webnovel

Bayi di Depan Rumahku

Blurb Kehidupan rumah tangga, tak lengkap jika sang malaikat kecil belum hadir. Lima tahun sudah kami mengarungi bahtera rumah tangga. Namun, tanda-tanda malaikat kecil belum hadir juga di rahimku. Segala cara sudah kami coba. Namun, tak ada satupun yang berhasil. Hingga suatu hari, seorang bayi perempuan ditinggalkan seseorang di depan rumah kami. Awalnya kami akan melaporkannya pada ketua RT. Namun, sebuah ide gila hadir di otakku. Dan suami menyetujuinya. Kami mengadopsi bayi itu dan memberikan nama keluarga suami padanya. Entah apa yang terjadi tanpa sepengetahuanku. Segala kejanggalan terjadi semenjak bayi itu datang. Mulai dari liontinku yang hilang ada pada bayi itu, sampai sikap suamiku yang tiba-tiba berubah. Bayi itu seakan menjadi pusat utama dunianya. Bukan karena aku cemburu, tetapi sikapnya sangat berlebihan. Semuanya menjadi aneh, terlebih banyak hal-hal yang disembunyikan dariku. Suamiku, Papa dan Mama mertua, dan yang lebih mengherankan pembantu di rumahku. Akankah semuanya akan terbongkar? Dan dapatkah aku bisa menghadapi semuanya?

E_Rinrien · perkotaan
Peringkat tidak cukup
348 Chs

Pemeriksaan Kesuburan

113

Karena dua hari lagi harus test, aku bingung bagaimana caranya untuk pergi dari sini. Sedangkan, tidak mungkin aku melakukan test itu pagi hari. Otakku berpikir keras, mau bagaimanapun semua harus berjalan sesuai rencana.

Setelah berpikir panjang, aku harus mengorbankan pekerjaan di kantor. Sekaligus memberikan pelajaran pada Pak Anton, supaya tidak selalu bergantung padaku. Akhirnya aku membeli makanan yang biasa membuatku alergi yaitu udang.

Please, maafkan aku udang, karena kamu jadi korban dari konspirasi.

"Mas! Tolong Mas!" Aku berteriak kencang menahan sesak napas yang terasa. Aku tahu udang tidak akan membunuh, tapi sensasi gatalnya pasti akan menyerang kulit saja.

Mas Denis tiba di lantai atas, lalu datang menghampiriku. "Kamu kenapa dek? Yaa Allah ini merah-merah," kata Mas Denis, panik.

"Rumah, sakit, aku alergi Mas. Itu ternyata, udang," jawabku menunjuk ke sembarang arah.

"Astaghfirullah, ada-ada aja sih kamu ini," kata Mas Denis lalu menggendongku.

Bab Terkunci

Dukung penulis dan penerjemah favorit Anda di webnovel.com