Si kadal hitam berputar-putar di bawah kaki Luna, ekornya tidak berhenti mengibas, seolah sedang mendesak Luna untuk cepat keluar dari kamar.
"Sabar Aodan, aku harus mengeringkan rambut!" Luna menggerutu, baru saja selesai mandi dan rambutnya masih basah meneteskan air di mana-mana.
Tadi malam, Aodan mengumumkan bahwa mereka akan pulang ke rumah dan Istvan sudah menyetujuinya dengan beberapa syarat, alhasil Luna dan Aodan hampir tidak tidur semalaman karena terlalu gembira.
"Aodan, jangan menggigit!" Luna mengangkat sebelah kakinya ke atas, ada cetakan gigi kadal yang membekas di kakinya yang baru saja dikeringkan handuk. "Karena tubuhmu sekarang membesar kau sudah berani menggigit, ya?"
Si kadal hitam itu membuang muka, Luna meraih kepalanya dan membuka mulutnya.
Memang benar, giginya juga ikut membesar dan tajam. Untung Aodan tidak menggigitnya dengan keras, hanya sebuah gigitan kecil, kalau tidak kakinya akan berlubang.
Dukung penulis dan penerjemah favorit Anda di webnovel.com