webnovel

Belum Berakhir

Semua berawal ketika seorang gadis pindahan yang sukses membuat ketua geng jatuh hati namun enggan untuk mengatakannya terlebih dahulu. Gengsi? Mungkin. Di awal pertemuannya selalu saja ada pertikaian diantara mereka berdua. Apakah Si ketua geng bisa mengungkapkan perasaannya? "Ehh, sorry? Gue nggak sengaja" "Sorry-sorry, kalo jalan tuh pake mata!" Seseorang yang terus memperjuangkan cintanya. Karena ia tahu bahwa semuanya masih bisa di perbaiki, semuanya masih bisa untuk bersama karena semuanya masih belum berakhir.

Ervantr · Masa Muda
Peringkat tidak cukup
282 Chs

Siapa Sebenarnya?

Hari pun berganti. Nata menjalani harinya dengan semangat setelah kepulangan mamanya kemarin dari rumah sakit. Hubungan Nata dan semua anggota inti The Lion King pun semakin akrab.

"Oh iya Nat, tugas kelompok yang dikasih Bu Cika kemarin kita kerjain dimana?" tanya Amanda sambil mengunyah bakso.

Ya! Mereka semua sekarang berada dikantin, disana juga ada Kenzo Dkk.

"Terserah lo aja, Man. Gue sih ngikut aja, yang penting tugas kita selesai. Lagian bentar lagi kita juga akan ujian," jawab Nata.

"Nah bener tuh! Kita harus ngumpulin semua tugas, supaya nilai kita bagus," ucap Arrabella menimpali.

"Btw, tugas apaan?" tanya Kenzo, sedari tadi hanya diam menyimak.

"Itu lo Zo, tugas Akuntan. Yang bikin jurnal jurnal gitu," jawab Nata.

"Gue sama mereka ke kelas duluan ya, Zo. Nanti keburu masuk. Lo jangan cabut ya habis ini," ucap Nata kepada Kenzo.

"Gue gak bakal cabut, Nat. Habis ini gue masuk kelas," jawab Kenzo.

"Iya bu boss. Selesai makan kita bakal balik ke kelas kok, jadi bu boss tenang aja," ucap Gavin pada Nata.

"Gue duluan"

"Iya, nanti pas pulang sekolah gue tunggu didepan kelas lo," ucap Kenzo kepada Nata.

"Iya, gue duluan! Ayok guyss," ucap Nata dan melangkah pergi dari sana menuju kelas.

"Jangan diliatin kayak gitu Zo, Nata gak bakal hilang,"ucap Jimmy.

Bel pulang sekolah berbunyi. Semua murid pun sibuk membereskan buku, ada juga yang sudah berjalan keluar kelas. Berbeda dengan Nata, yang masih berada didalam kelas bersama sahabatnya.

"Ehh Nat! Kenzo udah nunggu diluar kelas tuh," ucap salah seorang murid perempuan yang sekelas dengan Nata.

"Iya, nih mau gue samperin! Makasih ya udah kasih tau," jawab Nata sambil tersenyum.

Nata berjalan kearah pintu dan melihat Kenzo yang bersandar di dinding kelas.

"Tunggu bentar ya, Zo. gue mau piket bentar, ayo masuk."

Kenzo mengangguk dan mengikuti Nata masuk kedalam kelas.

"Ayo, Zo. Kita pulang sekarang," ucap Nata.

"Ayo," jawab Kenzo, dan menggenggam tangan Nata berjalan keluar dari kelas.

"Nat, buku cetak fisika sama lo kan?" tanya Indah.

"Oh iya, ketinggalan didalem laci, tunggu bentar ya, gue ambil dulu." Nata berjalan kearah kelas.

"Sini gue temenin," ucap Kenzo dan menarik tangan Nata.

***

Nata masuk kedalam kelas dan berjalan kearah meja, dan memeriksa lacinya. Tak sengaja tangan Nata memegang sesuatu dan mengeluarkannya.

"Kok ada kotak kado? Punya siapa?" tanya Kenzo dan mendekat kearah Nata.

"Kok ada nama gue? Perasaan gue gak ultah deh," ucap Nata.

Nata berteriak dan melemparkan kotak itu kelantai, membuat seisi kotak itu berceceran. Memperlihatkan bangkai tikus dipenuhi darah.

Melihat Nata ketakutan, Kenzo langsung menarik Nata kedalam pelukannya.

"Zo," ucap Nata dengan suara gemetar, Nata ketakutan.

"Lo tenang ya, jangan takut. Itu cuma tikus mati," ucap Kenzo menenangkan nata.

"Kenapa gue diteror terus? Perasaan gue gak punya musuh," ucap Nata lirih.

"Gak usah dipikirin ya, gue akan ngurus ini! Dan cari tau siapa yang neror lo," ujar Kenzo.

Setelah mengantar Nata pulang, Kenzo melajukan motornya menuju markas The Lion King.

