webnovel

Bab 033

Ditampar oleh Indah, Arya menatapnya dengan heran, sementara Dokter Cantik bertanya dengan terkejut "Kenapa kamu memukulnya?!"

Indah menatap tajam wanita berjubah dokter itu dan berkata, "Ada apa? Dia suami aku, dan kami masih berstatus suami-istri dan kamu hanyalah selingkuhannya!"

Seorang perawat datang saat itu, ingin bertemu dengan Dokter Cantik, dan teralihkan oleh drama yang terjadi di depan matanya.

Yang terpikir olehnya hanya Dokter Cantik Zakari, cucu dari dokter ternama di Kota Like Earth dan dokter tersohor rumah sakit, menjadi simpanan orang lain.

Arya mengerutkan keningnya, melihat kehadiran perawat. Dengan cepat dia menarik Indah ke samping dan berkata, "Cukup! jangan bicara omong kosong, tidak ada apa-apa antara Dokter Cantik dan aku!"

Indah melepaskan tangannya dengan sekuat tenaga. "Lepaskan tanganmu dariku! Apa yang akan kamu lakukan? Aku melihat semuanya!"

Adegan itu menarik perhatian beberapa perawat lagi.

Arya memahami keadaan akan menjadi lebih kacau jika dibiarkan. Dia menarik Indah di belakangnya, Arya menuju ke pintu keluar. "Maafkan saya, Dokter Cantik! Aku mengandalkan kamu untuk ibu aku! Istri aku pasti sudah percaya pada omong kosong ibu mertua aku yang psikopat. Aku mohon maaf!"

Arya mencoba untuk menjaga agar Dokter Cantik tidak terlihat buruk di depan orang-orang rumah sakit, dia menarik Indah pergi sampai mereka tiba di tangga yang sepi.

Arya baru saja akan menariknya pergi namun Indah melawan dan menggigit lengannya.

Arya hampir tidak bisa menahan rasa sakit gigitan Indah, namun ia berhasil menahan kekuatan dirinya, jika tidak gigi Indah akan kesakitan.

"Apa kamu tidak menyesal?!" Indah memekik, air mata mengalir di matanya.

Arya menatapnya dan tersenyum. "Akan menjadi lebih bermasalah jika aku menanggapi reaksi berlebihan itu! Apakah kamu masih peduli? Apa yang ibumu katakan? Apakah itu seperti, aku selingkuh dengan Dokter Cantik, dan kami saat ini tinggal bersama? Tentu saja, adikmu ada disana dan membuat semua lebih buruk! Jangan berpikir bahwa aku tidak tahu apa yang mereka katakan. Apa kamu mempercayai aku atau mereka?"

Indah melotot. "Tidak."

"Oh tidak, kupikir ibumu mengatakannya setiap hari?" Ucap Arya.

"Tapi… aku melihatnya dengan mataku sendiri!" jawab Indah.

Arya mengumpulkan keberaniannya dan dengan lembut memeluknya. "kamu salah. Aku meminta nasihat tentang beberapa teknik pijatan yang dapat digunakan pada ibu."

"Kamu yakin?" jawab Indah.

"Mengapa aku harus berbohong?"

"Baiklah, kalau begitu aku ingin kamu ikut makan siang denganku."

"Tentu saja, ratu aku tidak boleh kelaparan! Ayo pergi. Aku tahu restoran yang bagus di dekat sini."

Mereka masuk ke mobil Indah dan Arya mengemudi. Sekali lagi, Arya mengumpulkan keberaniannya dan dengan lembut meraih tangannya yang erat namun lembut. "Indah, kamu pasti lelah karena perjalanan bisnismu. Biarkan aku menjagamu mulai sekarang."

Ada rasa canggung untuk pasangan yang tidak begitu akrab selama ini.

Arya meletakkan tangannya di bahu Indah dan mendekatkan kepalanya...

Bunyi telepon berbunyi dan memecahkan kesunyian yang ada.

Seketika Indah kembali ke akal sehatnya, dan dengan cepat mendorongnya menjauh. "Hanya bicara dan tidak ada tindakan bukanlah jalannya. Mengapa kamu tidak menerima panggilan itu dulu?"

"Cantik Zakari," ditampilkan di ID penelepon.

Melihat itu, sikap Indah langsung menjadi dingin.

Arya ingin menerima telepon di luar mobil, tetapi itu akan membuatnya terlihat bersalah atas apa yang telah terjadi.

Dia menjelaskan, "Ini Dokter Cantik. Aku membutuhkan bantuannya untuk menyiapkan resep."

Dia seharusnya tidak menjelaskan, karena Indah dengan cepat menambahkan, "Apakah kamu akan menggunakan mode pengeras suara?"

