webnovel

Bab 8 Nama Gadis Misterius

Andhika mengetahui kemampuan Jonathan sebagai siswa teladan di fakultas kedokteran mereka. Jadi dia segera rileks, "Aku tahu kamu mampu memimpin operasi ini."

Para staf segera mempersiapkan diri. Dokter yang bertugas segera membersihkan tangan mereka menggunakan sikat dan sabun. Sementara itu, seorang dokter magang membantu Jonathan untuk memegang ponselnya selama operasi berlangsung.

Andhika mengenang masa-masa kuliah mereka dan memuji teman sekelasnya, "Dulu kamu mampu mendiagnosis infark miokardial pada hari pertama kita magang. Apakah kamu tidak berminat pindah ke departemen bedah kardiotoraks?"

"Oh? Aku akan menjelaskan masalah ini ketika kita bertemu." kata Jonathan.

Lampu di ruang operasi menyala sepanjang malam. Keesokan harinya, berita bahwa seorang dokter muda dari Rumah Sakit Nasional berhasil mendiagnosis pasien dengan kasus langka telah menyebar ke seluruh penjuru rumah sakit.

Dimas merasa depresi ketika tiba di kantornya. Jonathan baru berusia dua puluhan dan dia pasti akan menjadi lebih terkenal di masa depan. Seorang dokter bedah mengalami masa-masa keemasan di usia 30-40 tahun.

Berbeda dengan suaminya, Lina sangat bersemangat saat berjalan ke ruang IGD. Wanita paruh baya itu ingin melihat wajah tampan dokter Jonathan dari ibu kota. Dia ingin menjalin hubungan baik dengan Jonathan agar masa depan putranya lebih terjamin. Siapa tahu dia juga bisa mendapatkan calon suami untuk Lola.

"Kepala perawat Sinta." panggil Lina ketika melihat kepala perawat IGD.

Kepala perawat mengetahui niat Lina dan segera memberi informasi, "Dokter Jonathan memiliki wajah yang sangat tampan. Kalau aku memiliki anak perempuan, aku pasti akan memperkenalkan mereka."

Lina melihat Jonathan berjalan mendekat dan menyadari bahwa wajah pria itu jauh lebih tampan dari perkiraannya.

"Dokter Jonathan, perkenalkan Dokter Waluyo dari departemen obstetri dan ginekologi. Dia memiliki seorang putri yang sedang kuliah di fakultas ekonomi Universitas Garuda. Usia Lola beberapa tahun lebih muda dari Dokter." Kepala perawat menerima sinyal dari Lina dan segera memperkenalkan keduanya.

Jonathan menahan diri agar tidak menguap. Dia telah melakukan operasi sepanjang malam dan merasa lelah. Jika jadwal kerjanya sudah selesai, dia pasti segera pulang ke rumah agar tidak mendengarkan omong kosong ini.

Melihat reaksi Jonathan, kepala perawat dan Lina saling memandang. Orang-orang dari ibu kota memang percaya diri dan memiliki kemampuan untuk bersikap sombong.

"Dokter Waluyo," panggil seorang satpam.

"Apa tadi malam ada kerabat yang mencari Dokter? Mereka salah jalan dan datang ke IGD. Apakah mereka berhasil menemukan rumah Dokter?"

Lina merasa Esther telah mempermalukan dirinya, jadi dia tidak menjawab.

"Apa mungkin saya salah?" Satpam itu masih belum mau menyerah.

"Wanita paruh baya itu mengatakan putrinya akan mengikuti ujian nasional dan UMPTN. Jadi dia membawa putrinya untuk menemui dokter. Saya dengar sepupu Dokter memanggil putrinya dengan nama 'Rara'. Gadis itu menunggu di dekat pintu IGD." lanjut satpam itu.

'Apakah mereka sedang membicarakan gadis SMA semalam?' Jonathan yang sedang membaca laporan hasil tes medis salah seorang pasien segera memasang telinga. Dia menunjuk ke arah satpam menggunakan pena di tangannya, "Bapak bilang nama gadis itu Rara?"

"Dokter Widjaja juga melihat gadis itu?" tanya satpam dengan wajah terkejut.

"Ya. Ibunya memanggil gadis itu dengan nama Rara. Sebaiknya dokter bertanya pada Dokter Waluyo secara langsung." kata satpam itu.

Ketika Jonathan menoleh, jantung Lina seolah berhenti berdetak, "Aku tidak punya kerabat seperti itu. Jangan bicara sembarangan."

Lina terus menyangkal. Jonathan adalah dokter terkenal dari ibu kota. Dia ingin anak-anaknya menjalin hubungan baik dengan pria itu. Mana mungkin dia rela membantu sepupunya? Wanita paruh baya itu segera pergi ke kantornya sambil menghindari tatapan Jonathan. Dia bertekad tidak akan membiarkan Jonathan menjalin hubungan dengan Clara.

Kepala Jonathan menunduk, pena di tangannya tanpa sadar menulis nama peri kecil yang dia temui tadi malam 'Rara.' Dia menatap nama di atas kertas dengan wajah terkejut.