Mursal tersenyum, melihat wajah calon istrinya yang terlihat menunduk sedikit. Tampak wajahnya cerah, tapi dia tak tahu sampai kapan. Karena Aini adalah orang yang mudah perasaan, bahkan hanya karena hal kecil.
"Assalamu'alaikum, aku terlambat yaa?"
Aini baik Mursal menatap arah suara, melihat siapa yang datang beserta seorang gadis bersamanya.
"Pak Rasyid?"
Mursal mengangguk santai, melihat temannya yang tampak bersalaman dulu dengan ayah ibu mereka, juga ayah ibu Aini yang baru datang dari kamar mandi.
"Siapa itu, Pak?"
"Adiknya." Mursal mengalihkan perhatian, melihat sebuah notifikasi dari laptopnya.
"Ohh ...." Aini mengangguk-angguk, seraya memainkan kukunya dan melihat bagaimana wajah adik gurunya itu.
Dukung penulis dan penerjemah favorit Anda di webnovel.com