"Naik."
"Gak!"
"Ayo naik, Arsena!"
Arsena menghentakkan kedua kakinya dan menoleh pada Arkala. Lelaki dengan motor Ninja warna merah itu berhenti tepat di sampingnya.
Sembari membujuk, Arkala memberi senyum paling manis serta puppy eyes yang menggemaskan.
"Maafin gue, ya. Gue nggak bermaksud bikin lo malu di depan Rangga," ucapnya, begitu tulus.
"Nope. Gue nggak mempermasalahkan hal itu, Kal. Tapi coba lo pikir, gimana rasanya diketawain sama mantan pacar sendiri, hah? Udah mah disakitin, terus diketawain juga." Gadis dengan kedua tangan melipat di depan dada itu mengerucutkan bibir sepanjang satu centi. Kejadian memalukan tadi membuat Arsena seperti tidak memiliki wajah dan enggan untuk bertemu orang-orang.
"Iya-iya gue minta maaf. Lagian kenapa lo malah lari, coba? Gue kan nggak bakal ngapa-ngapain lo."
Arsena membuka mulut dan mata lebar-lebar. Dia tidak menyangka, jika Arkala akan bersikap manupulatif seperti ini.
Dukung penulis dan penerjemah favorit Anda di webnovel.com