Bara memarkirkan mobilnya di ujung gang tidak jauh dari rumah kontrakannya yang lama. Selanjutnya, dia dan Bang Jali harus berjalan kaki sambil membawa barang-barang milik Bang Jali menuju rumah kontrakannya.
Pada saat tiba di depan rumah kontrakan Bara, Bang Jali merogoh-rogoh sakunya untuk mencari kunci rumah kontrakan tersebut. Wajahnya tiba-tiba terlihat panik.
"Ada apa, Bang?" tanya Bara yang menyadari ekspresi panik Bang Jali.
"Kuncinya ngga ada, Bar." Jawab Bang Jali sambil terus merogoh-rogoh saku celananya secara bergantian.
"Abang terakhir naro kuncinya di mana?"
Bang Jali terdiam sejenak. Berusaha mengingat-ngingat apa yang dilakukannya sebelum penggusuran tadi siang terjadi.
"Astagfirullah!" pekik Bang Jali. Ia menepuk jidatnya. "Kuncinya gue taro di lemari kecil yang ada di belakang."
"Terus gimana ini, Bang?"
"Balik ke sana buat nyari kuncinya juga bakalan percuma. Ibu yang punya kontrakan jam segini kira-kira masih bangun, ngga?"
Bara mengangkat bahunya.
Dukung penulis dan penerjemah favorit Anda di webnovel.com