"Gue butuh bantuan," ucap Kenzo setelah berada didalam markas, disana sudah ada anggota inti The Lion King.

"Butuh bantuan apa boss?" tanya Gavin menoleh kearah Kenzo.

"Gue mau lo sama Jimmy cek Cctv sekolah dekat kelasnya Nata, gue mau tau siapa pelaku yang neror cewek gue!" ucap Kenzo dengan tangan terkepal.

"Nata di terror?"

"Iya. Ada yang naroh kotak berisi tikus mati dipenuhi darah didalem lacinya Nata. Siapapun pelakunya, akan gue habisin!" ucap Kenzo dengan emosi menggebu.

"Sekarang lo tenang dulu, Zo. Kita semua akan bantu lo cari tau siapa pelaku dibalik semua ini," ucap Gavin menenangkan kenzo.

"Gue balik dulu, kalo lo udah dapet informasi, hubungi gue secepatnya."

"Oke, hati-hati"

***

Kenzo menendang pintu kelas X1 IPS 5 dengan penuh emosi, dibelakangnya sudah berdiri keenam antek anteknya. Semua orang dikelas itu terkejut.

"Mana alex?!" tanya Kenzo dengan wajah yang sudah merah padam. Ya! Kenzo sudah tau siapa pelakunya.

"Ada apa?"

Kenzo melayangkan pukulan dan mengenai wajah Alex. Alex yang tidak siap langsung terjungkal kelantai.

"Lo apa apaan sih Zo! Main pukul aja," ucap Alex.

"Jangan pura pura bodoh anjing! Gue tau kalau lo yang naroh kotak sialan itu didalem laci cewek gue!" ucap Kenzo marah dan menarik kerah baju Alex.

Kenzo melayangkan pukulan bertubi tubi membuat Alex tersungkur, darah mengalir disudut bibirnya.

"Maksud lo apa neror cewek gue ha? Disuruh siapa lo?" tanya Kenzo sambil menendang punggung Alex.

"Gue gak akan kasih tau lo!" jawab Alex terbatuk dan berusaha berdiri.

Lagi lagi Kenzo melayangkan pukulan kewajah dan perut alex, membuat alex terjatuh kelantai.

"Udah Zo! Anak orang bisa mati," ucap Gavin dan menarik tangan Kenzo.

"Gue gak peduli!" ucap Kenzo penuh penekanan dan menepis tangan Gavin secara kasar.

"Biarin aja, Vin. nanti lo yang bakal kena sasaran nya Kenzo," ucap Jimmy menarik Gavin dari sana.

"Gue akan buat dia buka mulut dengan sendirinya!"

"Bawa dia kegudang sekolah sekarang!" perintah Kenzo dan melangkah keluar.

"Lo liat ini?" ucap Kenzo sambil mengeluarkan pisau dari saku seragam, dan memutar mutarnya.

Mata Alex terbuka lebar dan menggeleng tak percaya. Sekarang Alex tidak bisa berbuat apa apa lagi, tangan dan kakinya sudah diikat.

"Sekarang gue kasih pilihan! Lo ngaku atau pisau ini nusuk mata lo?" tanya Kenzo datar.

"Lo gila!"

"Bukan itu jawaban yang gue mau!" bentak Kenzo.

"Diam berarti lo udah siap mati!" ucap Kenzo seraya mendekat kearah Alex.

Alex menggeleng, pipinya sudah dipenuhi air mata. Jika tau semua akan seperti ini, lebih baik Alex tidak menerima tawaran orang itu. Tapi apa boleh buat, nasi sudah menjadi bubur!

Alex mengerang kesakitan, karena tangannya digores dengan pisau oleh Kenzo.

"Ck! Ini baru pemanasan!" ucap Kenzo sambil tersenyum, senyum yang mematikan.

"Sekarang lo jawab! Siapa yang nyuruh lo? Gue gak punya banyak waktu!" bentak Kenzo.

Alex terkesiap dengan bentakan Kenzo dan menggeleng, jika ia mengaku, orang tuanya akan jadi sasaran oleh orang itu.

"Jadi lo lebih milih mati?" Keputusan yang bagus!" ucap Kenzo.

Kenzo memukul wajah Alex, dan membuatnya tak sadarkan diri.

"Dengan lo pingsan gini, gue lebih leluasa!" ucap Kenzo dan mulai melakukan aksinya.

Kenzo mengiris wajah alex dan menusuk perutnya berkali kali dengan senyum yang mengambang dibibirnya. Darah segar mengalir dan berceceran dilantai.

"Ini akibatnya kalo main main sama gue!" ucap Kenzo.

"Disuruh milih ngaku, malah milih mati! Ck! Dasar bodoh!" ucap Kenzo geleng kepala dan memasukkan pisaunya kedalam saku.

"Tugas gue selesai, waktunya cabut!" Kenzo melangkah keluar, dan meninggalkan Alex yang sudah mati dengan wajah yang tidak berbentuk.