webnovel

Arman Sang Penakluk

Bagaimana rasanya menyaksikan kematian gurumu di depan matamu? Itulah yang dirasakan Arman, seorang pemuda ras manusia yang hidup di keluarga sederhana. Suatu saat dirinya berguru pada seorang tetua, untuk menaklukan Kingdom lain dan menyatukan dunia! Namun...gurunya dibunuh? Kampung halamannya diserang? Arman yg berhasil bertahan hidup, kini hanya memiliki 1 tujuan. Membalaskan dendam gurunya! Dibantu oleh beberapa sahabatnya dari berbagai Ras serta kakaknya ridho, ia mencari kelompok badik merah yang dipimpin oleh seorang pejabat pemerintahan... Dapatkah Arman membalaskan kematian gurunya dan menjadi sang penakluk dunia penuh misteri ini? Siapakah dalang dibalik pembunuhan gurunya? Akankah Arman memilih balas dendam atau melupakannya? Petualangan penuh balas dendam, persahabatan antar Ras dan makna hidup... Baca hanya di "Arman Sang Penakluk" Saya akan selalu berusaha tiap hari untuk mengupdate ceritanya. Jangan lupa untuk selalu mendukung karya-karya lokal di webnovel. nb : mohon maaf jika dalam penulisan masih terdapat kekurangan, secara baru belajar dalam penulisan novel

Si_Koplak · Fantasi
Peringkat tidak cukup
402 Chs

Bab 150 - Memilih Quest

Mereka berenam lantas melanjutkan perbincangan di meja lobi sambil memesan makanan dan minuman, banyak petualang pria lainnya yang merasa iri dengan Arman, Ridho dan Irwan. Dimana mereka bisa duduk berdampingan bersama wanita cantik di kota Wonosari, terlebih lagi Arman yang duduk berdampingan bersama Dewi.

Meskipun mereka merasa iri, namun mereka tidak berani untuk mengungkapkan hal itu kepada Arman dan yang lainnya. Terlebih lagi kini mereka mengetahui bahwa Arman berada di peringkat A dan yang lainnya B.

-------

Ketika mereka selesai berbicara dan menyantap pesanan, mereka langsung menuju ke salah satu resepsionis Guild. Indah lantas menjelaskan kepada salah satu teman lamanya bahwa mereka adalah party New Riding yang baru saja menaklukkan Reruntuhan ruang bawah tanah. Resepsionis itu lantas memeriksa dokumen, dan begitu selesai, dia menyerahkan kepada Arman sebuah koin emas putih (1 emas putih = 10000 emas biasa).