"Seriusan Mama sama Papa lo udah tau?!"
Rania buru-buru membekap mulut
lamis temannya itu. Untung saja saat ini
sedang jam kosong-karena para guru
sedang rapat-dan anak-anak memutar
musik cukup keras. Kalau tidak, bisa
bahaya kalau sampai kejadian bagian itu
juga jadi bumbu untuk gosip murahan
yang menyeret nama Ann. "Jangan
kenceng-kenceng." Gadis memelotot pada
Tata.
"Ups, sorry." Tata meringis. Ia lantas
menoleh pada Ann yang kini sibuk
menyalin catatan-tugas merangkum
materi-di sampingnya. "Trus gimana,
Ann? Papa sama Mama lo nggak marah?"
"Trus, lo kok baru cerita sekarang?" Rania
menimpali. "Padahal, kejadiannya udah
lima hari lalu."
Ann menggeleng pelan. "Mereka tau, gue
nggak sepenuhnya salah. Bang Andra juga
udah jelasin kenapa gue bisa nyium cowok
itu," jawabnya. "Dan, soal kenapa gue baru
bilang sekarang, sebenernya gue nggak
mau ngerepotin kalian. Tata, kan, nggak
masuk beberapa hari kemarin karena ada
acara keluarga." Ia menoleh pada Rania.
Dukung penulis dan penerjemah favorit Anda di webnovel.com