Sudah dua hari Rian tinggal bersama Katon sambil berjualan bakso. Dari mencuci piring, menyuguhkan minuman, membersihkan sisa sisa makanan dan menyapu lapak dagangan mereka pun di lakukan Rian dengan Ikhlas. Rian memutuskan untuk memakai nama Putra mulai saat ini karena ia ingin membuka lembaran baru menjadi orang yang benar. Dan ia pun ingin mendekatkan diri dengan Tuhan caranya dengan rutin pergi ke Gereja. Penghasilan bakso dalam sehari mencapai 700ribu kotor di potong bahan2 seharga 400ribu jadi sehari untung bersih 300ribu. Katon pun dengan ikhlas membagikan hasil dagangan mereka kepada Rian. Tapi Rian menolak dengan keras dengan alasan ia masih memiliki uang pemberian dari Jenni. Ya uang pemberian Jenni masih ada sekitar 100ribuan setelah kemarin beli sabun dan shampoo serta sikat gigi serta membayar bus ke kaarwang. Malam itu sesudah jualan Rian dan katon duduk sambil ngopi.
Kemudian
"Bang, ada yang pengen gua omong nih." Sela Katon
"Hmm, apa tuh Ton?"
"Gini bang, ini ada 50ribu, abang terimalah, ini sebagai bentuk pertanggung jawaban gua ke abang atas kerja abang hari ini, dengan kata lain inilah penghasilan abang. Abang sekarang sendiri bang, kalau bukan gua yang coba bantu siapa lagi? Ga ada yang tau abang anak siapa, yang orang tau sekarang abang jualan bakso. Bijaklah bang menghadapi masalah, jangan gengsi."
Kata Katon benar adanya, jika uang dari Jenni habis drmn aku dpt uang? Sungguh hati kecilku tersentuh melihat ketulusan hati Katon. Pengen nangis tapi malu, ga nangis pengen nangis. Hati ku berkecamuk dan dengan berat hati aku pun menganggukkan kepala sambil menerima uang dari Katon.
"Makasih banyak Ton, lu bener2 sahabat yang baik. Gua ga nyangka aja masih ada yang mau bantuin gua disaat gua jatuh hancur lebur gini. Suatu saat gua akan balas kebaikan lu Ton."
"hahaha,buktinya masih ada bang yang peduli ama lo. Masih inget gak dulu lo pernah bantu bayar biaya operasi bokap gua bang? Walau bokap gua udah ngga ada bang, tapi gua masih inget budi lo bang. Hahaha... ga usa muluk2 bang, jalanin aja yang di depan mata tapi ga gratis bang, abang kan S1 komputer, ajarin gua edit foto bang mau buat IG bakso kita nih sekalian. daftar Go-food. Ahahahah...."
"Easy Ton! Hahahaa,yah dulu gua bantu ikhlas Ton, udah lah ga usa bahas masa lalu. Btw, lu ada laptop kan??"
"Ada dong hahahaa, yuks bang ajarin."
Ya betul, Rian adalah S1 Komputer di Universitas Swasta yang terkenal di Ibukota. Terkenal dengan jurusan IT Komputernya dan mahalnya. Malam itu pun Rian sibuk mengajari Katon tentang basic basic editing photosop. Akhirnya Katon pun pamit mau rebahan sambil buka youtube dan ig. Kebetulan di rumah omnya Katon memang di pasang Wifi yang di bayar oleh om Katon sendiri. Jadinya ga perlu stress mikirin kuota dulu. Sambil tiduran Rian memandangi hp nya yang jadul, layar nya sudah goyang karena pernah jatuh dulu waktu Rian main basket sore sore.
Rian tersenyum sendiri mengingat bagaimana dulunya ia sering membeli barang barang mahal tanpa berpikir. Sekarang untuk makan saja ia harus berhemat. Disini setiap hari ia makan warteg bersama Katon. MCD, KFC, Sushitei dll adalah hal yang langka dan mewah sekarang. Katon pun bukan berasal dari keluarga wah, ia hanya orang sederhana dengan impian yang sewajarnya yaitu warung baksonya jadi besar. Itu saja. Sesudah berjualan bakso mereka biasanya mengisi waktu luang dengan bermain game Mobile Legend ataupun PUBG. Jika tak ada kerjaan mereka biasanya ngopi bareng. Tanpa terasa sudah sebulan Rian tinggal bersama Katon. Dari hasil jualan bakso bulan ini Rian berhasil mengumpulkan uang sebesar 1juta rupiah setelah dengan berhemat keras makan di jaga ketat. Rencananya Rian ingin beli hp baru brand xiaom*. Alasannya karena brand tersebut lagi booming dan MURAH. Tapi uangnya masih kurang sedangkan smartphonenya sudah tidak layak pakai.
"Bang, belakangan lu blg pengen ganti hp, jadi kagak nih?"
"Nantilah selow, gue masih betah nih pake hp jadul gua. Hehehe"
"ee busettt, sok sok betah, padahal hati udah kesel. Hmmm, gua bantu sejuta bang buat bantu beli hp lu, lu bayarnya bulan depan aja cicil ke gua. Lu juga butuh hp yang layak bang di zaman sekarang. Kalau banyak gua ga bisa bantu. Oke bang? Gua ikhlas kok."
