webnovel

3.

<p>Akhirnya aku sampai di kota Surabaya, kota yang paling padat urutan kedua di negara indonesia. Memang benar tempat ini adalah tempat yang menjadi icon khas Indonesia pada bagian Jawa Timur. Satu kebisingan saja dapat membangunkan 8 juta infected di sekitar, oleh karena itu aku hanya membawa beberapa handgun dan meletakkannya dalam saku serta bagian kanan celana ku. Beberapa senjata yang lain aku sembunyikan di tempat yang bahkan sebiji infected saja tidak akan tahu, yaitu di penyimpanan saptic tank. Tentu saja tidak ku letakkan di dalamnya namun di sebelah septic yang terkubur dengan beberapa lumut liar disekitar.<br/> Aku berjalan kaki menuju supermarket terdekat untuk mencari beberapa supplies dan senjata tajam yang dapat digunakan untuk melee attack. Ctang, suara kaleng jatuh entah dari mana yang diiringi suara berlari seseorang yang tergesa gesa seakan akan dikejar oleh sesuatu. Yup, benar saja, ada seorang gadis smp kecil yang berlari ketakutan dikejar dua infected. Gadis itu melihat ku namun dia tidak meminta bantuan ku melainkan memilih untuk terus berlari daripada meminta bantuan ku. Aku pun berpikir bahkan di apocalypse ini masih ada orang merendahkan ku, tak tinggal diam ku lempar dua pisau dapur ke dua infected tersebut.<br/> Ku berlari dengan kencang lalu membunuh dua infected itu dengan cepat dan sigap sambil mengawasi situasi di sekitar. "Terimakasih, kamu menyelamatkan ku" ujarnya. Ya, sama sama. Siapa namamu dan kenapa sendirian? tanya ku. Gadis itu bernama Cinty Wuri, dia terpisah dengan golongannya sewaktu perjalanan ke indomart terdekat, ia juga ditinggalkan sendiri waktu para infected mengejarnya dan teman temannya hanya melihat dari kejauhan lalu meninggalkannya. "Namaku Hiday Sycth, kau boleh memanggil ku dengan sebutan Hiday" , ujarku.<br/>Hiday : so, wuri. Apa yang bisa kmu lakukan buat aku?<br/>Wuri : excuse me, maksudnya?<br/>Hiday : well, kamu bisa masak?<br/>Wuri : nda<br/>Hiday : oke, jadi kita berpisah disini.<br/>Wuri : tunggu, aku tidak mau sendirian. Tolong bantu aku.<br/>Hiday : aku kan membantu jika ada keuntungan bagiku kalau tidak ya percuma saja, aku bukanlah pahlawan atau semacamnya yang dapat menerima semua beban yang diserahkan padaku.<br/>Wuri : aku bisa jadi istri kamu kan?<br/>Hiday : so, maksudmu kamu ingin membalas budi ku dengan tubuh mu yang kecil serta tidak berisi itu?(tidak beroppai :v)<br/>Wuri : hey, jaga mulutmu. Aku berisi dan jangan menilai orang dari penampilannya. Aku akan jadi istrimu klo kamu mau membantai semua temanku yang telah meninggalkan ku.<br/>Hiday : haha, menarik sekali tapi aku ingin uang muka nya dlu.<br/>Wuri : iyah, aku tahu.</p>