webnovel

5. Pabrik

<p>Kami berencana untuk menghancurkan tempat perlindungan para survivor tadi. Kami memeriksa semua persediaan yang dibawa oleh kelompok survivor yang telah meninggal. Tidak sesuai dengan apa yang kita harapkan, persediaan mereka hanya beberapa pisau kecil. Kami melanjutkan perjalanan kami menuju ke pabrik yang pernah menjadi tempat perlindungan Wuri.<br/><br/>"Kamu yakin ini tempatnya?" ujarku dengan berisik.<br/>"Iya, ku masih ingat betul, tau" jawab nya dengan cemberut.<br/>"Baiklah, tunggu disini dan jangan pernah berpindah jika aku sudah memasang semua bomnya okay?" ucapku dengan memegang kepalanya.<br/><br/>Aku memasuki pabrik itu sendirian. Meskipun diluar area nampak sepi dan tidak berpenghuni namun didalam area tersebut terdapat banyak sekali persediaan seperti senjata api, bomb, makanan serta beberapa perlengkapan tentara. Aku menyelinap secara perlahan dengan membunuh salah satu penjaga yang menutupi wajahnya dengan kain. Setelah mengetahui informasi tersebut, aku segera kembali menemui Wuri untuk menyusun rencana kami kembali.<br/><br/>"Pabriknya tidak segampang apa yang ku kira tadinya, cuman kenapa bisa semua peralatan militer ada dalam sana" ujarku.<br/>"Sepertinya Traz telah kembali dari perjalanannya ke AMS" jawab Wuri.<br/>"Jadi dia mencari supplies di AMS. Bukankah itu tempat militer yang cukup kuat di Surabaya" jawabku yang heran.<br/><br/>Memang benar jika AMS atau Angkatan Militer Surabaya dikenal sebagai angkatan militer yang cukup kuat namun pada saat outbreak, banyak tentara yang kelelahan menghadapi para infected yang menyebabkan AMS harus jatuh. Meskipun begitu, tidaklah gampang untuk keluar masuk AMS yang dipenuhi banyak infected.<br/><br/>"Katakan padaku, berapa banyak orang yang pergi menuju AMS" ucapku terhadap Wuri.<br/>"Ku tidak yakin, seingat ku ada 120±" jawabnya.<br/>"Ho, I see. Jadi itu yang mereka rencanakan ya" ucapku dengan kagum.<br/>"Hmm? maksudnya?" tanya Wuri yang kebingungan.<br/>"Bukankah km tidak sadar? mereka menuju ke AMS berjumlah 120 orang namun mereka yang berhasil selamat hanya 15-17 orang saja. Apakah ini tidak mencurigakan? jawabku.<br/>"Jadi maksudmu, mereka meninggalkan yang lain disana?" tanya dia.<br/>"Bukan seperti itu, lebih ke mengorbankan mereka demi mendapatkan apa yang mereka inginkan. Seperti yang kau tahu, hanya beberapa dari mereka yang selamat namun para anggota yang lain tidak merasa sedih ataupun berduka. Sama halnya dengan orang orang yang menyambut mereka saat pulang, raut wajah mereka juga tidak ada perasaan akan kehilangan." menjelaskan situasi pada Wuri.<br/>"Jadi, maksudmu?" ujarnya yang penasaran.<br/>"Maksudnya, perjalanan mereka kali ini sudah di rencanakan dan untuk menyingkirkan mereka yang tidak sepihak dengan mereka lalu membiarkan mereka dimakan oleh infected." menjelaskan situasi yang berjalan.<br/><br/>Wuri yang shock akan perkataan ku langsung menutup mulutnya seakan akan tidak menyangka hal tersebut.<br/><br/>"Terus gimana cara kita untuk masuk kesana?" tanya dia. "Kita akan masuk kesana setelah membunuh semua orang disana. Gimana? Mau gak nih?" ujarku yang senang.<br/><br/>Wuri menganggukkan kepalanya dan berjabat tangan dengan ku. Kami berdua memakai penutup kepala, langsung pergi kedalam pabrik secara perlahan. Disana hanya terlihat sekitar 15 orang yang menjaga persediaan senjata. Penjaga penjaga tersebut sangat tidak profesional. Mereka hanya berjaga sambil minum kopi dan tidak memastikan keadaan sekitar jika ada infected.<br/><br/>Perlahan 3 orang penjaga masuk kedalam entah karena apa yang pasti itu akan menguntungkan kami berdua. Aku menyuruh Wuri untuk mengamati sekitar akan pergerakan infected. Ia mendapat pergerakan infected yang berjumlah 20 dari arah selatan.<br/><br/>"Bagus, dengan ini rencana kita keknya bakal mujur nih, hehe" ucapku.</p>