webnovel

Arman Sang Penakluk

Bagaimana rasanya menyaksikan kematian gurumu di depan matamu? Itulah yang dirasakan Arman, seorang pemuda ras manusia yang hidup di keluarga sederhana. Suatu saat dirinya berguru pada seorang tetua, untuk menaklukan Kingdom lain dan menyatukan dunia! Namun...gurunya dibunuh? Kampung halamannya diserang? Arman yg berhasil bertahan hidup, kini hanya memiliki 1 tujuan. Membalaskan dendam gurunya! Dibantu oleh beberapa sahabatnya dari berbagai Ras serta kakaknya ridho, ia mencari kelompok badik merah yang dipimpin oleh seorang pejabat pemerintahan... Dapatkah Arman membalaskan kematian gurunya dan menjadi sang penakluk dunia penuh misteri ini? Siapakah dalang dibalik pembunuhan gurunya? Akankah Arman memilih balas dendam atau melupakannya? Petualangan penuh balas dendam, persahabatan antar Ras dan makna hidup... Baca hanya di "Arman Sang Penakluk" Saya akan selalu berusaha tiap hari untuk mengupdate ceritanya. Jangan lupa untuk selalu mendukung karya-karya lokal di webnovel. nb : mohon maaf jika dalam penulisan masih terdapat kekurangan, secara baru belajar dalam penulisan novel

Si_Koplak · Fantasi
Peringkat tidak cukup
402 Chs

Bab 56 - Latihan Dimulai

Paman Rasyid melihat mereka semua tertunduk ketakutan karena ditatap olehnya, kerena merasa kasihan terhadap mereka, paman Rasyid lantas mengucapkan sesuatu seraya menghela nafas yang panjang,

"Fiiiuuh,.!!! Sudahlah, kalian jangan seperti itu, ayo angkat kepala kalian,!!! ... Paman punya alasan tersendiri mengapa tidak memasarkan item ini, .... Lain waktu paman akan menjelaskan kepada kalian semua,!!!" ungkap paman Rasyid.

Paman Rasyid memang tidak berniat untuk melakukan hal itu, jika dia ingin menjadi kaya dengan teknik blacksmith miliknya, maka dia sudah kaya sejak lama, namun dia tidak melakukan hal itu, mengenai alasannya, hanya dialah yang tau sendiri.

Mereka semua kembali mengangkat kepala yang disertai dengan senyuman dari setiap orang, mereka bisa kembali tersenyum karena mengetahui bahwa paman Rasyid tidak marah, namun ini menjadi pelajaran buat mereka agar tidak sembarang bicara didepan orang lain.