"Ah, gue tahu suatu tempat yang mungkin lo suka. Mau ke sana?" tawarku.
"Mungkin kusuka? Tentu, ayo kita ke sana!" sahut Melody dengan penuh semangat.
Aku pun mengajak Melody ke Villa pribadi milik Ibu. Villa tempat Ibu biasa membawaku saat keadaan rumah benar-benar tidak kondusif. Saat ada begitu banyak darah berceceran di lantai dan dinding, Ibu selalu membawaku mengungsi ke tempat itu.
"Wow, indah!" pekik Melody saat aku mengajaknya ke danau buatan yang ada di bagian Belakang Villa kami.
Melody langsung berlari ke tepian danau dan melihat ke sekeliling.
"Jadi orang kaya memang enak. Kalian bisa membuat sesuatu seperti ini di rumah. Aku jadi iri," gerutu Melody sambil melirik ke arahku.
"Bukannya nyokap lo yang sekarang juga kaya?" tanyaku bingung.
Dukung penulis dan penerjemah favorit Anda di webnovel.com