Kecurigaan Irona terhadap Aksa semakin bertambah. Ketika laki-laki itu tengah membaca sebuah pesan di dalam ponselnya dengan ekspresi bahagia. Padahal seingat Irona dulu, tidak ada yang mampu membuat Aksa sebahagia ini selain membaca pesan darinya.
"Kami baca pesan dari siapa, sih?" tegur Irona. Ia tidak bisa lagi menahan rasa penasarannya hingga terlalu jauh.
Aksa sesegera mungkin memasukan kembali ponselnya saat melihat Irona memiringkan wajah, berniat untuk melihat isi pesan tersebut.
"Bukan dari siapa-sapa" jawab Aksa sebari mengusap puncak kepala Irona.
"Besok siang, kita langsung ke rumah Aksa, nih?" tanya Adara
"Iya. Kalo bisa, anak cewek dateng paling awal. Soalnya kita mau masak-masak" sahut Irona.
"Emang kalian bisa masak?" tanya Galih sangsi
"Irona bisa. Dia jago banget masa. Iya kan, Sayang?"
Irona hanya tersenyum kecil. Hatinya masih belum bisa tenang. Ia merasa kalau Aksa sedang menyembunyikan sesuatu darinya.
"Gue juga bisa, tapi masak telor ceplok"
Dukung penulis dan penerjemah favorit Anda di webnovel.com