasi muda, temperamennya juga tajam seperti pedang," ucap seorang pria tua yang sedang mengisap cerutu kepada seorang pria muda tampan dengan kata Pedang tertulis di dahinya.
Kata itu bukan sesuatu yang alami seperti yang dimiliki Klan Dewa dan Klan Iblis, itu sesuatu yang dia tulis sendiri dengan tinta yang dikatakan tidak akan bisa terhapus.
Pemuda itu yang merupakan Kaisar Pedang Suci tersenyum mendengar pujian pria tua itu.
"Tapi ngomong-ngomong, kita tahu bahwa kamu tidak memiliki istri dan anak, bagaimana kamu tiba-tiba memiliki cucu perempuan?" Tanya seorang pria paruh baya dengan sisik di bawah telinganya.
"Pedang Suci, tolong jangan sembunyikan jika kau memiliki kekasih," pria muda lain menambahkan.
Kepalanya botak dengan bintik-bintik hitam di atasnya dan dia mengenakan jubah seorang biksu.
Cukup mengejutkan karena dia bahkan minum anggur dan tidak berbicara dengan penuh kesopanan seperti biksu lainnya.
"Aku hanya tidak memiliki istri di sini," jawab Kaisar Pedang Suci.
"Kembali ketika aku masih di Alam yang Lebih Rendah, aku memiliki istri dan anak, setelah bertahun-tahun, keturunan ku memenuhi alam itu..." "Dan yeah, satu akhirnya naik ke Dunia Ilahi, aku merasakan auranya, jadi aku menjemputnya." "Aku juga tidak menyangka bakatnya sangat luar biasa."
"Ohhh, kalau begitu berarti dia adalah cucu setelah ribuan generasi," ucap pria tua yang merokok cerutu itu dengan senyum.
"Yang penting bakatnya," jawab Kaisar Pedang Suci.
Ketika dia hendak tersenyum, dia tiba-tiba membeku sementara matanya menyipit.
"Ada apa?" Pria tua itu dengan cepat bertanya.
Kaisar Pedang Suci menjentikkan jarinya, menyebabkan tiga cahaya muncul yang masing-masingnya masuk ke kepala tiga orang itu.
Segera setelah itu ekspresi mereka menjadi serius.
"Leluhur Bintang Abadi berhenti menyegel tubuhnya, apa yang sebenarnya terjadi?" Mereka mulai bertanya-tanya.
Pria tua itu menatap Kaisar Pedang Suci lagi dan bertanya, "apakah kamu akan membayar untuk menyelematkan cucu perempuan dan dua jenderal mu?"
"Aku ingin melihat dia secara pribadi dulu," jawab Kaisar Pedang Suci.
Dia berdiri sebelum melangkah ke barat benua.
Ketiga pria itu saling memandang.
"Sepertinya dia akan menantang Leluhur Bintang Abadi lagi," ucap si pria paruh baya.
"Dia benar-benar keras kepala." Si biksu menggelengkan kepalanya.
"Tapi mari kita bantu dia jika dia benar-benar ingin menyerang," tambahnya.
"Bukan hal buruk bertarung dengan seorang Leluhur Saint Abadi untuk mengasah tulang tua ku." Pria tua itu setuju tanpa pertimbangan apapun.
Si pria paruh baya juga mengangguk. "Aku butuh sesuatu yang sangat menegangkan jika aku ingin darah naga ku menerobos ke tahap kesembilan."
...
Di restoran, Qin Yuan tidak bisa tidak memuji hidangan yang dia makan.
Dia pikir dia akan makan dengan gila jika bukan karena keberadaan dua wanita di depannya.
Sejujurnya, dia berharap mereka segera pergi agar dia bisa bertindak dengan bebas.
Sementara itu, maid bertelinga kelinci itu meninggalkan restoran dengan langkah tergesa-gesa, dia pergi ke sebuah area akademi.
