Pintu laci terasa ditendang pelan, aku menggeser posisi duduk untuk membuka pintu sedikit. Mbak Aina nampaknya masih betah di sini, aku mulai kebingungan cara mengusirnya. Karena tidak mungkin ku lakukan secara frontal.
"Ini hp siapa?" tanya Mbak Aina sambil menunjuk hp Pak Anton.
"Pak Anton," jawabku.
"Kalau hp nya di sini, berarti orangnya juga ada di sini," kata Mbak Aina. Wanita itu bangkit dari duduknya lalu pergi memeriksa toilet.
"Ponsel Pak Anton ketinggalan Mbak, jadi percuma jika anda mencari beliau," kataku setengah berteriak.
"Oh gitu ya." Mbak Aina menghentikan langkahnya, nampak wajahnya sedang berpikir keras. "Kalau ada Anton, kabarin saya ya," sambungnya.
"Iya, baik Mbak, tapi maaf Mbak agak kurang sopan," kataku sambil nyengir.
"Oh, ya udah saya pergi," ucapnya lalu keluar dari ruangan kerja kami.
Dukung penulis dan penerjemah favorit Anda di webnovel.com