"Jadi, berapa biaya gedung pernikahan kita?" tanya gadis itu dengan raut penuh tanya dan juga alisnya yang terangkat naik.
Mursal berdecak, lalu bersandar sambil menatapnya sebal. Gadis itu justru tak terusik sama sekali dengan aksinya. Aini tetap santai, menanti jawaban yang akan dia katakan.
Beberapa menit tak ada jawaban dari Mursal. Mereka hanya saling tatap dengan sorot yang berbeda-beda. Aini masih memandanginya, meskipun Mursal tak menggunakan raut wajah cerahnya. Bagaimanapun juga baginya, menjawab pertanyaan Aini akan rawan dan bisa saja menyebabkan gagal nikah. Dan itu sama sekali tak dia inginkan.
Aini masih memandanginya. "Pak? Saya bertanya lho. Bapak harus menjawab pertanyaan saya."
Mursal masih diam, tak merespons sama sekali. Baik dari raut wajah ataupun suaranya. Pria berpeci itu tak mengatakan apapun dan hanya diam menatap murid yang akan dia jadikan istri. Namun, dia lumayan menyebalkan.
Dukung penulis dan penerjemah favorit Anda di webnovel.com