Dia memasuki salah satu kelas di akademi itu dan kemudian keluar dengan seorang anak laki-laki yang tampak berusia 13 tahun. Anak laki-laki itu juga memiliki telinga dan ekor kelinci, mungkin adiknya.
Qin Yuan mengawasi mereka dari jauh dan mendengarkan percakapan mereka.
Ternyata, mereka ingin pindah ke wilayah tertentu di benua itu yang dihuni oleh banyak Human Beast karena hanya di sana mereka dapat berkembang baik tanpa mengalami diskriminasi.
Memikirkan perjuangan mereka membuatnya menghela nafas lagi.
Dia dapat pergi ke manapun di benua itu dengan menembus ruang waktu, tapi seorang Sage seperti maid itu akan menghabiskan waktu bertahun-tahun untuk melakukan perjalanan dari satu wilayah ke wilayah lain. Dan itu juga membutuhkan biaya besar.
Karena merasa kasihan kepadanya, dia akhirnya menggunakan sedikit kekuatannya untuk membuat pelindungan di tubuhnya dan tubuh anak laki-laki itu.
Meski dia bisa saja mengirim mereka langsung ke tempat tujuan mereka, membiarkan mereka pergi sendiri lebih baik untuk mengasah mereka.
"Ayah." Qin Wuxin tiba-tiba memanggilnya.
"Mm?" Qin Yuan mengalihkan tatapannya kepadanya.
"Sebenarnya kami berencana merampok Keilahian yang Kesembilan di generasi ini jika tidak ada hal buruk yang terjadi."
"Apakah kalian yakin?" Qin Yuan terkejut saat dia menatap putri dan muridnya.
Mereka sudah memiliki delapan Keilahian sejak generasi mereka sendiri, dan sudah puluhan generasi berlalu hingga sekarang.
Begitulah kultivasi Jalan Surga.
Di generasi mereka, para Kaisar Ilahi kebanyakan sudah mencapai batas tertinggi mereka.
Tentu saja, dengan akumulasi latihan, batas tertinggi itu masih dapat diterobos.
Namun, tidak seperti para Leluhur Saint yang menerobos batas berarti juga menerobos kultivasi, para Kaisar Ilahi kesulitan menerobos karena merampok Keilahian di generasi berikutnya adalah sesuatu yang sangat sulit dan resiko kematian juga sangat besar.
"Batas kami tidak dapat meningkat lagi, merampok Keilahian yang Kesembilan adalah satu-satunya solusi yang kami yakini," jawab Yi Xue.
Qin Yuan terdiam beberapa saat sebelum akhirnya mengangguk. "Karena itu yang kalian yakini, aku hanya bisa mendukung kalian..."
Ding
[Bantu putri anda untuk merampok Keilahian yang Kesembilan, anda akan mendapatkan 5000 Point Karma dan 2.500 Point Pesona.]
[Bantu murid anda untuk merampok Keilahian yang Kesembilan, anda akan mendapatkan 5000 Point Karma dan 2.500 Point Pesona.]
Kedua misi itu tidak membuat Qin Yuan berkedip, dia meminum secangkir anggur dan menikmatinya.
Setelah dia selesai, putrinya tiba-tiba mengerutkan alisnya, dia juga sedikit cemberut.
Untuk wanita dingin seperti dia menunjukkan ekspresi seperti itu, sesuatu pasti sangat mengganggunya.
"Suami, ku pikir kamu pergi ke mana, ternyata kamu menemui putri dan muridmu..." Suara menawan bergema sebelum sosok berambut merah muncul.
Siapa lagi kalau bukan Su Mei.
Dia telah berganti pakaian, sekarang mengenakan gaun merah yang sangat glamor.
"Mengapa kau ke sini?" Qin Wuxin segera menatapnya dengan mata dingin.
Permusuhan seorang anak perempuan dan ibu tirinya.
Qin Yuan tidak bisa membantu tetapi merasa pusing lagi.