"Kenapa tidak?"

"Halo, Dokter Cantik!" Arya menyapa Cantik setelah menerima panggilan dan mulai mengaktifkan mode pengeras suara.

Tanpa diduga, Cantik menjawab dengan suara yang sedikit genit, "Kenapa kamu memanggilku Dokter Cantik? Panggil saja aku Cantik sekarang karena kita sudah tidak di rumah sakit lagi."

Arya gemetar.

Dia memperhatikan aura pembunuh yang memancar dari Indah.

"Uhm, apakah ada yang ingin kamu bicarakan denganku?"

"Aku hanya ingin tahu… apakah kamu baik-baik saja?"

Arya menjawab, "Tentu saja! Jangan khawatir."

Cantik tersenyum. "Mantan istrimu cukup berkarakter, aku sedikit takut sekarang. Jadi, bagaimana antara kamu dan dia? Aku pikir kamu sudah bercerai, jadi mengapa dia masih ikut campur dalam urusan kamu?"

Itu adalah balon terakhir di tangan Indah yang pecah.

Dia menyambar telepon dan berteriak, "Dengar, aku bukan mantan istrinya! Kami tidak bercerai dan tidak akan pernah! Menyerahlah! Sebagai seorang dokter, tidakkah kamu malu menjadi simpanan dan menghancurkan pernikahan orang lain?"

Ketakutan terburuk Arya menjadi kenyataan.

Dia merasakan badai sedang terjadi.

Sebagai cucu dari dokter ternama di Kota Like Earth, dia lahir dengan sendok perak di mulutnya. Tumbuh dengan tutur kata yang lembut dan temperamen yang baik, gertakan Indah tidak menghentikannya untuk menyerang balik. "Apa kau tidak tahu kehidupan seperti apa yang Arya jalani di rumahmu? Karena kamu tidak dapat memenuhi tugas sebagai istri, mengapa kamu menyimpannya untuk diri sendiri? Kamu adalah wanita yang egois, dan kamu tidak pantas mendapatkannya!"

"Dan kamu layak?" Indah sangat marah.

"Tentu saja, sedikit lebih baik darimu!" Cantik membalas dengan arogan.

Arya kehabisan akal.

"Dokter Cantik, tolong hentikan! Anda tidak membawa apa-apa selain masalah bagi aku sekarang!"

Indah berteriak di telepon, "Tidak tahu malu!" Dan langsung menutup telepon.

Indah memandang Arya dengan penuh amarah dan melempar telepon ke arahnya. "Dan kamu bilang tidak ada apa-apa di antara kalian berdua? Katakan padaku, lalu apa barusan?"

Arya buru-buru menjelaskan, "Indah, ini tidak seperti yang kamu pikirkan. Dia tidak bermaksud apa apa, semua ini hanya ulah si Sri!"

"Sekarang, apakah kamu akan meninggalkan aku sendiri?!"

Indah menatapnya seolah-olah dia adalah mangsanya.

"Baik, aku akan pergi."

Arya bergegas keluar dari mobil.

Indah bergeser ke kursi pengemudi dan menginjak pedal gas. Mobil itu melaju kencang, meninggalkan jejak asap dan debu di belakang.

Di sisi lain, Cantik menyesali semua yang dia katakan melalui telepon. Itu adalah langkah terbodoh yang pernah dia lakukan!

"Bagaimana jika Arya mengira aku naksir dia?"

Beberapa saat kemudian, Arya menelepon.

Sambil menenangkan napasnya, dia menerima panggilan itu.

Arya tidak menyebutkan apa-apa tentang apa yang terjadi, hanya tentang resepnya.

Cantik berkata, "Resepnya sudah siap. Meskipun ada satu bahan yang tidak bisa aku pahami, ginseng liar. Kami tidak memilikinya di rumah sakit, bahkan di Klinik Sinar Bumi. Kecuali kamu menemukannya sendiri, atau kami menggantinya dengan ginseng biasa."

Arya menggeleng. "Itu tidak bisa dilakukan. Ini adalah bahan utama resep aku. Aku akan memikirkan cara untuk mendapatkannya. Jangan khawatir, terima kasih banyak, Dokter Cantik."

"Apakah aku merepotkanmu tadi?" tanya Cantik hati-hati.

"Iya. Aku hampir saja mendapatkan seorang wanita di tempat tidurku. Sekarang wanita itu sudah pergi, kamu harus mencarikannya untukku," jawab Arya.

"Kamu... aku tidak mau berbicara denganmu, dasar cabul."

'Beep… Beep...'

Panggilan berakhir.

Arya memandang ke langit dan menghela napas dalam-dalam.