"Ga usa Ton, gua ga butuh hp baru sekarang. Ga ada juga yang wa gua, ngeline gua, ngedm gua, nama gua uda jelek di posting di koran koran ternama karena tindakan gua dulu.."
"Bang, elo yang sekarang kan udah buka lembaran baru dalam hidup lo,bahkan sekarang lo ga punya KTP, ATM, SIM dil karena udah lu buang. Lo harus jalan terus bang dengan cara bikin identitas baru, harus bisa buktiin ke mereka yang ngehina lu. Gua tau dan yakin lu ga jahat bang, lu cm salah jalan. Gua pengen kita saling bantu selagi bisa."
Kata kata Katon membekas di relung hati ku yang paling dalam. Aku janji pada diriku sendiri bahwa aku akan selalu membantu Katon kapanpun dan akan membalas budi baik dia. Dibantu oleh Katon 1 juta dan uang Rian 1 juta maka jadilah Rian resmi meminang smartphone baru. Bangganya bukan main si Rian karena berhasil meminang smartphone baru dengan uang halal. Setelah membeli hp baru Rian makin semangat berjualan. Targetnya tidak muluk muluk, ia hanya ingin mengembalikan uang Katon yang dia pinjam. Bakso Katon pun makin ramai dengan kehadiran Rian yang supel, berwawasan dan ganteng. Selain itu kualitas dan kebersihan bakso buatan Katon sangat terjamin. Enaknya udah kesohor di daerah sekitar. Kadang kalau ada hajatan sering kali dapet orderann 150 mangkok.
Hari itu malam minggu, hari dimana biasanya Katon dan Rian akan saling bahu membahu melayani pembeli yang berjubel. Hari seperti ini dan hari libur biasanya omset tembus 1,5 juta. Apalagi akhir bulan gajian. Seperti biasanya Rian sedang sibuk mencuci mangkok tiba tiba berhentilah sebuah mobil Fortuner hitam keluaran terbaru. Dari pintu kanan tersebut muncullah seorang gadis cantik. Memakai sneaker merah dan kaos ketat ditutup jaket yang tidak di kancing. Semua orang yang melihat pasti akan beku sesaat akan kecantikannya. Gadis itu berjalan dan duduk di warung bakso mereka.
"Bang, Bakso dua mangkok ya, campur, sayur banyakin sama tetelan, pedes, toge gak pake. Makan disini."
"Hobi pedes mbak?" Tanya Katon iseng
"hehe, iya nih, ini kedua kalinya gua kesini, btw mas yang satu laginya mana yah?"
"Oh,tuh dia lagi di pojokan mbak cuci piring. Kenapa mbak? Mau kenalan? "
"hehhee, Cuma nanya aja mas, udah mana nih pesenan gua?"
"Lah mbak, ini mangkok pesenannya ada dua, yang makan mbak semua?" tanya Katon polos
"Ngga, gua mau traktir bakso temen lo yang lagi nyuci piring itu. Tolong panggilin dia yak!" Jawab gadis itu.
Dengan tersenyum jahil Katon pun mengerti maksud gadis tersebut. Ia pun segera memanggil Rian yang sedang sibuk cuci piring.
"Bang, ada yang ajak makan."
"Pret, siapa???"
"Tuh Bang, lagi duduk di warung kita." Tunjuk Katon kearah gadis itu.
Sejenak Rian mengamati gadis tersebut. Rambut panjang hitam sedikit kuning. Jaket brand Zara tuh, sepatu Adidas Fashion. Celana brand apa kurang jelas. Tinggi sekitar 170cm. Dada lebih gede dari Jenni dikit 36an lah. Sejurus kemudian gadis itu tersenyum melihat Rian dan melambaikan tangannya mengajak makan. Rian pun mengangguk dan bersama Katon menghampiri gadis tersebut.
"Hai, bisa nemenin gua makan?" Tanya gadis tersebut
"Hmm, maaf mbak sebelumnya mbak kenal saya?" tanya Rian
"Emang harus kenal dulu baru boleh makan bareng?"
"Kaga sih, Cuma aneh aja mbak tiba tiba ngajak tukang bakso makan." Jawab Rian dingin
"Ya gua Cuma mau ajak lo makan aja karena dari muka lo keliatan lo nahan lapar. Apa salahnya lo makan dulu. Liat bibir lo udah putih." Sergah gadis tersebut.
"Hmm, oke deh. Mbak siapa namanya?" Tanya Rian sambil duduk di depan gadis tersebut.
"Nanti juga bakal tau kalau gue sering kesini. Sementara ini pake lo gue aja dulu bro. Okay?"
"Oke deh, makan dulu ya mbak, lapar nih, yu Ton makan bareng!" Ajak Rian
"eh oh, okeoke bang gua bikin punya gua dulu."
"Yeyyy, makan bareng kitaaaaa...!!" Celetuk gadis itu riang sambil tersenyum ke arah Rian.
Sejenak hati Rian merasa teduh melihat gadis tersebut tersenyum manis ke arahnya. Gadis ini tioba tiba datang dan ngajakin makan. Apa dia tau siapa gua? Rian berpikir sendiri dalam hatinya.
"Masnya ada wa ngga?" Pertanyaan gadis itu membuat lamunan ku buyar...
Bersambung…